ASDP Daur Ulang 100 Kg Limbah Tekstil di Hari Peduli Sampah 2025, Dorong Ekonomi Sirkular dan Keberlanjutan Lingkungan

Jumat, 21 Februari 2025 | 23:58:36 WIB
ASDP Daur Ulang 100 Kg Limbah Tekstil di Hari Peduli Sampah 2025, Dorong Ekonomi Sirkular dan Keberlanjutan Lingkungan

JAKARTA - Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh . PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) kembali menegaskan komitmennya terhadap pengelolaan limbah yang berkelanjutan dengan meluncurkan program daur ulang limbah tekstil. Tahun ini, ASDP berkolaborasi dengan Pable, perusahaan pengelolaan limbah tekstil, untuk mendaur ulang setidaknya 100 kilogram seragam bekas karyawan melalui Program Pengelolaan Seragam Bekas (Uniform Disposal Program). Inisiatif ini bertujuan mendukung agenda ekonomi sirkular dan pengurangan limbah tekstil, sekaligus memperkuat upaya keberlanjutan perusahaan di Indonesia.

Komitmen ASDP pada Pengelolaan Limbah dan Keberlanjutan Lingkungan

Hari Peduli Sampah Nasional adalah momentum penting yang mengingatkan kita akan pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. PT ASDP Indonesia Ferry memanfaatkan kesempatan ini untuk menunjukkan komitmennya terhadap pengelolaan limbah tekstil yang lebih efisien. Dalam program daur ulang ini, ASDP berkolaborasi dengan Pable, perusahaan pengelolaan limbah tekstil yang sudah berpengalaman dalam mengolah seragam bekas menjadi produk baru.

Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, mengungkapkan bahwa program daur ulang seragam bekas ini merupakan bagian dari komitmen ASDP untuk mendukung prinsip ekonomi sirkular dan mengurangi dampak negatif limbah tekstil terhadap lingkungan. “Program ini merupakan bagian dari strategi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ASDP dalam mengurangi dampak lingkungan akibat limbah tekstil. Selain itu, program ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-12 tentang Produksi dan Konsumsi yang Bertanggung Jawab,” ujar Shelvy Arifin.

Proses Daur Ulang: Pengelolaan Seragam Bekas menjadi Produk Baru yang Bermanfaat

Proses daur ulang seragam bekas dimulai dengan pengumpulan seragam lama yang sudah tidak layak pakai. Hal ini disebabkan oleh perubahan identitas perusahaan ASDP melalui peluncuran logo baru pada tahun 2023, seiring dengan peringatan HUT ASDP ke-50. Sebagian besar seragam lama pun tidak dapat digunakan lagi karena sudah tidak sesuai dengan rebranding yang dilakukan oleh perusahaan. Seragam-seragam bekas ini kemudian diproses dalam beberapa tahap untuk menghasilkan serat baru yang akan digunakan kembali.

Setelah seragam bekas dikumpulkan, langkah pertama adalah penguraian serat (fiber processing), yang kemudian dilanjutkan dengan proses pemintalan benang (yarn spinning). Hasil serat yang telah diproses ini ditenun kembali menjadi kain baru yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, termasuk pembuatan seragam baru bagi karyawan ASDP. Dengan cara ini, limbah tekstil yang semula dianggap tidak memiliki nilai ekonomis dapat diubah menjadi produk yang berguna dan berharga.

“Dengan metode daur ulang ini, limbah tekstil yang awalnya dianggap tidak berguna dapat diolah kembali menjadi produk yang bermanfaat. Selain itu, program ini juga memberikan dampak positif dalam mengurangi jumlah sampah tekstil yang sering berakhir di tempat pembuangan akhir,” jelas Shelvy.

Mengurangi Jejak Karbon dan Mendukung Target Net Zero Emission

Limbah tekstil dikenal sebagai salah satu penyumbang signifikan terhadap emisi karbon global. Menurut data dari World Resources Institute, industri tekstil menyumbang sekitar 10% dari total emisi gas rumah kaca di dunia. Oleh karena itu, pengelolaan limbah tekstil secara efisien dan berkelanjutan menjadi sangat penting dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim.

Program daur ulang seragam yang dilakukan oleh ASDP ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi limbah tekstil, tetapi juga untuk membantu perusahaan dalam mencapai target pengurangan emisi karbon dan mendukung pemerintah Indonesia dalam mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060. Proses daur ulang ini dipandang sebagai langkah strategis yang mendukung keberlanjutan lingkungan di Indonesia.

Inisiatif Keberlanjutan Lainnya: Reverse Vending Machine (RVM) untuk Sampah Plastik

Selain program pengelolaan limbah tekstil, ASDP juga telah meluncurkan berbagai program lainnya untuk mengelola sampah plastik. Salah satu inisiatifnya adalah Reverse Vending Machine (RVM), sebuah program yang memungkinkan masyarakat untuk mendaur ulang botol plastik. Hingga akhir 2024, ASDP berhasil mengumpulkan 1,72 ton sampah plastik, yang setara dengan 92.334 botol plastik, melalui program RVM ini.

Program RVM tidak hanya berhasil mengurangi sampah plastik, tetapi juga memberikan manfaat lingkungan lainnya, seperti menyelamatkan 1.458 meter persegi ruang terbuka dan mengurangi jejak karbon sebanyak 9.000 kilogram. Ini merupakan salah satu contoh upaya ASDP untuk melibatkan masyarakat dalam mendukung keberlanjutan melalui pengelolaan limbah yang lebih efisien dan bertanggung jawab.

Peran ASDP dalam Pengelolaan Limbah dan Pembangunan Ekosistem yang Lebih Hijau

Shelvy Arifin menambahkan bahwa melalui berbagai inisiatif keberlanjutan yang dijalankan, ASDP berkomitmen untuk terus memperkuat perannya dalam pengelolaan limbah dan melibatkan lebih banyak pihak dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan. “Kami ingin menginspirasi lebih banyak pihak, baik internal maupun eksternal, untuk lebih peduli terhadap pengelolaan limbah tekstil dan plastik secara bertanggung jawab. Harapannya, inisiatif ini bisa menjadi contoh bagi sektor lain dalam menerapkan prinsip keberlanjutan,” katanya.

Ke depan, ASDP berencana untuk memperluas kemitraan strategis dengan pelaku industri dan komunitas lingkungan guna mengembangkan lebih banyak program keberlanjutan yang dapat memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Inisiatif-inisiatif seperti Program Pengelolaan Seragam Bekas dan RVM diharapkan dapat menjadi bagian dari ekosistem yang lebih hijau dan berkelanjutan di Indonesia.

Komitmen ASDP untuk Masa Depan yang Lebih Hijau dan Berkelanjutan

ASDP terus berkomitmen untuk menjadi pionir dalam pengelolaan limbah berkelanjutan di Indonesia. Melalui berbagai langkah strategis, seperti Program Pengelolaan Seragam Bekas dan Reverse Vending Machine, ASDP tidak hanya berfokus pada pengelolaan limbah tekstil dan plastik, tetapi juga mendorong ekonomi sirkular yang dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Dengan mendaur ulang 100 kilogram seragam bekas karyawan, ASDP menunjukkan bahwa limbah yang semula tidak memiliki nilai bisa diubah menjadi produk yang bermanfaat. Program ini tidak hanya mengurangi jejak karbon, tetapi juga memberikan dampak positif dalam mewujudkan Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan di masa depan. Seiring dengan terus berkembangnya program keberlanjutan ini, ASDP berharap dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam mendukung pengelolaan limbah yang lebih efisien dan bertanggung jawab.

Terkini