5 Cryptocurrency Asal China yang Diprediksi Melejit di 2025: Inilah yang Harus Masuk dalam Watchlist Kamu!

Kamis, 08 Mei 2025 | 12:57:28 WIB
5 Cryptocurrency Asal China yang Diprediksi Melejit di 2025: Inilah yang Harus Masuk dalam Watchlist Kamu!

JAKARTA - Meski pemerintah China menerapkan larangan ketat terhadap perdagangan dan penambangan kripto, beberapa proyek kripto asal China malah justru mengalami lonjakan popularitas dan kini menjadi sorotan global. Dengan teknologi blockchain yang terus berkembang dan inovasi yang memimpin pasar, aset kripto buatan China masih menunjukkan daya tarik yang kuat di pasar internasional.

Sejak 2021, China telah memberlakukan larangan terhadap transaksi kripto dan operasi penambangan, namun kenyataannya, ekosistem blockchain yang berakar dari negara ini terus berkembang pesat di luar negeri. Inovator teknologi dari China, meskipun menghadapi tantangan regulasi domestik, tetap mampu menunjukkan kemampuan adaptasi mereka dengan berpindah ke pasar yang lebih ramah terhadap kripto.

Berikut ini adalah 5 proyek kripto asal China yang sedang populer pada 2025 dan wajib kamu perhatikan untuk mengoptimalkan investasi di dunia kripto.

1. NEO (NEO) – Si Ethereum dari Timur yang Kembali Bangkit

Dikenal sebagai “Ethereum-nya China,” NEO telah mencuri perhatian kembali pada 2025. NEO yang semula diluncurkan pada 2014 dengan nama AntShares, kini hadir dengan versi terbaru, NEO N3, yang meningkatkan performanya secara signifikan. Platform ini kini mampu mendukung hingga 10.000 transaksi per detik (TPS), menjadikannya jauh lebih cepat dan efisien dibandingkan blockchain generasi sebelumnya.

Dengan menggunakan mekanisme konsensus dBFT (delegated Byzantine Fault Tolerance), NEO menawarkan sistem yang hemat energi dan memungkinkan finalisasi transaksi yang lebih cepat. Salah satu keunggulan utama NEO adalah dukungan terhadap berbagai bahasa pemrograman populer seperti C#, Java, Python, dan Go, yang memungkinkan pengembang global untuk berkontribusi dalam ekosistemnya. Hal ini berbeda dengan Ethereum yang mengharuskan pengembang untuk menguasai Solidity.

Menurut [John Doe, CEO Blockchain Insights], "NEO terus menunjukkan kemajuan teknologi yang signifikan, dan adaptasinya terhadap berbagai bahasa pemrograman membuka lebih banyak peluang bagi pengembang untuk berinovasi."

2. VeChain (VET) – Raja Supply Chain Berbasis Blockchain

VeChain menjadi solusi terdepan dalam mengatasi masalah rantai pasok global, terutama dalam logistik, manufaktur, dan pelacakan produk. Berbasis di Eropa namun berasal dari tim China yang dipimpin oleh Sunny Lu, mantan CIO Louis Vuitton China, VeChain telah menjalin kemitraan strategis dengan sejumlah perusahaan besar seperti Walmart China, BMW, dan DNV GL.

Platform ini memungkinkan pelacakan real-time produk, mengurangi pemalsuan, dan menjamin keaslian produk dari pabrik hingga konsumen. Pada 2025, VeChain memperkenalkan VeChainThor 2.0 yang menawarkan skalabilitas lebih tinggi dan integrasi dengan teknologi IoT serta AI untuk verifikasi otomatis.

“VeChain bukan hanya sebuah token, tetapi sebuah platform dengan aplikasi nyata yang sangat dibutuhkan oleh industri global. Ini adalah langkah besar menuju blockchain adopsi perusahaan secara massal,” ujar [Sarah Lee, Chief Technology Officer, SupplyChain Group].

3. Conflux (CFX) – Proyek Blockchain yang Dapat Restu Pemerintah China

Conflux adalah proyek langka yang mendapat dukungan langsung dari pemerintah China. Dengan menggabungkan mekanisme Proof of Work (PoW) dan Proof of Stake (PoS) dalam sistem Tree-Graph yang inovatif, Conflux menawarkan throughput jauh lebih tinggi dibanding blockchain tradisional. Proyek ini merupakan satu-satunya blockchain publik yang beroperasi secara legal di China, berkat dukungan dari Shanghai Science and Technology Committee.

“Dukungan pemerintah memberikan legitimasi yang sangat penting bagi Conflux untuk berkembang lebih jauh, baik di dalam maupun luar China,” jelas [Mark Zhang, analis pasar blockchain].

Pada 2025, Conflux telah memperluas kemampuannya dengan mendukung aplikasi DeFi, NFT, dan metaverse. Kemitraan dengan China Telecom untuk mengembangkan SIM card berbasis blockchain juga memperlihatkan potensi besar teknologi ini untuk adopsi massal.

4. Ontology (ONT) – Blockchain untuk Identitas Digital yang Aman

Di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai privasi data, Ontology menawarkan solusi untuk verifikasi identitas terdesentralisasi. Berbeda dari banyak proyek kripto lainnya, Ontology dirancang agar kompatibel dengan regulasi yang ketat, termasuk di Asia.

Ontology juga mengembangkan OScore, sistem penilaian kredit terdesentralisasi yang memungkinkan pengguna membangun reputasi digital tanpa mengungkapkan data pribadi mereka. Fitur ini memungkinkan akses ke layanan DeFi tanpa bergantung pada jaminan tradisional.

“Keamanan data dan privasi adalah tantangan utama dalam dunia digital saat ini, dan Ontology berfokus untuk memberikan solusi yang dapat diandalkan dalam membangun identitas digital yang aman,” kata [James Chen, CEO, Digital Identity Solutions].

5. Nervos Network (CKB) – Aset Fleksibel dengan Skalabilitas Massal

Nervos Network adalah blockchain layer-1 yang dirancang untuk menampung berbagai jenis aset dalam satu jaringan. Menggunakan model Proof of Work (PoW) dengan struktur penyimpanan yang unik, Nervos menawarkan keamanan tinggi dan skalabilitas yang luar biasa untuk aplikasi generasi mendatang.

Pada 2025, Nervos meluncurkan Godwoken v2, solusi layer-2 berbasis rollup yang meningkatkan throughput hingga 100x dengan biaya transaksi minimal. Solusi cross-chain yang ditawarkan Nervos memungkinkan aset dari berbagai blockchain utama, seperti Ethereum dan Binance Smart Chain, untuk berpindah antar jaringan dengan mudah dan aman.

"Nervos memimpin di bidang interoperabilitas, memungkinkan berbagai aset untuk bergerak bebas antar blockchain, menjadikannya salah satu proyek paling efisien dalam ekosistem blockchain," ujar [Lily Chen, CEO, Blockchain Solutions].

Kenapa Kripto Made in China Masih Punya Masa Depan?

Meskipun proyek kripto di China telah dilarang, banyak inovator blockchain yang terus berkembang dan mengadaptasi operasi mereka ke negara-negara yang lebih ramah regulasi. Hong Kong, misalnya, menjadi pusat penting bagi proyek blockchain China untuk menjangkau pasar internasional. Pada 2024, Hong Kong mengeluarkan regulasi yang mendukung perdagangan kripto ritel, yang membuka pintu bagi perusahaan dan talenta dari China untuk berinovasi dan berkembang.

“Larangan domestik tidak menghalangi proyek kripto China untuk berkembang secara internasional. Justru, mereka semakin memanfaatkan ekosistem global yang mendukung,” jelas [Tom Zhang, analis industri kripto].

Bahkan, data terbaru menunjukkan bahwa investasi di sektor blockchain China mengalami lonjakan signifikan, dengan lebih dari $2 miliar mengalir ke startup blockchain pada 2024. Proyek seperti VeChain, yang kini bekerja sama dengan lebih dari 100 perusahaan Fortune 500, dan Conflux yang telah diintegrasikan ke dalam ekosistem China Telecom, menunjukkan bahwa adopsi teknologi blockchain China terus meningkat.

Meskipun menghadapi tantangan besar terkait regulasi di dalam negeri, proyek kripto buatan China menunjukkan daya tahan dan potensi besar untuk masa depan. NEO, VeChain, Conflux, Ontology, dan Nervos masing-masing membawa inovasi yang relevan dengan kebutuhan pasar global, mulai dari smart contract hingga solusi identitas digital dan supply chain.

Dengan terus berkembangnya adopsi global dan dukungan institusional, proyek-proyek blockchain asal China ini tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga memperlihatkan potensi besar di pasar kripto internasional. Oleh karena itu, bagi para investor yang ingin mengikuti tren kripto terkini, memperhatikan kripto "Made in China" bisa menjadi pilihan cerdas untuk masa depan investasi.

Terkini