Waskita Karya Catat Rugi Bersih Rp3 Triliun, Industri Konstruksi Alami Tantangan Berat

Jumat, 04 April 2025 | 16:20:15 WIB
Waskita Karya Catat Rugi Bersih Rp3 Triliun, Industri Konstruksi Alami Tantangan Berat

JAKARTA – PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp3 triliun. Meskipun angka ini masih menunjukkan tekanan kinerja, namun jumlah tersebut lebih baik dibandingkan dengan kerugian tahun sebelumnya yang mencapai Rp4 triliun.

“Ini berdasarkan laporan unaudited untuk tahun 2024, kami masih mengalami kerugian sekitar Rp3 triliun,” ujar Direktur Utama Waskita Karya, Muhammad Hanugroho di Jakarta, kemarin.

Pendapatan dan Neraca Keuangan Menurun

Dari sisi pendapatan, Waskita Karya mencatatkan total pemasukan sebesar Rp10,6 triliun sepanjang 2024. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencatatkan pendapatan sebesar Rp11 triliun.

Sementara itu, berdasarkan laporan neraca keuangan, total aset Waskita Karya mengalami penurunan sekitar 17,26% secara tahunan (year on year/YoY), dari Rp95,6 triliun menjadi Rp79,1 triliun. Liabilitas perusahaan juga turun 19,15% YoY menjadi Rp70,5 triliun. Sementara itu, ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp8,7 triliun atau mengalami penurunan 33,33% YoY.

Tantangan Industri Konstruksi dan Efisiensi Anggaran Pemerintah

Dalam menghadapi tekanan keuangan yang masih terjadi, Hanugroho yang akrab disapa Oho menuturkan bahwa tahun 2024 menjadi periode yang cukup menantang bagi industri konstruksi. Hal ini disebabkan oleh program efisiensi yang dilakukan pemerintah, yang berdampak pada berkurangnya pasar konstruksi nasional.

Sebagai informasi, pagu indikatif Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk Tahun Anggaran 2025 ditetapkan sebesar Rp50,48 triliun. Angka ini menyusut signifikan dari pagu awal yang mencapai Rp110,95 triliun.

Dengan kondisi tersebut, Waskita Karya harus mencari strategi baru agar tetap mendapatkan proyek di tengah ketatnya persaingan industri. “Di tengah kondisi bahwa adanya program efisiensi industri konstruksi, kami harus pandai-pandai bagaimana kami bisa mencari market baru,” kata Oho.

Penurunan Nilai Kontrak Baru

Waskita Karya berhasil memperoleh nilai kontrak baru sebesar Rp9,6 triliun. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan dengan realisasi tahun 2023 yang mencapai Rp16,9 triliun.

“Nilai kontrak baru tersebut diperoleh di tengah penyehatan keuangan perusahaan dan terbatasnya aktivitas tender sepanjang tahun lalu,” ungkap Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, seperti dikutip dari Bisnis.

Berdasarkan data perusahaan, sumber nilai kontrak baru Waskita Karya pada tahun 2024 berasal dari beberapa sektor. Sebanyak 43,3% berasal dari proyek yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/BUMD), 34,95% dari proyek pemerintah, dan sisanya sebesar 21,8% berasal dari pengembangan usaha.

Strategi Waskita Karya ke Depan

Meskipun menghadapi tantangan besar, Waskita Karya tetap fokus menyelesaikan proyek-proyek yang sedang dikelola guna menyokong pendapatan usaha perusahaan. Ermy menegaskan bahwa perseroan berkomitmen untuk menyelesaikan proyek-proyek yang telah berjalan tepat waktu.

Selain itu, Waskita Karya juga terus beradaptasi dengan dinamika industri konstruksi ke depan. Dengan pengalaman panjang dan kapabilitas yang dimiliki, perseroan optimistis dapat terus berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur nasional.

“Tahun ini, Waskita optimistis bahwa pertumbuhan nilai kontrak baru dapat terjadi dengan tetap berkontribusi pada program-program strategis pemerintah,” ujar Ermy.

Dengan strategi tersebut, Waskita Karya berharap dapat bangkit dari tekanan keuangan dan kembali mencatatkan kinerja positif dalam beberapa tahun mendatang.

Terkini