JAKARTA - Apa itu feasibility study? Jika kamu sering terlibat dalam perencanaan proyek, istilah ini pasti sudah tidak asing lagi.
Namun, bagi yang baru mendengarnya, mungkin masih bertanya-tanya tentang maknanya.
Secara sederhana, studi kelayakan adalah proses evaluasi yang bertujuan untuk menilai apakah suatu proyek atau bisnis layak untuk dijalankan.
Dengan melakukan analisis mendalam, manajemen proyek dapat memahami berbagai faktor yang memengaruhi keberhasilan rencana yang akan dieksekusi.
Penasaran ingin tahu lebih lanjut apa itu feasibility study dan aspek penting di dalamnya? Yuk, simak pembahasan berikut ini!
Apa Itu Feasibility Study?
Saat pertama kali terlibat dalam persiapan sebuah proyek, kamu pasti akan sering mendengar istilah studi kelayakan. Tapi, sudahkah kamu memahami makna sebenarnya dari konsep ini?
Studi kelayakan adalah proses evaluasi yang bertujuan untuk menilai berbagai aspek yang dapat memengaruhi keberhasilan suatu proyek sebelum dijalankan.
Proses ini mencakup analisis dari sisi teknis, hukum, ekonomi, serta estimasi waktu pelaksanaan proyek.
Karena itu, studi kelayakan berperan sebagai acuan utama dalam menentukan apakah sebuah proyek layak diteruskan atau tidak. Selain membantu pihak penyelenggara proyek, analisis ini juga menjadi referensi penting bagi investor.
Dengan memeriksa hasil studi kelayakan, investor dapat mempertimbangkan potensi keuntungan maupun risiko sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi.
Melalui studi kelayakan, berbagai peluang dan tantangan yang mungkin muncul selama proyek berlangsung bisa diidentifikasi lebih awal, baik yang berasal dari faktor internal maupun eksternal.
Oleh karena itu, memahami apa itu feasibility study menjadi langkah awal yang penting sebelum menjalankan proyek apa pun.
Tujuan dan Manfaat Feasibility Study
Feasibility study atau studi kelayakan memiliki peran krusial dalam memastikan bahwa sebuah proyek atau bisnis dapat berjalan dengan baik.
Salah satu manfaat utamanya adalah mengidentifikasi potensi hambatan yang bisa mengganggu pelaksanaan proyek serta memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk operasionalnya.
Lebih dari itu, studi kelayakan juga menjadi bagian penting dalam strategi pemasaran suatu perusahaan. Dengan adanya studi ini, perusahaan dapat menyusun analisis yang objektif dan menyeluruh untuk meyakinkan investor.
Hal ini memungkinkan calon investor memiliki keyakinan yang lebih besar sebelum memutuskan untuk mengalokasikan dana sebagai modal atau investasi dalam proyek tersebut.
Secara umum, tujuan utama dari feasibility study mencakup beberapa hal berikut:
Mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor-faktor penting yang menentukan kelayakan suatu proyek, sehingga bisa ditentukan apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak.
Membantu perusahaan memahami secara mendalam setiap aspek dari proyek, sehingga keputusan yang diambil lebih terarah dan berdasarkan data yang akurat.
Mengantisipasi serta mencari solusi terhadap berbagai kendala yang mungkin muncul saat proyek akan dieksekusi.
Selain memberikan manfaat bagi perusahaan, feasibility study juga berperan bagi pihak eksternal, seperti investor dan kreditur.
Bagi investor, studi ini menjadi acuan utama dalam mempertimbangkan apakah mereka akan menanamkan modalnya pada proyek tertentu.
Sedangkan bagi kreditur, hasil dari studi kelayakan dapat menjadi dasar dalam menilai apakah suatu proyek pantas mendapatkan pembiayaan atau tidak.
Dengan demikian, feasibility study bukan hanya sekadar dokumen analisis, tetapi juga alat bantu dalam pengambilan keputusan strategis bagi berbagai pihak yang terlibat dalam proyek atau bisnis.
Jenis-jenis Feasibility Study
1. Economic Feasibility Study
Economic feasibility merupakan jenis studi kelayakan yang berfokus pada penilaian finansial suatu proyek. Studi ini berperan dalam menentukan apakah proyek tersebut layak dijalankan dari sisi ekonomi.
Melalui analisis ini, biaya yang harus dikeluarkan dapat dibandingkan dengan manfaat yang akan diperoleh.
Terdapat tiga aspek utama yang menjadi pertimbangan dalam economic feasibility, yaitu investasi awal, sumber daya modal, serta return on investment (ROI).
2. Operational Feasibility Study
Operational feasibility merupakan studi kelayakan yang berfungsi untuk menilai apakah proyek dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Studi ini memastikan bahwa rencana yang telah disusun benar-benar dapat diimplementasikan secara efektif.
Selain itu, feasibility study jenis ini juga menilai apakah proyek telah memenuhi persyaratan yang diidentifikasi dalam tahap analisis pengembangan bisnis. Operational feasibility sangat krusial, terutama dalam proyek-proyek berskala besar.
3. Technical Feasibility Study
Technical feasibility berfokus pada kemampuan teknis perusahaan dalam melaksanakan suatu proyek.
Studi ini mengevaluasi apakah infrastruktur teknologi, perangkat keras, perangkat lunak, serta sistem kerja yang tersedia sudah cukup untuk mendukung proyek tersebut.
Selain itu, technical feasibility juga membantu mengoptimalkan konsep proyek agar dapat diubah menjadi sistem kerja yang lebih efisien dan efektif.
4. Legal Feasibility Study
Legal feasibility bertujuan untuk memastikan bahwa proyek yang direncanakan tidak bertentangan dengan regulasi dan ketentuan hukum yang berlaku.
Studi ini mencakup analisis terhadap berbagai aspek hukum, seperti undang-undang zonasi, regulasi lingkungan, serta kebijakan perlindungan data.
Dengan demikian, legal feasibility berperan dalam mencegah potensi pelanggaran hukum yang dapat menghambat jalannya proyek.
Komponen Feasibility Study
Ketika membahas feasibility study, salah satu aspek yang tidak boleh diabaikan adalah berbagai komponen yang menyusunnya.
Jika ini adalah pertama kalinya kamu mempelajari tentang feasibility study, mungkin kamu masih bertanya-tanya mengenai elemen-elemen penting di dalamnya.
Untuk memahami lebih dalam, berikut adalah beberapa komponen utama yang harus diperhatikan dalam melakukan studi kelayakan sebuah proyek:
-Executive Summary – Ringkasan eksekutif yang memberikan gambaran umum tentang studi kelayakan.
-Rincian Kebutuhan Teknologi – Identifikasi teknologi yang dibutuhkan dalam proyek.
-Analisis Pasar – Evaluasi terhadap peluang pasar dan potensi permintaan.
-Strategi Pemasaran – Rencana pemasaran untuk memastikan keberhasilan proyek.
-Sumber Daya Manusia – Kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan untuk menjalankan proyek.
-Jadwal Proyek – Perencanaan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
-Rincian Keuangan – Perhitungan anggaran, biaya operasional, serta proyeksi keuntungan.
-Hasil Studi dan Rekomendasi – Kesimpulan dari feasibility study yang digunakan sebagai dasar keputusan.
-Aspek Sosial Ekonomi – Dampak proyek terhadap masyarakat dan perekonomian.
-Aspek Hukum atau Legal – Kepatuhan terhadap regulasi dan peraturan yang berlaku.
-Aspek Lingkungan – Evaluasi terhadap dampak proyek terhadap lingkungan.
Organisasi dan Manajemen – Struktur organisasi serta peran masing-masing pihak dalam proyek.
Aspek-aspek Feasibility Study
Dalam analisis kelayakan proyek, terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan agar pelaksanaannya berjalan sesuai rencana. Setiap aspek ini memiliki peran penting dalam menilai potensi keberhasilan proyek yang akan dijalankan.
1. Aspek Operasional
Salah satu faktor krusial dalam studi kelayakan adalah aspek operasional. Di dalamnya, perlu dilakukan identifikasi terhadap keahlian serta keterampilan sumber daya manusia (SDM) yang akan terlibat.
Kompetensi yang dimiliki SDM ini nantinya akan menjadi dasar dalam merancang sistem operasional proyek secara lebih rinci dan efektif.
2. Aspek Pasar
Aspek pasar juga merupakan bagian yang tidak boleh diabaikan dalam analisis kelayakan proyek.
Evaluasi dalam aspek ini mencakup berbagai hal, mulai dari analisis terhadap produk atau jasa yang ditawarkan, tingkat permintaan dan penawaran di pasar, strategi pemasaran yang akan diterapkan, hingga sejauh mana proyek tersebut dapat menembus pasar yang ditargetkan.
3. Aspek Ekonomi
Dalam studi kelayakan, aspek ekonomi berfokus pada proyeksi kondisi ekonomi suatu negara dalam beberapa tahun ke depan, biasanya dalam rentang lima tahun.
Selain itu, aspek ini juga memperkirakan tingkat pertumbuhan industri yang relevan dengan proyek yang direncanakan, sehingga dapat memberikan gambaran tentang potensi keberlanjutan bisnis di masa mendatang.
4. Aspek Finansial
Aspek finansial menjadi bagian penting dalam studi kelayakan karena mencakup perencanaan keuangan secara menyeluruh.
Analisis dalam aspek ini melibatkan perhitungan modal awal, investasi yang dibutuhkan, hingga pengelolaan arus kas dalam proyek. Selain itu, faktor pajak juga perlu dipertimbangkan agar proyek dapat berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
5. Aspek Lingkungan
Faktor lingkungan juga menjadi bagian penting dalam analisis kelayakan suatu proyek. Dampak proyek terhadap lingkungan sekitar, baik dari segi ekologi, sosial, maupun budaya, harus diperhitungkan dengan cermat.
Evaluasi ini bertujuan agar proyek yang dijalankan tidak menimbulkan efek negatif yang dapat merugikan masyarakat atau ekosistem di sekitarnya.
6. Aspek Organisasi
Aspek organisasi berkaitan dengan kebutuhan sumber daya manusia dalam menjalankan proyek. Dalam aspek ini, akan diidentifikasi jumlah tenaga kerja yang diperlukan serta standar kompetensi yang harus dimiliki.
Evaluasi ini bertujuan agar proyek dapat berjalan dengan efisien dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Tahapan Melakukan Feasibility Study
1. Pengumpulan Data dan Informasi
Tahap awal dalam studi kelayakan proyek adalah mengumpulkan data serta informasi yang relevan.
Dalam proses ini, perusahaan atau bisnis yang berencana menjalankan suatu proyek harus memastikan bahwa data yang dikumpulkan lengkap dan akurat.
Informasi yang diperoleh dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif, dengan mengacu pada sumber resmi yang terpercaya. Oleh karena itu, tahapan ini menjadi fondasi awal sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya.
2. Pengelolaan Data
Setelah proses pengumpulan data selesai, langkah berikutnya adalah mengelola serta mengolah informasi tersebut agar sesuai dengan kebutuhan proyek yang telah dirancang.
Data yang telah dikumpulkan akan diorganisir, dianalisis secara sistematis, dan disesuaikan dengan tujuan proyek agar dapat digunakan sebagai dasar dalam tahap evaluasi selanjutnya.
3. Analisis Data
Tahapan berikutnya dalam studi kelayakan adalah menganalisis data yang telah dikelola sebelumnya.
Proses ini bertujuan untuk menilai berbagai faktor yang berpengaruh terhadap proyek, sehingga dapat memberikan gambaran mengenai tingkat kelayakan proyek yang akan dijalankan. Hasil dari analisis ini akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan.
4. Pengambilan Keputusan
Setelah melalui tahap analisis, langkah selanjutnya adalah menentukan keputusan terkait proyek yang sedang dikaji. Keputusan ini tidak dibuat secara sembarangan, melainkan didasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya.
Dengan pendekatan berbasis data, keputusan yang diambil akan lebih objektif dan dapat mendukung keberhasilan proyek ke depan.
5. Penyampaian Rekomendasi
Tahap akhir dalam proses studi kelayakan adalah menyusun rekomendasi berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Rekomendasi ini akan diberikan kepada pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan sebelum proyek benar-benar dijalankan.
Jika diperlukan, proses ini juga dapat mencakup pengumpulan masukan atau saran tambahan guna menyempurnakan rencana yang telah disusun.
Contoh Feasibility Study
Banyak orang mungkin masih belum familiar dengan istilah feasibility study atau studi kelayakan. Padahal, konsep ini sangat penting dalam menentukan apakah suatu proyek dapat dijalankan dengan baik atau tidak.
Jika kamu masih bingung, memahami contoh dari feasibility study bisa menjadi cara yang tepat untuk memperoleh gambaran lebih jelas.
Sebagai ilustrasi, bayangkan sebuah universitas berencana memperluas kampusnya dengan membangun gedung baru.
Untuk merealisasikan proyek ini, manajer proyek harus melakukan studi kelayakan guna menghitung total biaya yang diperlukan, mulai dari pengadaan bahan hingga tenaga kerja.
Dalam proses studi ini, berbagai aspek akan dianalisis, termasuk kebutuhan ruang tambahan, jumlah mahasiswa yang akan menggunakan fasilitas tersebut, hingga proyeksi pendapatan serta biaya operasional yang dibutuhkan.
Manajer proyek juga harus merancang skema pendanaan yang bisa berasal dari anggaran universitas, pinjaman lembaga keuangan, atau investasi dari pihak eksternal.
Selain aspek finansial, manajer proyek juga perlu meninjau berbagai potensi risiko, mempertimbangkan opini publik, serta menyesuaikan proyek dengan kepentingan masyarakat sekitar.
Perhitungan pengembalian investasi pun menjadi faktor penting untuk menentukan apakah proyek ini layak dilakukan.
Jika pendapatan yang diproyeksikan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan, maka proyek tersebut kemungkinan besar akan mendapatkan persetujuan untuk dieksekusi.
Contoh lain dari feasibility study dapat dilihat dalam proyek pembangunan jalan tol di Papua. Dalam kasus ini, studi kelayakan harus diawali dengan identifikasi tujuan pembangunan serta penyusunan rencana awal proyek.
Selanjutnya, dilakukan evaluasi aspek hukum untuk memastikan bahwa proyek ini tidak bertentangan dengan regulasi yang berlaku. Pihak terkait juga harus memastikan bahwa rencana pembangunan telah sesuai dengan kebijakan pemerintah.
Oleh karena itu, keterlibatan instansi terkait menjadi krusial agar proyek dapat berjalan dengan lancar.
Dari sisi finansial, feasibility study berfungsi untuk menentukan estimasi anggaran yang diperlukan serta mencari sumber pendanaan yang tepat, baik dari pemerintah, investor, maupun lembaga keuangan lainnya.
Tidak hanya itu, studi kelayakan juga harus mencakup analisis terhadap dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Faktor lingkungan pun harus diperhitungkan agar proyek ini tidak menimbulkan efek negatif terhadap ekosistem setempat.
Dengan adanya feasibility study, setiap aspek proyek dapat dikaji secara menyeluruh sehingga keputusan yang diambil benar-benar didasarkan pada pertimbangan yang matang.
Kelebihan Feasibility Study
Meskipun kamu sudah memahami tujuan dan manfaat dari feasibility study, mengetahui kelebihan yang ditawarkan oleh studi kelayakan dalam perencanaan proyek akan memberikan gambaran yang lebih menyeluruh.
Beberapa keunggulan dari studi kelayakan antara lain:
Membantu dalam perencanaan bisnis agar lebih terstruktur dan sistematis.
Mempermudah proses pengawasan sehingga pelaksanaan proyek tetap sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Memudahkan pengendalian terhadap berbagai aspek proyek agar tetap berjalan sesuai target.
Mengurangi potensi risiko yang mungkin muncul selama pelaksanaan proyek, sehingga dapat menghindari kerugian yang tidak diinginkan.
Pihak yang Terdampak Kelebihan
Dalam studi kelayakan, terdapat beberapa pihak yang memiliki kepentingan terhadap hasil analisis yang dilakukan. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Investor
Investor merupakan pihak yang menyediakan modal untuk mendukung jalannya proyek atau bisnis yang direncanakan. Mereka memiliki kewenangan dalam menentukan jumlah dana yang akan diinvestasikan dalam sebuah perusahaan.
Laporan studi kelayakan yang meyakinkan akan membuat investor lebih percaya diri untuk menanamkan modal dalam jumlah besar.
Sebaliknya, jika hasil studi tidak menunjukkan prospek yang baik, mereka bisa saja mengurungkan niatnya untuk berinvestasi.
2. Kreditur
Selain investor, pihak kreditur juga memiliki peran penting dalam pembiayaan proyek atau bisnis. Ketika sebuah perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah besar, mereka dapat mengajukan pinjaman kepada lembaga keuangan seperti bank.
Dalam hal ini, bank sebagai kreditur akan mengevaluasi laporan studi kelayakan sebagai dasar dalam menilai apakah bisnis tersebut layak mendapatkan pinjaman atau tidak.
Oleh karena itu, penyusunan laporan studi kelayakan yang baik dapat meningkatkan kepercayaan kreditur dan memperbesar peluang mendapatkan persetujuan pinjaman.
3. Manajemen Perusahaan
Manajemen perusahaan juga menjadi pihak yang berkepentingan dalam feasibility study.
Laporan ini berfungsi sebagai indikator untuk menilai efektivitas manajemen yang selama ini diterapkan, sekaligus memberikan gambaran tentang kebutuhan dana yang harus disiapkan.
Selain itu, hasil studi kelayakan dapat dijadikan pedoman dalam merancang strategi bisnis serta memastikan keberlanjutan proyek di masa mendatang.
Sebagai penutup, dengan memahami apa itu feasibility study, kamu dapat menilai kelayakan sebuah proyek secara lebih mendalam, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih terarah dan minim risiko.