OJK Dorong Penguatan Peran Perbankan Daerah untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Selasa, 25 Maret 2025 | 20:54:54 WIB
OJK Dorong Penguatan Peran Perbankan Daerah untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

JAKARTA  – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memperkuat komitmennya dalam pengembangan perbankan daerah, termasuk perbankan syariah, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dalam acara Dialog Bersama Industri Perbankan di wilayah Solo Raya yang digelar di Kantor OJK Solo.

Dalam kesempatan tersebut, Dian menekankan bahwa perbankan daerah memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung ekonomi di tingkat lokal maupun nasional. Oleh karena itu, OJK mendorong agar perbankan daerah dapat memperkuat kinerjanya dan lebih berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah masing-masing.

“Perbankan daerah perlu meningkatkan kinerja dan kontribusinya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah masing-masing, sehingga secara agregat akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkap Dian Ediana Rae dalam sambutannya.

OJK, lanjut Dian, memiliki peran strategis dalam membantu pengembangan ekonomi daerah, melalui penciptaan serta pengembangan sumber-sumber ekonomi baru yang potensial. Sebagai langkah konkret, OJK telah menerbitkan dua roadmap strategis yang akan menjadi panduan bagi penguatan sektor perbankan daerah dalam beberapa tahun ke depan. Kedua roadmap tersebut adalah Roadmap Penguatan Bank Pembangunan Daerah 2024-2027 dan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Industri BPR/BPRS 2024-2027.

"Roadmap ini bertujuan untuk memperkuat sektor perbankan daerah agar dapat lebih optimal dalam mendukung perekonomian daerah, serta menciptakan lebih banyak peluang usaha yang dapat berkontribusi pada perekonomian nasional," kata Dian.

Proyeksi Positif untuk Pertumbuhan Kredit 2025

Pada pertemuan yang sama, OJK juga memproyeksikan adanya pertumbuhan positif pada sektor perbankan di tahun 2025. Berdasarkan analisis yang disampaikan dalam Pertemuan Industri Tahunan Jasa Keuangan 2025, OJK memperkirakan bahwa pertumbuhan kredit perbankan pada tahun 2025 akan berada pada kisaran 9-11 persen, didukung oleh peningkatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diprediksi tumbuh sekitar 6-8 persen.

Proyeksi ini mencerminkan optimisme yang cukup tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional meskipun ada ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik yang terus berlanjut. "Meskipun ada tantangan eksternal, OJK melihat prospek yang positif bagi sektor perbankan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," kata Dian.

Stabilitas Industri Perbankan Nasional

Menurut data terbaru dari OJK, industri perbankan nasional menunjukkan kinerja yang stabil meskipun ada ketidakpastian global. Hingga Januari 2025, total aset Bank Umum tercatat tumbuh 6,34 persen (yoy), mencapai Rp12.410,7 triliun. Pertumbuhan kredit tercatat sebesar 10,27 persen (yoy), menjadi Rp7.782,2 triliun, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami peningkatan 5,51 persen (yoy), mencapai Rp8.879,3 triliun.

Di sisi lain, sektor perbankan syariah juga menunjukkan perkembangan yang positif. Total aset perbankan syariah tumbuh 9,17 persen (yoy), mencapai Rp948,2 triliun, dengan market share sebesar 7,5 persen. Pembiayaan yang disalurkan oleh bank-bank syariah meningkat 9,77 persen (yoy), menjadi Rp639,1 triliun, sementara DPK meningkat 9,85 persen (yoy), mencapai Rp737,4 triliun.

Sementara itu, industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) juga menunjukkan kinerja yang stabil. Kredit dan pembiayaan yang disalurkan oleh BPR/BPRS tumbuh 5,41 persen (yoy), mencapai Rp166,4 triliun, sementara DPK naik 8,70 persen (yoy), menjadi Rp166,5 triliun per Desember 2024.

Kinerja Perbankan Solo Raya

Secara regional, wilayah Solo Raya juga menunjukkan kinerja positif meskipun ada tantangan yang harus dihadapi. Total aset perbankan di wilayah Solo Raya tercatat tumbuh 2,29 persen (yoy), mencapai Rp119,53 triliun. Namun, di sisi lain, penyaluran kredit dan pembiayaan mengalami kontraksi sebesar -2,64 persen (yoy), menjadi Rp103,6 triliun. Meskipun demikian, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) di wilayah ini mencatatkan kenaikan 3,1 persen (yoy), mencapai Rp97,8 triliun. Hal ini menunjukkan adanya potensi pemulihan pembiayaan yang optimis, meskipun tantangan likuiditas tetap ada.

Penekanan OJK terhadap Penguatan Perbankan Daerah

Dian Ediana Rae kembali menegaskan bahwa penguatan peran perbankan daerah sangat penting, tidak hanya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, tetapi juga untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional secara keseluruhan. Untuk itu, OJK akan terus berkolaborasi dengan bank-bank daerah, BPR, dan BPRS untuk memastikan bahwa sektor perbankan mampu beradaptasi dengan dinamika ekonomi yang terus berubah.

“Penguatan peran perbankan daerah sangat penting dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan berkelanjutan, serta mendukung penciptaan peluang-peluang baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Dian menutup penjelasannya.

Dengan langkah strategis yang terus diperkuat oleh OJK, perbankan daerah diharapkan dapat semakin optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, tidak hanya untuk daerah masing-masing tetapi juga untuk pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan.

Terkini