Mengatasi Anak GTM dengan Tepat: Dokter Dimple Nagrani Berikan Solusi Berdasarkan Penyebab

Rabu, 19 Februari 2025 | 11:12:38 WIB
Mengatasi Anak GTM dengan Tepat: Dokter Dimple Nagrani Berikan Solusi Berdasarkan Penyebab

JAKARTA  - Fenomena gerakan tutup mulut (GTM) atau ketika anak enggan makan sering kali menjadi momok bagi orangtua. Banyak orangtua yang panik dan memilih jalan pintas dengan memberikan distraksi seperti menonton televisi atau mengajak anak berkeliling kompleks. Namun, Dr. Dimple Nagrani, dokter spesialis anak, menegaskan bahwa solusi sebenarnya adalah mencari akar penyebab mengapa anak tidak mau makan.

Mengadakan konferensi pers di Jakarta, Dr. Dimple menjelaskan, “Solusinya harus kita sesuaikan dengan penyebabnya.” Ia menekankan bahwa memberikan gadget atau mengajak anak berkeliling hanya akan memicu masalah lebih jauh, mengganggu kemampuan anak dalam mengenali aroma, tekstur, dan cara makan yang benar.

Mengapa Distraksi Bukan Solusi?

Orangtua sering kali khawatir ketika anak mengalami GTM. Sebagai cara cepat mengatasinya, tidak jarang orangtua meraih gawai atau mengajak anak beraktivitas lain. Dr. Dimple memperingatkan bahwa kebiasaan ini dapat memberikan dampak jangka panjang pada perkembangan sensori anak. "Jangan karena anak enggak mau makan, kita kasih gadget atau ajak keliling komplek. Cari penyebab tersering kenapa anak tidak mau makan," terangnya.

Gangguan makan yang tidak diatasi dengan cara yang tepat dapat menyebabkan anak mengalami masalah sensori. Ketidaksadaran yang datang tiba-tiba saat makan dapat membuat anak merasa kewalahan. “Kalau sering diberikan screen time, mohon hentikan mulai sekarang,” ujar Dr. Dimple menegaskan pentingnya menghentikan kebiasaan distraksi saat makan.

Tiga Metode Mengatasi GTM berdasarkan Penyebab

Untuk membantu orangtua memahami dan mengatasi GTM, Dr. Dimple membagikan tiga metode utama:

1. Frekuensi Waktu Makan yang Tepat

Frekuensi makan menjadi langkah awal yang penting. Dr. Dimple menyarankan anak sebaiknya makan setiap 2-3 jam. Hal ini memungkinkan anak makan dalam kondisi lapar, bukan mengantuk. “Waktu 2 sampai 3 jam itu bukan buatan manusia, tapi dari sananya. Kita harus beri waktu untuk perut mencerna susu sampai kosong, baru makanan bisa dicerna,” ungkapnya.

2. Variasi Rasa dan Tekstur Makanan

Memberikan variasi rasa dan jenis makanan sesuai usia anak sangat krusial. Kombinasi sumber nutrisi seperti karbohidrat, protein hewani, dan lemak harus dipertimbangkan. Pilihan karbohidrat tak harus nasi, bisa melalui kentang, ubi, singkong, mi, atau roti.

Menurut Dr. Dimple, nafsu makan bayi akan meningkat dengan sajian MPASI yang mempunyai rasa dan aroma menggoda. Bahkan tanpa garam, orang tua bisa menggunakan rempah seperti jahe, kunyit, dan cengkeh untuk meningkatkan cita rasa.

“Pastikan bayi naik tekstur sesuai usianya untuk melatih kemampuan mengunyah. Untuk usia 6-8 bulan harus halus dan kental seperti mashed potato,” jelasnya, menambahkan pentingnya menyeimbangkan tekstur antara makanan padat dan cairan dari air liur bayi.

3. Metode Pemberian Makan yang Sesuai

Mengatur timing pemberian suapan juga penting. Dr. Dimple mengingatkan orangtua agar memastikan mulut anak telah kosong sebelum menerima makanan berikutnya. Durasi makan juga perlu diatur maksimal 30 menit tanpa distraksi. Ketika anak mencapai usia 9 bulan, biarkan mereka mencoba makan sendiri, anjur Dr. Dimple.

Jika setelah menerapkan ketiga metode di atas masalah GTM tidak kunjung teratasi, Dr. Dimple menyarankan agar orangtua berkonsultasi dengan dokter. “Jika sudah melaksanakan tiga metode di atas dan masalah dalam pemberian MPASI masih berlanjut, segera datang ke rumah sakit untuk melakukan konsultasi,” imbaunya.

Memahami Proses Makan Anak dengan Baik

Penting bagi orangtua untuk paham bahwa setiap anak memiliki pola makan yang berbeda. Mempelajari kebiasaan anak dan bersabar akan membantu mengatasi GTM secara efektif. Pendekatan berbasis pemahaman dan tanpa paksaan seperti yang diajarkan Dr. Dimple, diyakini mampu mengoptimalkan perkembangan kemampuan makan anak, dan lebih jauh lagi, memastikan kesehatan nutrisi jangka panjang.

Dengan mengikuti anjuran yang tepat dan menjauhi distraksi dalam bentuk apa pun, orangtua dapat mendukung anak mereka agar memiliki pengalaman makan yang positif dan mendidik. Terapkan strategi yang telah terbukti ini untuk membantu anak menikmati makanan mereka tanpa repot.

Terkini