Proyek Tol Yogyakarta Bawen Dikebut, Ditargetkan Tersambung ke Tol Trans Jawa pada 2026

Selasa, 27 Mei 2025 | 11:35:33 WIB
Proyek Tol Yogyakarta Bawen Dikebut, Ditargetkan Tersambung ke Tol Trans Jawa pada 2026

JAKARTA - Pemerintah terus mempercepat pembangunan infrastruktur strategis demi memperkuat konektivitas antarwilayah di Pulau Jawa. Salah satu proyek prioritas nasional yang tengah dikebut adalah Jalan Tol Yogyakarta–Bawen. Jalan tol sepanjang 75,12 kilometer ini ditargetkan rampung dan mulai terhubung pada kuartal II tahun 2026, menjadi penghubung vital antara Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Provinsi Jawa Tengah.

Pembangunan jalan tol ini menjadi bagian penting dari integrasi sistem jaringan Tol Trans Jawa karena akan langsung terhubung dengan ruas tol Semarang–Solo di bagian utara. Dengan koneksi tersebut, kehadiran jalan tol Yogyakarta–Bawen diharapkan mampu mempercepat mobilitas orang dan barang sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah yang dilaluinya, termasuk kawasan pariwisata unggulan.

“Diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan konektivitas wilayah, khususnya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah,” ungkap salah satu pejabat.

Dibagi Menjadi Enam Seksi

Jalan Tol Yogyakarta–Bawen dibangun dalam enam seksi konstruksi dengan skema investasi Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang dijalankan oleh PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB), anak perusahaan dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Proyek ini mencakup dua wilayah administratif yakni Jawa Tengah sepanjang 66,32 km dan DIY sepanjang 8,80 km, dengan total nilai investasi mencapai Rp14 triliun.

Seksi 1: Sleman – Banyurejo (8,80 km)
Tahap pertama proyek ini menunjukkan kemajuan signifikan. Pembebasan lahan telah mencapai 96,73%, sedangkan konstruksinya sudah menyentuh 77,68%. Seksi ini ditargetkan tuntas pada kuartal II tahun 2026.

“Ditargetkan Seksi 1 konstruksinya rampung pada kuartal II tahun 2026,” jelas pejabat tersebut.

Seksi 2: Banyurejo – Borobudur (15,26 km)
Seksi ini menjadi salah satu jalur strategis karena mengarah langsung ke Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Candi Borobudur. Progres pembebasan lahannya telah mencapai 91,60%. Keberadaan seksi ini akan memperlancar akses wisatawan dari Yogyakarta menuju Borobudur tanpa harus melewati jalan arteri yang seringkali padat.

Seksi 3: Borobudur – Magelang (8,10 km)
Untuk seksi ketiga, progres pembebasan lahan mencapai 73,23%. Jalan tol ini akan mempercepat konektivitas dari Borobudur ke pusat Kota Magelang, sekaligus membuka peluang ekonomi baru di sepanjang jalur ini.

Seksi 4: Magelang – Temanggung (16,65 km)
Pembebasan lahan di ruas ini masih cukup rendah, baru sekitar 36,47%. Meski demikian, pemerintah terus melakukan percepatan dalam menyelesaikan persoalan administrasi pertanahan, termasuk dialog intensif dengan masyarakat setempat.

Seksi 5: Temanggung – Ambarawa (21,39 km)
Seksi ini menjadi salah satu tantangan tersendiri karena progres pembebasan lahannya baru 9,50%. Wilayah yang dilalui tergolong padat penduduk dan memiliki kontur geografis yang lebih menantang dibandingkan seksi sebelumnya.

Seksi 6: Ambarawa – Bawen (5,21 km)
Merupakan bagian akhir dari ruas Yogyakarta–Bawen, seksi ini telah menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Progres pembebasan lahannya mencapai 95,75%, sementara konstruksinya telah menyentuh 61,90%. Seksi ini menjadi penghubung langsung ke Jalan Tol Semarang–Solo, menjadikan akses transportasi dari Yogyakarta ke pantai utara Jawa semakin efisien.

Dorong Efisiensi Logistik dan Akses Pariwisata

Selain untuk mendukung konektivitas harian masyarakat, jalan tol ini juga diharapkan menjadi penggerak utama efisiensi logistik antara wilayah selatan dan utara Jawa Tengah serta DIY. Dengan kecepatan tempuh rata-rata lebih tinggi dibandingkan jalur non-tol, arus distribusi barang akan semakin lancar dan menekan biaya logistik yang selama ini menjadi salah satu kendala besar bagi pelaku industri dan UMKM di kawasan tengah-selatan Pulau Jawa.

Tak hanya itu, sektor pariwisata juga menjadi fokus utama dari proyek ini. Dengan dibangunnya jalan tol langsung menuju Borobudur, waktu tempuh dari Yogyakarta menuju situs warisan dunia UNESCO itu dipangkas secara signifikan. Hal ini akan menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung.

Komitmen Pemerintah dan Badan Usaha

Pemerintah melalui Kementerian PUPR bersama Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) terus berkomitmen untuk memastikan proyek berjalan sesuai target. PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB) sebagai Badan Usaha Jalan Tol yang bertanggung jawab atas konstruksi dan operasional juga mengupayakan percepatan pembangunan dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan, kualitas, dan kelestarian lingkungan.

Dalam pelaksanaannya, proyek ini juga melibatkan kolaborasi lintas sektor mulai dari pemerintah daerah, pemangku kepentingan lokal, hingga masyarakat. Langkah-langkah sosialisasi terus dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada warga mengenai manfaat jangka panjang dari proyek ini.

“Kami mengharapkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat agar pembangunan ini berjalan lancar dan selesai tepat waktu,” ujar pejabat yang menangani proyek tersebut.

Proyeksi Rampung dan Manfaat Jangka Panjang

Dengan ditargetkannya penyelesaian konstruksi Seksi 1 pada pertengahan 2026, diharapkan keseluruhan jalan tol dapat beroperasi penuh segera setelahnya. Proyek ini tidak hanya akan mempercepat waktu tempuh dan memangkas biaya perjalanan, tetapi juga menjadi penopang utama kawasan industri, logistik, dan pariwisata lintas provinsi.

Secara jangka panjang, kehadiran Jalan Tol Yogyakarta–Bawen akan mengubah wajah transportasi dan ekonomi regional. Aksesibilitas antarkota menjadi lebih baik, pemerataan pembangunan wilayah semakin nyata, dan potensi pertumbuhan ekonomi lokal akan meningkat pesat.

Pemerintah optimistis proyek infrastruktur ini akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Tengah dan Yogyakarta, sekaligus memperkuat daya saing nasional di sektor transportasi dan logistik.

Terkini