JAKARTA - Warga Perumahan King Adam, yang terletak di Kelurahan Watulondo, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, kembali dihantui rasa cemas akibat ancaman jebolnya tanggul penahan di kawasan BTN Madinah. Meskipun sudah dilakukan beberapa kali perbaikan, kondisi tanggul yang berada di area perumahan tersebut masih sangat mengkhawatirkan karena perbaikannya dinilai hanya bersifat tambal sulam.
Keadaan ini bukanlah persoalan baru bagi warga sekitar. Tanggul tersebut sudah beberapa kali mengalami kerusakan serius, dan meskipun pihak terkait telah melakukan perbaikan, masalah utama belum terselesaikan. Lokasi Perumahan King Adam yang berada di posisi lebih rendah dari BTN Madinah membuat warga setempat berada dalam kondisi waswas setiap kali hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Jamil, salah satu warga Perumahan King Adam, mengungkapkan kekhawatirannya secara langsung. Ia menilai upaya perbaikan yang dilakukan selama ini belum mampu memberikan rasa aman bagi warga. "Perbaikan yang dilakukan selalu bersifat tambal sulam. Tanggul terus jebol, sehingga dibutuhkan solusi yang lebih permanen karena sangat membahayakan rumah-rumah warga," ujar Jamil.
Ancaman Nyata Bagi Keselamatan Warga
Menurut pengamatan warga, kerusakan tanggul BTN Madinah terjadi bukan hanya karena faktor usia konstruksi, tetapi juga karena intensitas curah hujan yang tinggi belakangan ini. Air yang meluap dari tanggul tidak mampu dibendung secara maksimal, sehingga ketika terjadi hujan lebat, tekanan air membuat struktur tanggul yang rapuh tersebut kembali rusak.
Selain itu, warga juga menyoroti minimnya langkah antisipatif dari pihak terkait untuk melakukan perbaikan yang komprehensif. Selama ini, setiap kali tanggul mengalami kebocoran atau jebol, pihak pengelola atau pemerintah hanya melakukan penanganan sementara dengan menutup bagian yang rusak tanpa memperkuat keseluruhan struktur tanggul.
“Sudah berkali-kali kami menyampaikan keluhan ini. Setiap ada kerusakan, hanya ditambal bagian yang bocor, padahal kekuatan tanggul secara keseluruhan sudah menurun. Kalau dibiarkan, ini bisa memicu bencana yang lebih besar," lanjut Jamil, dengan nada prihatin.
Dampak Langsung ke Perumahan King Adam
Ancaman jebolnya tanggul BTN Madinah bukan sekadar kekhawatiran tanpa dasar. Jika tanggul benar-benar roboh, maka banjir besar dipastikan akan merendam Perumahan King Adam yang berada di bawah elevasi BTN Madinah. Dalam beberapa kejadian sebelumnya, air sudah sempat meluap hingga mendekati kawasan permukiman warga.
Warga menyebut, setiap musim hujan datang, mereka harus berjaga-jaga sepanjang malam untuk memantau kondisi tanggul. Sebagian warga bahkan telah menyiapkan langkah darurat seperti memindahkan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi dan merancang jalur evakuasi cepat jika situasi semakin memburuk.
“Begitu hujan deras, kami tidak bisa tidur nyenyak. Kami harus terus mengawasi tanggul karena khawatir tiba-tiba jebol. Kami ini hidup dalam kekhawatiran setiap hari,” keluh salah satu warga lainnya, yang memilih tidak disebutkan namanya.
Seruan Warga: Perbaikan Menyeluruh Bukan Tambal Sulam
Desakan warga agar dilakukan perbaikan menyeluruh semakin menguat. Mereka berharap pemerintah kota maupun dinas terkait dapat melakukan kajian teknis dan mengambil langkah strategis untuk membangun tanggul yang lebih kuat dan tahan lama.
Warga menilai, perbaikan struktural menyeluruh harus mencakup penguatan dasar tanggul, peninggian elevasi untuk menahan volume air yang lebih besar, serta perbaikan sistem drainase di sekitar kawasan BTN Madinah dan Perumahan King Adam.
“Kami tidak menolak pembangunan perumahan di sekitar sini. Tapi, kalau tanggulnya rapuh dan dibiarkan seperti ini, jelas kami yang jadi korban. Harus ada tindakan tegas dan serius dari pemerintah,” tegas Jamil, mencerminkan aspirasi mayoritas warga setempat.
Pemerintah Diharapkan Ambil Tindakan Cepat
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pemerintah Kota Kendari atau instansi terkait mengenai rencana penanganan jangka panjang terhadap tanggul BTN Madinah. Namun, warga berharap pemerintah segera turun tangan sebelum terjadi bencana yang merugikan banyak pihak.
Para pakar kebencanaan menyatakan bahwa tanggul penahan air seperti di BTN Madinah seharusnya dirancang untuk mampu menahan debit air tinggi selama musim hujan, terutama dengan mempertimbangkan perubahan iklim yang menyebabkan curah hujan semakin tidak menentu.
“Dalam situasi seperti ini, sangat penting untuk melakukan audit teknis terhadap kondisi tanggul. Jika memang sudah tidak layak, sebaiknya segera dibangun ulang dengan konstruksi yang lebih modern dan tahan lama,” ujar seorang pakar infrastruktur yang dihubungi secara terpisah.
Ancaman Bencana yang Bisa Dicegah
Fenomena tanggul jebol bukanlah hal baru di berbagai daerah di Indonesia, namun yang membedakan kasus di BTN Madinah ini adalah posisi perumahan King Adam yang sangat rentan akibat berada di dataran rendah. Dengan kondisi geografis tersebut, langkah mitigasi risiko bencana harus menjadi prioritas utama.
Sebagai langkah awal, warga berharap pemerintah setidaknya dapat melakukan normalisasi saluran air di sekitar tanggul, membersihkan endapan lumpur yang menyumbat aliran, serta memasang peringatan dini bagi warga jika kondisi tanggul semakin kritis.
"Jangan sampai pemerintah menunggu korban jiwa atau kerusakan besar dulu baru bertindak. Kami ingin tindakan pencegahan yang nyata, bukan janji-janji lagi," tandas Jamil menutup perbincangan.
Warga Harap Pemerintah Tak Tutup Mata
Dengan terus meningkatnya kekhawatiran warga, perbaikan tambal sulam terhadap tanggul BTN Madinah dinilai tidak lagi memadai. Diperlukan tindakan konkret dan perencanaan matang dari pemerintah untuk melindungi keselamatan ribuan warga Perumahan King Adam.
Masyarakat berharap langkah-langkah strategis seperti audit teknis, perbaikan menyeluruh, serta edukasi mitigasi bencana bisa segera dilakukan demi mencegah bencana yang lebih besar di kemudian hari. Selama belum ada kepastian, warga King Adam akan terus hidup dalam bayang-bayang ancaman banjir yang bisa datang kapan saja.