JAKARTA - Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) resmi mendapatkan status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, menjadikannya pusat investasi baru yang siap menarik perhatian pelaku industri global. Status ini ditetapkan setelah Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menandatangani Peraturan Pemerintah pada 20 Maret 2025, sebagai bagian dari komitmen pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis industri berkelanjutan.
Dengan luas mencapai 2.886,7 hektare dari total rencana pengembangan 4.300 hektare, KEK Industropolis Batang menjadi KEK terbesar yang dimiliki oleh BUMN serta satu-satunya kawasan industri di Indonesia yang menggabungkan tiga sektor utama, yaitu Industri dan Pengolahan, Logistik dan Distribusi, serta Pariwisata.
Direktur Utama PT KITB, Ngurah Wirawan, menegaskan bahwa dengan status KEK, kawasan ini menawarkan berbagai insentif fiskal dan non-fiskal, mulai dari pengurangan pajak, kemudahan perizinan, hingga ekosistem bisnis yang lebih kompetitif.
“Dengan regulasi yang lebih fleksibel, KEK ini memastikan percepatan perizinan dan operasional bisnis yang lebih efisien. Investor akan mendapatkan kepastian bisnis yang lebih baik serta akses langsung ke infrastruktur kelas dunia,” ujar Ngurah.
Lokasi Strategis, Akses Mudah ke Jalur Perdagangan Nasional dan Global
Keunggulan utama KEK Industropolis Batang adalah lokasinya yang sangat strategis. Berada tepat di KM 371 Tol Trans Jawa, kawasan ini memiliki akses langsung ke Gerbang Tol KIT Batang, serta berada di titik nol Kilometer ke Jalur Pantura dan Pelabuhan.
Selain itu, KEK ini hanya berjarak 45 menit dari Bandara Ahmad Yani Semarang, menjadikannya satu-satunya kawasan industri di Indonesia yang memiliki akses tol langsung dengan pemandangan laut. Dikelilingi oleh pegunungan dan lautan, kawasan ini tidak hanya menjadi pusat industri tetapi juga menawarkan lanskap alami yang indah.
“Kami mengembangkan KEK ini dengan konsep Smart and Sustainable, menggabungkan teknologi modern dengan kelestarian lingkungan. Dengan lokasi premium serta desain yang ramah lingkungan, KEK Industropolis Batang siap menjadi hub industri masa depan,” tambah Ngurah.
Tiga Pilar Ekonomi: Industri, Logistik, dan Pariwisata
KEK Industropolis Batang dikembangkan sebagai kawasan ekonomi yang memiliki tiga sektor utama, yaitu:
1. Sektor Industri dan Pengolahan
Sebagai pusat industri baru, KEK ini menjadi rumah bagi manufaktur berteknologi tinggi, termasuk sektor otomotif, elektronik, petrokimia, tekstil, serta makanan dan minuman. Industri di kawasan ini akan berorientasi pada peningkatan nilai tambah bahan baku lokal, sehingga meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.
2. Sektor Logistik dan Distribusi
Dengan fasilitas logistik terintegrasi, KEK ini akan menjadi simpul perdagangan global yang menghubungkan pelabuhan, gudang berikat, dan pusat distribusi modern. Infrastruktur ini memungkinkan pergerakan barang yang lebih cepat dan efisien, mendukung industri ekspor-impor yang terus berkembang.
3. Sektor Pariwisata dan Ekowisata
Selain menjadi kawasan industri, KEK Industropolis Batang juga dikembangkan sebagai destinasi wisata industri dan ekowisata berkelas dunia. Konsep ini memungkinkan wisatawan melihat langsung proses industri modern, sekaligus menikmati keindahan alam sekitar yang terjaga.
“Kami ingin menciptakan kawasan industri yang tidak hanya menjadi pusat manufaktur, tetapi juga menarik bagi wisatawan dan komunitas bisnis. Inilah yang membuat KEK Industropolis Batang berbeda dari kawasan industri lainnya di Indonesia,” ujar Ngurah.
Investasi Meningkat Pesat, Ribuan Lapangan Kerja Tercipta
Sejak pengembangan awal, KEK Industropolis Batang telah menarik investasi besar dengan total nilai mencapai Rp17,95 triliun. Hingga saat ini, 7 tenant telah beroperasi, menciptakan 7.008 lapangan kerja, dengan 80% tenaga kerja berasal dari Kabupaten Batang.
Dengan status KEK yang baru, kawasan ini diproyeksikan akan menarik tambahan investasi senilai Rp75,8 triliun serta membuka 58.145 lapangan kerja baru. Saat mencapai kapasitas operasional penuh, KEK ini berpotensi menyerap hingga 250.000 tenaga kerja, menjadikannya sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi terbesar di Indonesia.
“Kami optimistis bahwa KEK Industropolis Batang akan menjadi magnet investasi global. Dengan semakin banyaknya industri yang masuk, akan semakin banyak pula lapangan kerja yang tercipta bagi masyarakat sekitar,” tegas Ngurah.
Dukungan Infrastruktur dan Ekosistem Industri Berkelanjutan
Untuk memastikan kelangsungan investasi, KEK Industropolis Batang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, seperti:
-Jaringan listrik dan energi hijau, mendukung industri ramah lingkungan
-Sistem pengelolaan air bersih dan limbah modern, sesuai standar industri internasional
-Zona industri hijau, dengan ruang terbuka hijau dan tata kota yang berkelanjutan
-Konektivitas digital berbasis smart technology, mempermudah operasional industri
Dengan pendekatan ini, KEK Industropolis Batang tidak hanya menjadi pusat industri, tetapi juga bagian dari transformasi ekonomi hijau yang lebih ramah lingkungan.
Sebagai kawasan industri terbesar milik BUMN dengan status KEK, KEK Industropolis Batang menawarkan peluang investasi yang luar biasa bagi pelaku industri global. Dengan insentif fiskal, infrastruktur modern, lokasi strategis, serta pendekatan berkelanjutan, kawasan ini siap menjadi hub industri masa depan di Indonesia.
“Dengan status KEK, kami semakin optimis bahwa KEK Industropolis Batang akan menjadi magnet investasi yang kuat, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkas Ngurah Wirawan.
Diharapkan dengan kehadiran KEK ini, Indonesia semakin kompetitif dalam menarik investasi asing dan menciptakan ekosistem industri yang lebih maju, efisien, dan ramah lingkungan.