BOJONEGORO – Memasuki musim hujan, kondisi Bengawan Solo telah mencapai status siaga sepekan ini. Meski demikian, layanan penyeberangan sungai dengan perahu masih tetap beroperasi. Menyikapi hal ini, Dinas Perhubungan (Dishub) Bojonegoro mengambil langkah penting guna mengantisipasi bahaya tenggelam dengan membagikan alat keselamatan di tujuh titik tambangan yang masih aktif.
Kepala Dishub Bojonegoro, Andik Sudjarwo, menjelaskan bahwa langkah ini diambil sebagai tindakan preventif terkait peningkatan debit air sungai akibat curah hujan yang tinggi. "Untuk mengantisipasi kenaikan debit air sungai Bengawan Solo yang diakibatkan curah hujan yang tinggi," ujarnya.
Selama pekan terakhir, Andik menyampaikan bahwa pihaknya telah aktif mengedukasi operator dan pengelola tambangan mengenai pentingnya keselamatan dalam angkutan sungai. Program sosialisasi ini telah berlangsung sejak Senin, 16 Desember, dan menargetkan seluruh titik tambangan di wilayah Kabupaten Bojonegoro.
Seiring dengan sosialisasi, Dishub juga memfasilitasi pembagian alat keselamatan kepada tujuh titik tambangan. "Sebanyak tujuh lokasi telah diberikan bantuan alat keselamatan berupa life jacket (jaket pelampung) dan ring buoy (ban pelampung)," tambah Andik. Langkah ini diharapkan mampu mengurangi risiko kecelakaan di perairan, terutama di tengah musim hujan yang mengakibatkan naiknya permukaan air Bengawan Solo.
Berdasarkan data terbaru dari Satu Data Bojonegoro, terdapat 55 titik penyeberangan ASDP (Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan) atau tambangan di sepanjang Bengawan Solo yang aktif. Jumlah ini diperkirakan akan mengalami peningkatan, dengan proyeksi sekitar 79 unit angkutan perahu siap beroperasi pada tahun 2024.
Masyarakat di wilayah ini nampaknya tetap bergantung pada moda transportasi sungai sebagai jalur utama aktivitas ekonomi dan sosial. Meski begitu, keselamatan tetap menjadi prioritas utama di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu.
Dishub Bojonegoro menegaskan harapannya agar operator penyeberangan lebih waspada dan memperhatikan kapasitas muatan perahu. Selain itu, penting bagi pengelola tambangan untuk menyediakan dan memastikan penggunaan alat keselamatan oleh setiap penumpang.
“Meski perahu di tambangan ini masih terus beroperasi, kami berharap langkah ini mampu meminimalisasi risiko kecelakaan," ungkap Andik. "Agar dapat menekan dampak dari bencana transportasi air, terlebih lagi saat musim hujan seperti sekarang ini air sungai Bengawan Solo selalu mengalami kenaikan."
Sebagai bagian dari kampanye keselamatan, Dishub juga membagikan material informasi berupa pamflet dan poster keselamatan di area penyeberangan untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai pentingnya penggunaan alat keselamatan saat berlayar atau menyeberang sungai.
Penguatan langkah pengawasan dan pendampingan oleh tim dari Dishub Bojonegoro diharapkan bisa terus dilakukan selagi musim hujan masih berlangsung. Kampanye ini bukan hanya sekadar memberikan alat keselamatan, tetapi juga membudayakan sikap waspada dan tanggap terhadap situasi darurat di perairan.
Langkah proaktif yang diambil oleh Dishub Bojonegoro ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, termasuk masyarakat setempat. Hal ini mencerminkan komitmen pemerintah daerah untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan warga di tengah tantangan alam yang kerap datang tiap musim penghujan.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan bisa tercapai lingkungan transportasi air yang lebih aman dan efisien. Penguatan kerja sama antara pihak terkait juga perlu terus dipacu guna mengatasi berbagai tantangan yang ada, sehingga potensi bahaya dapat diminimalisasi dan keselamatan publik tetap terjaga.