Proyek Jalan Tol Baru Dihentikan, PT Hutama Karya Fokus Operasional JTTS

Jumat, 20 Desember 2024 | 13:25:16 WIB
Proyek Jalan Tol Baru Dihentikan, PT Hutama Karya Fokus Operasional JTTS

Kabar mengenai penghentian proyek jalan tol baru menjadi isu yang ramai diperbincangkan, terutama dalam lingkup Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Keputusan ini bermula dari pernyataan Sony Sulaksono Wibowo, Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Unsur Pemangku Kepentingan, yang menyebut bahwa proyek jalan tol baru yang belum dimulai akan dihentikan sementara. Pernyataan ini disampaikan setelah acara Media Gathering Nataru 2024/2025 ASTRA Infra Group yang digelar di Amanaia Menteng, Jakarta, Selasa, 17 Desember 2024. "Proyek tol yang memang belum berjalan, berhenti dulu," ujar Sony, mengutip instruksi Presiden Prabowo Subianto.

Salah satu proyek besar yang terimbas oleh keputusan ini adalah Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). PT Hutama Karya (Persero), sebagai BUJT yang bertanggung jawab atas JTTS, menyatakan bahwa mereka tetap berfokus pada penyelesaian dan operasional proyek yang sedang berjalan sesuai mandat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 42 Tahun 2024. "Kami akan fokus menyelesaikan proyek-proyek jalan tol yang sedang berjalan dan memastikan ruas-ruas tol operasional dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat," ungkap Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero), dalam wawancara dengan Kompas.com, Jumat, 20 Desember 2024.

Adjib menambahkan bahwa, meski dihentikannya proyek tol baru bisa menimbulkan kekhawatiran, langkah ini dapat dipandang sebagai upaya strategis untuk meningkatkan efektivitas pembangunan infrastruktur. "Kalaupun kebijakan penghentian proyek tol baru ini diterapkan, kami memandangnya sebagai salah satu langkah strategis dalam memastikan pembangunan infrastruktur dikerjakan secara efektif," lanjutnya.

Hutama Karya tengah mempersiapkan berbagai proyek penghubung atau feeder untuk JTTS sesuai dengan Perpres Nomor 42/2024. Beberapa proyek yang direncanakan antara lain adalah:

- Tahap II Pelabuhan Panjang-Lematang (11,74 kilometer)
- Pekanbaru-Padang Seksi Koto Kampar-Pangkalan (36 kilometer)
- Pekanbaru-Padang Seksi Pangkalan-Payakumbuh (45 kilometer)
- Pekanbaru-Padang Seksi Payakumbuh-Sicincin (73 kilometer)
- Tahap IV Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat Seksi Pematang Siantar-Parapat (50 kilometer)
- Simpang Indralaya-Muara Enim Seksi Prabumulih-Muara Enim (56 kilometer)
- Lubuk Linggau-Bengkulu Seksi Lubuk Linggau-Taba Penanjung (80 kilometer)
- Muara Enim-Lahat-Lubuk Linggau (112 kilometer)
- Prapat-Tarutung-Sibolga (102 kilometer)
- Batu Ampar-Muka Kuning-Bandara Hang Nadim (20 kilometer)

Untuk memastikan kelancaran dalam melaksanakan tugasnya dan konektivitas JTTS, Hutama Karya menerapkan beberapa strategi penting. Salah satu prioritas utama adalah menyelesaikan pembangunan ruas-ruas prioritas yang menjadi tulang punggung (backbone) JTTS. Selain itu, memastikan bahwa ruas-ruas yang telah beroperasi bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk mendukung aktivitas ekonomi masyarakat menjadi perhatian serius.

Evaluasi keberlanjutan ruas-ruas yang tengah dalam kajian kelayakan atau feasibility study (FS) juga dinilai penting. Evaluasi ini bertujuan memastikan relevansi proyek dengan kebutuhan infrastruktur nasional dan prioritas pembangunan. "Dengan strategi ini, kami optimistis tetap mampu mendukung terwujudnya konektivitas penuh JTTS sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatra," tegas Adjib.

Sebagai langkah terakhir, meningkatkan sinergi dengan pemerintah dan mitra swasta dinilai sangat penting untuk mengoptimalkan pendekatan investasi kreatif. Dengan pendekatan ini, diharapkan proyek JTTS dapat berjalan seiring dengan rencana strategis pemerintah dalam memperkuat infrastruktur nasional.

Sementara itu, keputusan pemerintah untuk menghentikan proyek baru memang menuai berbagai pendapat. Bagi sebagian pihak, keputusan ini dapat membantu fokus pada proyek yang telah berjalan dan mencegah pemborosan sumber daya. Namun, pihak lain mungkin melihatnya sebagai penghambat laju pembangunan infrastruktur yang masif dan merata.

Dengan demikian, meski proyek-proyek baru ditangguhkan, PT Hutama Karya tetap bertekad memastikan kelanjutan pembangunan JTTS. Fokus pada penyelesaian proyek-proyek yang ada memberikan harapan bahwa infrastruktur jalan tol di Indonesia, khususnya JTTS, tetap dapat berkontribusi sebagai penggerak ekonomi dan integrasi wilayah.

Terkini