AI Hadir di Rumah Sakit Bagaimana Nasib Dokter di Era Digital

Selasa, 25 Maret 2025 | 17:21:47 WIB
AI Hadir di Rumah Sakit Bagaimana Nasib Dokter di Era Digital

JAKARTA - Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) kini semakin merambah ke berbagai sektor, termasuk industri kesehatan di Indonesia. Rumah sakit mulai mengadopsi teknologi AI untuk meningkatkan efisiensi operasional, mempercepat proses perawatan pasien, dan meningkatkan akurasi diagnosa. Namun, muncul pertanyaan besar di kalangan tenaga medis: apakah kehadiran AI akan mengancam pekerjaan dokter atau justru membantu mereka dalam menjalankan tugas?

Salah satu rumah sakit yang terdepan dalam menerapkan AI adalah EMC Healthcare. Baru-baru ini, EMC mengumumkan kerjasama strategis dengan InterSystems, perusahaan penyedia teknologi data kreatif, untuk mengadopsi sistem rekam medis elektronik (EHR) generasi terbaru, yakni InterSystems IntelliCare. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperbarui sistem perawatan pasien dengan mengintegrasikan teknologi AI yang lebih canggih.

"Adopsi InterSystems IntelliCare ini bukan hanya sekedar peningkatan teknologi, tetapi juga memungkinkan perubahan mendasar dalam cara kami memberikan layanan kesehatan. Dengan menggunakan teknologi ini, kami berharap dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi kesalahan, dan pada akhirnya meningkatkan perawatan pasien di seluruh fasilitas kami. Kami melihat ini sebagai game changer yang akan memberikan dampak positif baik bagi pasien maupun penyedia layanan kesehatan," ujar Presiden Direktur EMC Group, Jusup Halimi, dalam media gathering di Rumah Sakit EMC Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten.

Penting untuk dicatat bahwa penggunaan teknologi AI di dunia medis bukanlah hal baru, namun langkah EMC Healthcare ini menunjukkan komitmen serius untuk mengintegrasikan teknologi canggih ke dalam layanan kesehatannya. Inovasi ini juga bertujuan untuk mempercepat transisi dari penggunaan catatan medis berbasis kertas menuju solusi berbasis AI yang lebih efisien.

Menurut Jusup, perubahan ini diharapkan akan memberikan manfaat besar dalam jangka panjang, tidak hanya bagi rumah sakit dan tenaga medis, tetapi juga bagi pasien. Dengan teknologi yang lebih maju, diharapkan para dokter dapat mengurangi waktu yang mereka habiskan untuk tugas administratif, serta lebih fokus pada perawatan langsung kepada pasien. AI juga diharapkan dapat membantu para dokter dalam pengambilan keputusan klinis yang lebih tepat, berkat kemampuan analitik yang dapat memprediksi masalah kesehatan, mendeteksi anomali, dan mempersonalisasi perawatan.

"AI adalah perubahan besar dalam teknologi kesehatan. Dengan fungsionalitas AI yang canggih dan puluhan tahun keandalan yang terbukti, InterSystems IntelliCare adalah pilihan yang jelas untuk memberikan solusi paling canggih bagi rumah sakit kami," tambah Jusup.

Salah satu fitur utama dari teknologi InterSystems IntelliCare adalah kemampuannya untuk menghemat waktu yang biasanya dihabiskan oleh dokter untuk mencari informasi dalam rekam medis elektronik. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Informatika Medis EMC, dr. Bella Desra Andae, yang menjelaskan bahwa dengan menggunakan sistem ini, dokter dapat lebih fokus pada pasien dan mengurangi waktu yang terbuang untuk melakukan pencarian informasi medis.

"Pada umumnya, sebelum teknologi baru ini hadir, dokter membutuhkan waktu sekitar lima hingga sepuluh menit di depan layar komputer untuk mencari rekam medis, diagnosa sebelumnya, hingga mengetikkan resep obat. Dengan adanya InterSystems IntelliCare, waktu tersebut bisa lebih efisien, memungkinkan dokter untuk lebih fokus pada pasien dan berkomunikasi lebih baik. Hasilnya, kepercayaan pasien pun meningkat karena mereka merasa lebih diperhatikan," kata dr. Bella.

Meskipun beberapa pihak mungkin khawatir dengan kemungkinan tergerusnya peran dokter akibat hadirnya teknologi ini, kenyataannya teknologi AI justru memperkuat posisi dokter sebagai garda terdepan dalam perawatan kesehatan. AI berfungsi sebagai alat bantu yang mempercepat proses, memberikan analisis lebih mendalam, serta mengurangi beban administratif yang selama ini menjadi tantangan besar di dunia medis. Dengan demikian, dokter dapat lebih banyak berfokus pada interaksi langsung dengan pasien, yang merupakan aspek kunci dalam memberikan perawatan yang berkualitas.

Tidak hanya bagi dokter, inovasi teknologi ini juga akan memberikan manfaat besar bagi pasien. Dengan analitik berbasis AI, rumah sakit dapat lebih cepat mengidentifikasi potensi risiko kesehatan, serta memberikan rekomendasi perawatan yang lebih tepat dan terpersonalisasi. Hal ini tentunya akan mengarah pada peningkatan kualitas hidup pasien secara keseluruhan.

Seiring berjalannya waktu, kita dapat menyaksikan bagaimana teknologi semakin menyatu dengan dunia medis. Meskipun peran dokter tetap sangat penting, AI kini menjadi mitra yang memungkinkan mereka bekerja dengan lebih efektif dan efisien. Dengan demikian, kehadiran AI di rumah sakit bukanlah ancaman, tetapi justru sebuah kemajuan yang membawa manfaat bagi semua pihak yang terlibat, baik pasien maupun tenaga medis.

Inovasi semacam ini menandakan bahwa masa depan pelayanan kesehatan di Indonesia akan semakin bergantung pada kemampuan teknologi untuk mempermudah dan meningkatkan kualitas perawatan. Dalam lima tahun ke depan, teknologi seperti InterSystems IntelliCare mungkin akan menjadi standar di banyak rumah sakit, membantu mempercepat revolusi digital dalam sistem kesehatan Tanah Air.

Terkini