PT Haleyora Power Jalin Kerjasama Strategis dengan Empat Startup Indonesia, Dukung Program Connext Powered by PLN 2024

Jumat, 21 Februari 2025 | 14:14:57 WIB
PT Haleyora Power Jalin Kerjasama Strategis dengan Empat Startup Indonesia, Dukung Program Connext Powered by PLN 2024

JAKARTA - PT Haleyora Power (HP) telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan empat startup Indonesia untuk mengembangkan ekosistem energi yang lebih inovatif dan berkelanjutan. Langkah ini juga merupakan bagian dari implementasi program unggulan Connext Powered by PLN tahun 2024, yang bertujuan untuk memperkuat posisi PLN sebagai katalisator utama dalam inovasi serta transisi menuju energi hijau di Indonesia.

Acara penandatanganan kerjasama ini dilaksanakan di Hotel Aston, Sentul, Kabupaten Bogor, dalam rangka acara Customer Gathering HP pada 21 Februari 2025. Pada kesempatan tersebut, Plt. Direktur Utama PT Haleyora Power, Susiana Mutia, bersama dengan Direktur Operasi HP, Diksi Erfani Umar, menandatangani perjanjian dengan perwakilan dari empat startup terkemuka di Indonesia. Mereka adalah: Chief Commercial Officer PT Charged Tech Indonesia, Stephanus Widi, Wakil Direksi PT Symphos Electric, Hanike Adista Putri, Chief Technology Officer PT Bentara Tabang Nusantara, Subhan Dywaliva, dan Direktur PT Techno GIS Indo, Sarono.

Kerjasama ini tidak hanya berfokus pada inovasi teknologi di sektor kelistrikan, tetapi juga mendorong pengembangan solusi yang akan mempercepat transisi Indonesia ke energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Kerjasama ini juga menjadi bagian dari upaya PT Haleyora Power untuk memperluas portofolio bisnisnya dalam mendukung pengelolaan dan pemeliharaan sistem kelistrikan yang lebih canggih dan efisien.

Menyongsong Tantangan Global dengan Inovasi Teknologi

Susiana Mutia, Plt. Direktur Utama PT Haleyora Power, mengungkapkan bahwa kerjasama ini merupakan langkah strategis bagi perusahaan untuk menghadapi tantangan global dengan lebih efisien. Adopsi teknologi baru, katanya, menjadi kunci dalam meningkatkan nilai perusahaan dan menghadapi perubahan besar di industri energi global.

“Melalui kerjasama ini, kami berkomitmen untuk mendukung startup Indonesia yang berfokus pada pengembangan teknologi yang dapat menghadapi tantangan global. Kami yakin, kerja sama ini akan menciptakan nilai tambah bagi semua pihak, baik bagi PT Haleyora Power maupun mitra-mitra startup kami,” ujar Susiana Mutia dalam sambutannya.

Dia menambahkan bahwa kerjasama ini juga merupakan bagian dari upaya PT Haleyora Power dalam menciptakan ekosistem energi yang lebih tangguh dan berkelanjutan, terutama dengan mendukung program Connext Powered by PLN 2024, yang bertujuan untuk menciptakan terobosan dalam inovasi teknologi energi di Indonesia.

Detail Kerjasama dan Area Fokus Inovasi

Penandatanganan perjanjian kerjasama ini mencakup beberapa aspek strategis yang akan diterapkan di sektor kelistrikan Indonesia. PT Charged Tech Indonesia akan terlibat dalam pengembangan teknologi fast charging untuk kendaraan listrik dan studi pengembangan motor listrik. Hal ini diharapkan dapat mempercepat adopsi kendaraan listrik di Indonesia sebagai bagian dari transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan.

Selain itu, PT Symphos Electric akan berperan dalam penyediaan produk ketenagalistrikan dan layanan pemeliharaan distribusi listrik. Penyediaan solusi pemeliharaan yang efisien ini akan membantu meningkatkan kualitas dan keandalan sistem kelistrikan yang sudah ada, sekaligus mengurangi downtime pada jaringan distribusi listrik.

Kemudian, PT Bentara Tabang Nusantara akan menawarkan solusi teknologi canggih berupa inspeksi dan pemantauan aset transmisi dan distribusi menggunakan teknologi drone dan sensor. Teknologi ini memungkinkan pemantauan yang lebih efisien dan akurat, serta deteksi dini terhadap potensi gangguan yang dapat mengganggu kelistrikan.

Sementara itu, PT Techno GIS Indo akan mengimplementasikan solusi pemantauan aset transmisi dan distribusi yang menggunakan data analitik dan kecerdasan buatan (AI). Dengan teknologi ini, PT Haleyora Power akan dapat lebih mudah memantau dan mengelola aset kelistrikan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan keandalan pasokan listrik di seluruh Indonesia.

Susiana Mutia menjelaskan lebih lanjut, “Melalui kerjasama ini, kami berharap dapat mendorong startup-startup untuk menciptakan inovasi yang siap diterapkan dan memberikan manfaat tidak hanya di sektor kelistrikan tetapi juga di sektor non-kelistrikan. Kami yakin solusi-solusi yang dihasilkan akan memiliki dampak positif yang luas dan berkelanjutan.”

Antusiasme dari Mitra Startup

Stephanus Widi, Chief Commercial Officer PT Charged Tech Indonesia, menyatakan antusiasmenya terhadap kerjasama ini dan menilai hal ini sebagai kesempatan besar untuk berkolaborasi dalam menciptakan solusi inovatif di sektor kelistrikan.

“Kami sangat antusias dengan kolaborasi ini karena kami memiliki visi yang sama dengan PT Haleyora Power dalam menghadirkan solusi inovatif yang dapat memberikan dampak positif. Kami yakin bahwa kemitraan ini akan mempercepat penerapan teknologi kendaraan listrik dan fast charging yang akan mendukung transisi energi bersih di Indonesia,” ungkap Stephanus Widi.

Senada dengan itu, Hanike Adista Putri dari PT Symphos Electric menyatakan bahwa kolaborasi ini membuka banyak peluang bagi startup untuk berkontribusi dalam memperkuat infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia. “Dengan dukungan dari PT Haleyora Power, kami berharap dapat terus mengembangkan produk ketenagalistrikan yang lebih efisien dan ramah lingkungan, yang tentunya akan memberikan manfaat besar bagi sektor industri di Indonesia,” kata Hanike Adista Putri.

Mengoptimalkan Penggunaan Teknologi Canggih

Sementara itu, Subhan Dywaliva dari PT Bentara Tabang Nusantara menambahkan bahwa teknologi drone dan sensor yang mereka kembangkan akan memungkinkan pemantauan yang lebih efisien dan akurat terhadap aset transmisi dan distribusi kelistrikan.

“Penggunaan drone dan sensor akan sangat membantu dalam melakukan inspeksi secara lebih efisien, sekaligus meminimalkan gangguan pada sistem kelistrikan. Ini adalah langkah penting untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi jaringan distribusi yang ada,” ujar Subhan Dywaliva.

Sarono, Direktur PT Techno GIS Indo, menjelaskan bahwa pemanfaatan data analitik dan kecerdasan buatan akan memungkinkan pemantauan aset transmisi dan distribusi secara real-time, yang meningkatkan kemampuan perusahaan untuk merespons gangguan dengan lebih cepat dan akurat.

“Kami akan menggunakan teknologi canggih untuk memproses data yang diperoleh dari sistem kelistrikan, sehingga dapat mendeteksi potensi gangguan lebih dini. Ini memungkinkan manajemen yang lebih proaktif dan memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan yang lebih besar,” jelas Sarono.

Komitmen PT Haleyora Power Terhadap Inovasi dan Keberlanjutan Energi

Kerja sama dengan empat startup ini menunjukkan komitmen PT Haleyora Power dalam mendorong inovasi teknologi untuk mempercepat transisi Indonesia ke energi hijau yang lebih efisien dan berkelanjutan. Dengan mendukung startup-startup Indonesia yang berfokus pada teknologi dan solusi kelistrikan, PT Haleyora Power tidak hanya memperluas portofolio bisnisnya, tetapi juga memperkuat peranannya dalam mendukung sektor energi yang lebih maju di Indonesia.

Sebagai informasi, PT Haleyora Power merupakan anak perusahaan PT PLN (Persero) yang bergerak di bidang operasi dan pemeliharaan jaringan transmisi serta distribusi kelistrikan. Didirikan pada 18 Oktober 2011, perusahaan ini berkomitmen untuk meningkatkan ketahanan energi dan mempercepat transisi menuju penggunaan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Susiana Mutia menutup acara dengan optimisme, “Kerja sama ini adalah langkah awal untuk menciptakan solusi yang tidak hanya bermanfaat di sektor kelistrikan tetapi juga memberikan dampak positif di sektor lainnya. Kami berharap ini akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan transisi energi di Indonesia.”

Dengan kerjasama ini, PT Haleyora Power terus memantapkan posisinya sebagai pemimpin dalam sektor energi Indonesia, berkomitmen untuk mendukung inovasi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Terkini