Mengenal Jenis jenis Aset dan Cara Mengelolanya dengan Tepat

Selasa, 08 April 2025 | 16:02:04 WIB
jenis-jenis aset

JAKARTA - Jenis-jenis aset sering kali diidentikkan dengan kepemilikan barang berharga seperti properti atau kendaraan. 

Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan aset? Dan bagaimana cara mengelolanya dengan baik? Jika kamu memiliki bisnis, pemahaman yang mendalam mengenai aset serta pengelolaannya menjadi hal yang sangat penting.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengertian aset, jenis-jenis aset, serta berbagai aspek penting lainnya yang berkaitan dengan aset, yuk simak pembahasan berikut ini!

Apa Itu Aset?

Dalam dunia bisnis, setiap harta yang dimiliki dapat dikategorikan sebagai aset. Oleh karena itu, menjaga aset merupakan langkah penting agar bisnis tetap berkembang dan terhindar dari kebangkrutan. 

Pemahaman yang baik mengenai aset sangat dibutuhkan agar operasional bisnis berjalan dengan lancar. Karena aset memiliki peran krusial, pencatatannya juga harus dimasukkan dalam Chart of Account (COA) sebagai bagian dari manajemen keuangan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), aset adalah kekayaan yang bisa berbentuk uang atau benda berwujud lainnya. Selain itu, beberapa ahli memiliki definisi berbeda mengenai aset. 

Hidayat menjelaskan bahwa aset adalah barang yang dalam hukum terbagi menjadi benda bergerak dan tidak bergerak, serta berwujud dan tidak berwujud. 

Sementara itu, menurut Munawir, aset merupakan sumber daya yang memiliki nilai ekonomi dan berfungsi sebagai penunjang dalam operasional perusahaan. 

Dari sudut pandang regulasi, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 mengklasifikasikan aset ke dalam dua jenis utama, yaitu aset lancar dan aset tidak lancar. Terdapat tiga aspek utama yang mendasari suatu aset, yaitu:

Kepemilikan (Ownership): Aset dikategorikan berdasarkan kepemilikan seseorang atau perusahaan yang dapat dikonversikan ke dalam bentuk uang atau benda lain guna mendukung perkembangan bisnis.

Nilai Ekonomi (Economic Value): Setiap aset memiliki nilai yang dapat diukur dalam nominal uang tertentu.

Sumber Daya (Resource): Aset yang dimiliki perusahaan berfungsi untuk memberikan manfaat ekonomi, termasuk potensi pendapatan di masa depan.

Apa yang Dimaksud dengan Aset Pribadi?

Aset pribadi mencakup segala sesuatu yang memiliki nilai baik saat ini maupun di masa depan dan dimiliki oleh individu atau rumah tangga. 

Aset ini menjadi indikator utama dalam mengukur tingkat kekayaan seseorang. Saat menghitung kekayaan bersih, jumlah hutang atau kewajiban perlu dikurangkan dari total aset pribadi yang dimiliki.

Selain itu, aset pribadi juga menjadi faktor penting dalam pengajuan pinjaman ke bank. Bank akan menilai besarnya aset yang dimiliki seseorang untuk menentukan kelayakan kredit. 

Jika setelah dihitung jumlah aset lebih besar dibandingkan dengan kewajiban, maka individu tersebut memiliki kekayaan bersih yang positif. Berikut beberapa jenis aset pribadi beserta contohnya:

Cash dan Akun Bank – Termasuk uang tunai serta dana yang tersimpan dalam rekening bank. Banyak orang memiliki lebih dari satu akun bank untuk keperluan yang berbeda.

Aset Fisik – Meliputi properti atau benda berwujud seperti rumah, mobil, dan barang berharga lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Aset Tidak Berwujud – Berupa investasi seperti saham, obligasi, atau instrumen keuangan lainnya yang memiliki potensi keuntungan di masa depan.

Aset Digital – Semua bentuk kekayaan dalam ranah digital yang memiliki nilai finansial, seperti media sosial yang dimonetisasi atau aset kripto.

Kepemilikan Bisnis – Jika seseorang menjalankan usaha, bisnis yang dimiliki dapat dikategorikan sebagai aset pribadi yang bernilai.

Polis Asuransi – Dalam hal ini, asuransi jiwa dianggap sebagai aset karena memberikan perlindungan finansial bagi keluarga di masa depan.

Peralatan Rumah Tangga, Segala barang yang dimiliki di rumah, termasuk perabotan, pakaian, hingga peralatan elektronik juga termasuk dalam aset pribadi yang dapat diperhitungkan.

Apa yang Dimaksud dengan Aset Perusahaan?

Aset perusahaan merupakan kekayaan atau sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan dan berperan penting dalam mendukung operasional serta pertumbuhan bisnis di masa depan. 

Aset ini memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari jenis aset lainnya, di antaranya:

Dapat diukur – Aset perusahaan memiliki nilai yang dapat dihitung atau dikalkulasikan.

Memiliki nilai tukar atau bersifat ekonomis – Aset tersebut dapat dikonversi menjadi uang atau memiliki nilai ekonomi tertentu.

Memberikan manfaat ekonomis – Keberadaan aset ini berkontribusi terhadap keuntungan dan keberlangsungan usaha.

Berwujud maupun tidak berwujud – Aset dapat berupa barang fisik seperti bangunan dan peralatan, maupun aset tidak berwujud seperti hak paten dan merek dagang.

Aset perusahaan dapat dikategorikan berdasarkan beberapa aspek, seperti tujuan penggunaannya, bentuk fisik, dan tingkat konvertibilitasnya. 

Setiap jenis aset memiliki peran berbeda dalam struktur keuangan perusahaan dan mempengaruhi strategi bisnis yang diterapkan.

Manajemen aset sangat diperlukan untuk mengklasifikasikan aset perusahaan dengan tepat. Klasifikasi ini penting karena menjadi dasar dalam pengambilan keputusan yang akan memengaruhi keberlanjutan bisnis di masa depan. 

Keberadaan aset juga menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam berbagai aspek, seperti menarik minat investor, menilai potensi risiko yang mungkin dihadapi, hingga membantu perusahaan dalam menetapkan langkah strategis yang lebih efektif.

Jenis-jenis Aset

Jenis-jenis aset dapat dibedakan ke dalam berbagai kategori berdasarkan karakteristiknya. Berikut adalah beberapa jenis aset yang penting untuk kamu ketahui:

1. Berdasarkan Keberadaan Fisiknya

Aset dapat diklasifikasikan menurut bentuk fisiknya, yang terbagi menjadi dua kategori utama:

a. Aset Berwujud

Aset ini memiliki bentuk fisik yang dapat dilihat dan dirasakan secara langsung. Keberadaannya nyata dan bisa digunakan sebagai bagian dari operasional atau investasi. Contoh: tanah, rumah, emas, mesin, dan gedung perkantoran.

b. Aset Tidak Berwujud

Jenis aset ini tidak memiliki bentuk fisik, tetapi tetap memiliki nilai ekonomi dan manfaat hukum bagi pemiliknya. Contoh: hak paten, hak kekayaan intelektual, goodwill, merek dagang, dan hak cipta.

2. Berdasarkan Kemampuan Dikoversi Menjadi Uang (Konvertibilitasnya)

Aset juga bisa dibedakan berdasarkan kemudahan dalam mengubahnya menjadi uang tunai, yang terbagi ke dalam beberapa kelompok berikut:

a. Aset Lancar

Aset ini dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu singkat, biasanya dalam periode kurang dari satu tahun. 

Aset ini memiliki siklus penggunaan yang cepat, namun dapat terus diperbarui atau digantikan dengan aset lain. Contoh: kas, piutang usaha, persediaan barang, dan perlengkapan operasional.

b. Aset Tidak Lancar

Aset yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun dan tidak dapat dikonversi menjadi uang tunai dengan cepat. Aset ini terdiri dari beberapa jenis:

Aset Tetap: Aset yang memiliki bentuk fisik dan digunakan dalam aktivitas bisnis atau produksi perusahaan untuk jangka panjang. Contoh: tanah, gedung, mesin, dan kendaraan operasional.

Aset Tidak Berwujud: Aset yang tidak memiliki bentuk fisik tetapi tetap bernilai dan memberikan manfaat bagi perusahaan. Contoh: hak paten, hak sewa, dan hak guna bangunan.

Investasi Jangka Panjang: Aset yang digunakan untuk keperluan investasi dengan tujuan meningkatkan nilai kekayaan dalam jangka panjang. Contoh: kepemilikan saham di perusahaan lain atau investasi di obligasi.

3. Berdasarkan Penggunaannya

Dari segi fungsi dalam operasional bisnis, aset dapat dibedakan menjadi dua jenis utama:

a. Aset Operasional

Aset yang digunakan secara langsung dalam kegiatan operasional perusahaan guna menunjang pendapatan dan menjalankan bisnis sehari-hari. Contoh: uang tunai, bangunan kantor, dan persediaan barang dagang.

b. Aset Non-Operasional

Aset yang tidak digunakan secara langsung dalam operasional bisnis, tetapi tetap memberikan manfaat ekonomi atau pendapatan tambahan. Contoh: tanah yang belum digunakan, investasi jangka panjang, dan surat berharga.

Cara Mengklasifikasi Aset

Dalam dunia bisnis skala menengah hingga besar, memahami klasifikasi aset menjadi hal yang sangat krusial. Perusahaan perlu mengidentifikasi dengan jelas mana yang termasuk dalam aset berwujud dan mana yang termasuk aset tidak berwujud.

Pengelompokan ini dilakukan agar perusahaan dapat mengantisipasi berbagai risiko yang mungkin muncul di masa mendatang. Secara umum, aset dapat dikategorikan ke dalam enam kelompok utama, yaitu:

1. Saham (Shares)

Aset ini mencakup kepemilikan ekuitas atau saham yang diterbitkan oleh perusahaan. Keuntungan dari saham berasal dari kenaikan nilai saham itu sendiri serta potensi dividen yang diberikan oleh perusahaan penerbitnya.

2. Obligasi (Bonds)

Obligasi merupakan bentuk investasi dengan pendapatan tetap yang memiliki tingkat risiko lebih rendah dibandingkan saham. Investor akan menerima bunga secara berkala sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

3. Properti

Jenis aset ini mencakup tanah, rumah, gedung, serta berbagai jenis bangunan lainnya yang memiliki nilai ekonomis dan bisa digunakan untuk berbagai kepentingan bisnis atau investasi.

4. Komoditas (Commodities)

Komoditas mencakup produk-produk yang dimiliki perusahaan dan memiliki nilai jual di pasar. Produk ini bisa berupa barang mentah seperti minyak, logam mulia, atau hasil pertanian yang diperjualbelikan dalam skala besar.

5. Kas (Cash)

Kas adalah aset dalam bentuk uang tunai yang dapat diakses dengan mudah kapan saja. Aset ini penting bagi perusahaan karena berfungsi untuk memenuhi kebutuhan operasional dan transaksi harian.

6. Investasi Berjangka (Futures)

Futures adalah aset dalam bentuk kontrak investasi berjangka, termasuk turunan dari berbagai produk lainnya. Jenis investasi ini biasanya digunakan sebagai strategi lindung nilai atau spekulasi di pasar keuangan.

Cara Mengelola Aset yang Tepat

Mengelola aset dengan baik merupakan langkah penting agar bisnis atau perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan terhindar dari kerugian. 

Untuk itu, diperlukan strategi yang tepat dalam mengelola aset agar bisnis tetap stabil dan berkembang. Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan dalam pengelolaan aset:

1. Melakukan Monitoring Nilai Aset

Segala sesuatu yang dimiliki dan digunakan dalam operasional bisnis, mulai dari alat tulis hingga perangkat elektronik seperti komputer dan laptop, termasuk dalam kategori aset. 

Oleh karena itu, melakukan evaluasi nilai aset secara berkala sangat penting agar perusahaan selalu mengetahui kondisi dan nilai aset yang dimiliki saat ini.

2. Menyusun Jadwal Arus Kas Masuk dan Keluar

Mengatur jadwal untuk arus kas sangat diperlukan agar perusahaan dapat mengelola keuangan dengan lebih baik. 

Jika bisnis mengalami kekurangan kas untuk membayar kewajiban, maka penyusunan jadwal pinjaman dan pelunasan menjadi solusi untuk menjaga stabilitas keuangan

Dengan adanya perencanaan ini, perusahaan dapat lebih siap menghadapi krisis finansial yang mungkin terjadi.

3. Menghitung Pendapatan Aset

Melakukan perhitungan terhadap pendapatan yang dihasilkan oleh aset dapat membantu dalam menentukan apakah keuntungan yang diperoleh cukup untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. 

Jika pendapatan yang dihasilkan masih belum seimbang dengan kebutuhan bisnis, maka strategi seperti meningkatkan produktivitas atau menjual aset yang sudah tidak produktif bisa menjadi solusi.

4. Mengoptimalkan Investasi

Ketika bisnis mulai menghasilkan keuntungan, mengalokasikan sebagian dana untuk investasi dapat menjadi cara efektif dalam meningkatkan nilai aset. 

Beberapa instrumen investasi seperti saham dan reksa dana bisa dipertimbangkan, tetapi tetap perlu diingat bahwa semakin tinggi risiko investasi, semakin besar pula potensi keuntungan yang bisa diperoleh.

Namun, dalam kondisi yang tidak terduga atau saat bisnis mengalami penurunan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar perusahaan tetap bertahan:

a. Meminjamkan Inventaris Kantor kepada Karyawan

Tidak semua karyawan memiliki perangkat kerja yang memadai saat harus bekerja dari rumah. 

Untuk mengatasi hal ini, perusahaan dapat meminjamkan inventaris kantor, seperti laptop atau perangkat lain, guna memastikan kelancaran pekerjaan mereka. 

Jika memungkinkan, tambahan fasilitas seperti printer atau bantuan kuota internet juga bisa diberikan.

b. Memanfaatkan Fasilitas Pembiayaan

Jika perusahaan membutuhkan peralatan kerja tambahan untuk mendukung operasional tetapi memiliki keterbatasan anggaran, opsi pembiayaan seperti pinjaman dari lembaga multi-finance atau fintech dapat menjadi solusi. 

Dengan demikian, kebutuhan bisnis tetap terpenuhi tanpa mengganggu stabilitas keuangan perusahaan.

c. Menyewa Peralatan Kerja

Dalam situasi di mana kebutuhan peralatan bersifat sementara, menyewa bisa menjadi alternatif yang lebih efisien dibandingkan membeli. 

Dengan menyewa, perusahaan dapat mengurangi beban anggaran sekaligus tetap memenuhi kebutuhan karyawan dalam bekerja.

d. Memanfaatkan Teknologi Digital untuk Inventaris Aset

Mengelola aset secara manual sering kali memakan waktu dan tenaga. Namun, dengan adanya berbagai aplikasi digital yang tersedia saat ini, proses monitoring dan pengelolaan aset bisa dilakukan dengan lebih praktis dan efisien. 

Memilih sistem yang sesuai dengan kebutuhan bisnis dapat membantu perusahaan mengelola aset dengan lebih optimal.

Sebagai penutup, memahami jenis-jenis aset dengan baik akan membantu kamu dalam mengelola keuangan dan merencanakan masa depan dengan lebih efektif.

Terkini