JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) semakin mengukuhkan posisinya sebagai bank pembayar zakat terbesar di Indonesia dengan kontribusi signifikan dalam pengumpulan dan penyaluran dana zakat nasional. Sejak berdiri pada tahun 2021, BSI telah menyalurkan zakat senilai Rp 787,5 miliar kepada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), dengan tren kenaikan setiap tahunnya.
Pada tahun 2021, zakat yang disalurkan BSI mencapai Rp 123,17 miliar, meningkat menjadi Rp 173,06 miliar pada 2022. Tren pertumbuhan ini terus berlanjut dengan penyaluran Rp 222,77 miliar pada 2023 dan meningkat signifikan menjadi Rp 268,5 miliar pada 2024. Jumlah ini berkontribusi lebih dari 50% terhadap target pengumpulan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) yang ditetapkan BAZNAS untuk Ramadan 2025/1446 H.
Tahun ini, BAZNAS menargetkan penghimpunan ZIS sebesar Rp 509,5 miliar, meningkat 18,4% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 430 miliar. Dengan pencapaian ini, BSI tak hanya menjadi bank syariah terbesar, tetapi juga bank yang paling aktif dalam mendukung pengelolaan zakat nasional.
Penyerahan Zakat BSI Disaksikan Presiden Prabowo
Penyerahan zakat BSI dilakukan secara simbolis oleh Plt Direktur Utama BSI, Bob T Ananta, kepada Ketua BAZNAS, KH Noor Achmad, dalam sebuah acara yang disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Dalam kesempatan tersebut, Bob menegaskan komitmen BSI dalam menyalurkan 2,5% zakat dari laba operasional, termasuk zakat karyawan, sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Selain itu, BSI juga menyediakan berbagai platform pembayaran zakat digital, seperti BYOND by BSI, guna memudahkan nasabah dalam menunaikan kewajibannya.
"Alhamdulillah, peningkatan zakat sejalan dengan pertumbuhan laba bersih perusahaan yang solid. Karena laba tumbuh double digit, maka pembayaran zakat pun meningkat," ungkap Bob.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto dalam sambutannya menegaskan bahwa zakat merupakan salah satu bentuk rasa syukur yang memiliki dampak besar dalam mengurangi ketimpangan sosial.
"Zakat memiliki potensi besar dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem di Indonesia. Saat ini, potensi zakat nasional mencapai Rp 327 triliun, namun realisasi penerimaan zakat baru sekitar Rp 41 triliun. Oleh karena itu, optimalisasi pengelolaan zakat harus terus ditingkatkan," ujar Prabowo.
Jumlah Muzaki Terus Bertambah, Kesadaran Masyarakat Meningkat
Ketua BAZNAS, KH Noor Achmad, mengapresiasi komitmen BSI dalam mendukung penghimpunan dan penyaluran zakat nasional. Ia menyoroti bahwa pembayaran zakat secara simbolis di Istana Negara turut mendorong peningkatan kesadaran masyarakat dalam menunaikan zakat.
"Alhamdulillah, jumlah muzaki terus meningkat. Pada 2023 jumlahnya mencapai 27 juta orang, dan bertambah menjadi 28,1 juta orang pada 2024. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kepedulian tinggi untuk berbagi dengan sesama," jelas Noor Achmad.
Dana zakat yang dihimpun oleh BAZNAS disalurkan ke berbagai sektor strategis, termasuk:
-Ekonomi: Memberdayakan usaha mikro dan kecil berbasis syariah
-Kesehatan: Pembiayaan layanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu
-Pendidikan: Beasiswa bagi siswa kurang mampu hingga program pendidikan keagamaan
Noor Achmad menegaskan bahwa potensi zakat nasional harus terus dioptimalkan melalui berbagai lembaga dan perusahaan negara, termasuk bank-bank syariah seperti BSI.
BSI Perkuat Digitalisasi Pembayaran Zakat
Selain menyalurkan zakat dalam jumlah besar, BSI juga mengembangkan ekosistem pembayaran zakat digital melalui layanan perbankan elektroniknya. Hingga 19 Maret 2025, zakat yang dihimpun melalui kanal digital BSI mencapai Rp 11,87 miliar year to date.
Melalui platform BYOND by BSI, masyarakat kini bisa membayar zakat dengan lebih mudah, termasuk zakat fitrah selama Ramadan. BSI juga telah bekerja sama dengan berbagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) nasional, di antaranya:
-BAZNAS
-BSI Maslahat
-Dompet Dhuafa
-Rumah Zakat
-Rumah Yatim
-DT Peduli
-18 LAZ nasional lainnya
Kolaborasi ini semakin memperluas jangkauan distribusi zakat kepada penerima manfaat, memastikan dana yang terkumpul dapat memberikan dampak yang lebih luas bagi masyarakat.
Dampak Besar BSI dalam Pengelolaan Zakat Nasional
Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI terus memainkan peran strategis dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Dengan dukungan teknologi digital, jaringan luas, serta kerja sama dengan berbagai lembaga amil zakat, BSI tidak hanya menjadi bank dengan kontribusi zakat terbesar, tetapi juga penggerak utama dalam ekosistem zakat nasional.
Noor Achmad menambahkan bahwa peran bank syariah dalam zakat tidak hanya sebagai pengumpul dana, tetapi juga sebagai penyedia layanan keuangan yang mendukung pengelolaan zakat secara lebih transparan dan efisien.
"Kami mengapresiasi kontribusi besar BSI dalam penghimpunan dan penyaluran zakat. Dengan dukungan bank-bank syariah seperti BSI, kami optimistis potensi zakat nasional dapat terus meningkat," ujar Noor Achmad.
Dengan pencapaian zakat yang terus meningkat setiap tahunnya, BSI telah membuktikan perannya sebagai bank syariah yang tidak hanya fokus pada bisnis, tetapi juga memiliki komitmen tinggi dalam mendukung kesejahteraan masyarakat melalui zakat.
Melalui berbagai inisiatif, mulai dari penyaluran dana zakat yang transparan, optimalisasi kanal digital, hingga kolaborasi dengan berbagai lembaga amil zakat, BSI telah menjadi contoh bagaimana perbankan syariah dapat berkontribusi secara nyata dalam pembangunan ekonomi berbasis inklusif dan keadilan sosial.
"Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam membayar zakat, serta dukungan dari lembaga keuangan seperti BSI, kita dapat memaksimalkan potensi zakat untuk membangun kesejahteraan yang lebih merata," tutup Noor Achmad.
Dengan pencapaian ini, BSI tidak hanya menjadi bank syariah terbesar, tetapi juga institusi keuangan yang berperan besar dalam mendorong zakat sebagai instrumen pengentasan kemiskinan di Indonesia.