JAKARTA - Aroma khas dari ikan asap menyambut para pengunjung yang memasuki kawasan Kampung Nelayan Kenjeran, Surabaya. Di tengah suara deburan ombak Pantai Kenjeran dan deretan perahu nelayan yang terparkir di bibir pantai, asap putih mengepul dari tungku-tungku sederhana. Asap itu bukan berasal dari ikan bakar biasa, melainkan dari proses pengasapan ikan laut segar—sebuah teknik kuliner khas yang telah menjadi identitas kuliner lokal kawasan tersebut.
Setiap harinya, kampung nelayan ini tidak pernah sepi pengunjung, terutama di musim liburan atau akhir pekan. Wisatawan yang datang ke Pantai Kenjeran kerap menjadikan ikan asap sebagai buah tangan atau menu makan siang sebelum kembali ke rumah. Makanan khas ini telah menjelma menjadi ikon kuliner lokal yang melekat erat dengan identitas warga pesisir Kenjeran.
“Setiap harinya kami menyajikan sekitar 400 ikan asap dari delapan macam ikan. Yang paling banyak dipilih biasanya ikan patin karena rasanya gurih dan harganya sangat terjangkau,” ujar Cak Brengos, salah satu pedagang ikan asap di Kampung Nelayan Kenjeran.
Ragam Ikan Asap Khas Kenjeran, Lezat dan Ramah di Kantong
Proses pengasapan ikan di Kenjeran tidak sama seperti proses membakar ikan pada umumnya. Ikan-ikan segar hasil tangkapan nelayan diolah secara tradisional dengan cara diasap menggunakan pembakaran tidak langsung, menciptakan aroma khas dan rasa yang meresap hingga ke dalam daging ikan.
Jenis ikan yang diasap pun beragam. Mulai dari ikan patin, ikan pari (iwak pe), ikan kakap, hingga berbagai hasil laut lainnya, semua tersedia dan dijajakan dengan harga yang bervariasi.
“Dengan harga Rp3.000 saja, pengunjung sudah bisa membawa pulang satu tusuk ikan patin asap. Kalau untuk ikan pari, harganya sekitar Rp45.000 per setengah kilo,” jelas Cak Brengos.
Kelezatan ikan asap Kenjeran tidak hanya menarik perhatian wisatawan, tetapi juga warga lokal. Salah satunya adalah Neni, warga Surabaya yang rutin datang ke kampung nelayan ini demi mendapatkan ikan asap favoritnya.
“Saya sengaja datang ke Kampung Kenjeran hanya untuk beli ikan asap. Di tempat lain pilihannya nggak sebanyak di sini. Yang biasa saya beli ikan patin karena dagingnya lembut dan tidak amis,” ujar Neni sambil membungkus beberapa tusuk ikan asap pilihannya.
Sentra Kuliner Kenjeran: Surga Produk Laut Khas Surabaya
Tidak jauh dari kawasan nelayan, tepat di depan Taman Surabaya, berdiri sentra kuliner Kenjeran yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya. Tempat ini menjadi pusat oleh-oleh laut khas Surabaya yang ramai dikunjungi wisatawan, terutama saat musim libur Lebaran.
Berbeda dengan kampung nelayan yang fokus pada penjualan ikan asap, sentra kuliner ini menawarkan berbagai produk olahan laut khas Pantai Kenjeran. Mulai dari ikan asin terbang, teri, lurjuk, trasi, rengginang, hingga kerupuk dari kulit ikan dan kerang terung, semua tersedia dalam berbagai ukuran dan harga.
“Lebaran cukup ramai. Kami buka dari jam 08.00 sampai 17.00. Belinya nggak harus satu kilo, seperempat kilo juga boleh. Kalau lurjuk harganya sekitar Rp45.000 per seperempat kilo, ikan asin terbang Rp15.000. Bahkan ada yang beli Rp10.000 juga bisa,” kata Liana, salah satu pedagang di sentra kuliner yang mengaku meneruskan usaha keluarganya sejak zaman nenek buyut.
Wisata Kuliner yang Menghidupkan Ekonomi Pesisir
Kehadiran ikan asap dan produk laut lainnya di kawasan Kenjeran bukan sekadar memanjakan lidah, tapi juga menjadi penggerak ekonomi warga lokal. Ratusan keluarga di Kampung Nelayan Kenjeran menggantungkan hidupnya dari aktivitas penangkapan, pengolahan, dan penjualan ikan laut.
“Kuliner laut seperti ikan asap ini memberikan dampak ekonomi yang besar. Dari nelayan, pengolah, penjual, hingga penyedia sambal dan nasi untuk makan di tempat, semua saling terhubung dan saling menghidupi,” terang Liana.
Pemerintah Kota Surabaya pun secara aktif mendorong pengembangan kawasan Kenjeran sebagai destinasi wisata bahari dan kuliner, salah satunya melalui pembangunan sentra kuliner yang bersih, terorganisir, dan ramah wisatawan.
Cita Rasa Tradisional yang Bertahan di Tengah Modernitas
Meski banyak kuliner modern bermunculan di kota besar seperti Surabaya, cita rasa ikan asap Kenjeran tetap bertahan dan bahkan semakin populer di kalangan milenial. Tak sedikit pengunjung yang mengabadikan momen menyantap ikan asap lengkap dengan sambal dan nasi panas, lalu membagikannya di media sosial.
Selain itu, teknik pengasapan tradisional yang masih digunakan juga menjadi daya tarik tersendiri. Wisatawan bisa menyaksikan langsung proses pengasapan ikan yang dilakukan dengan alat sederhana dan penuh kearifan lokal.
“Ikan diasap dengan sabut kelapa dan kayu bakar. Ini yang bikin aromanya khas dan rasanya beda dengan ikan bakar biasa,” ujar salah satu pengolah ikan di lokasi.
Kenjeran: Bukan Sekadar Pantai, Tapi Surga Kuliner Laut
Pantai Kenjeran kini tidak hanya dikenal sebagai tempat wisata laut di timur Surabaya, tetapi juga sebagai surga kuliner laut yang mampu bersaing dengan destinasi gastronomi lain di Indonesia. Dari ikan asap yang gurih, kerupuk terung yang renyah, hingga ikan asin yang menggoda, semuanya menjadi magnet bagi para pecinta makanan laut.
Dengan potensi yang besar ini, masyarakat dan pemerintah diharapkan terus menjaga kualitas, kebersihan, dan kelestarian kawasan agar wisata kuliner ini dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
“Kenjeran punya potensi besar. Kami berharap kampung nelayan ini terus dikembangkan agar bisa bersaing sebagai destinasi kuliner nasional,” pungkas Cak Brengos.
Ikan asap dari Kampung Nelayan Kenjeran bukan hanya sekadar kuliner, melainkan juga representasi budaya, identitas lokal, dan ketahanan ekonomi pesisir. Di tengah derasnya arus modernisasi, kuliner khas ini tetap bertahan sebagai bukti bahwa rasa otentik dan tradisi lokal selalu punya tempat istimewa di hati masyarakat.
Jadi, jika Anda berkunjung ke Surabaya, jangan lupa singgah ke Kenjeran. Nikmati semilir angin pantai, hirup aroma asap ikan yang menggoda, dan rasakan sendiri kelezatan khas dari pesisir Surabaya yang legendaris ini.