JAKARTA – Dalam upaya mendukung pengembangan energi terbarukan di Indonesia, PT Hero Global Investment Tbk (HGII) resmi menjalin kemitraan strategis dengan Shikoku Electric Power Company, Inc. (Yonden), perusahaan energi asal Jepang yang tercatat di Tokyo Stock Exchange. Hal ini diumumkan melalui siaran pers HGII di Jakarta, kemarin.
Melalui anak perusahaannya, SEP International Netherlands B.V. (SEPI), Yonden telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat dengan pemegang saham pengendali HGII pada 8 November 2024. Berdasarkan perjanjian tersebut, SEPI akan membeli 25% saham HGII paling lambat satu bulan setelah pencatatan saham HGII di Bursa Efek Indonesia (BEI). Meskipun demikian, pemegang saham pengendali tetap akan mempertahankan 55% kepemilikan saham.
Presiden Direktur HGII, Robin Sunyoto, menjelaskan bahwa kolaborasi ini akan mempercepat pertumbuhan energi terbarukan di Indonesia, sejalan dengan komitmen nasional untuk mencapai net zero emission pada 2060. “Kolaborasi dengan Yonden memberikan peluang besar bagi HGII untuk mempercepat pertumbuhan energi terbarukan di Indonesia. Sejalan dengan tujuan nasional untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060, HGII berkomitmen memperluas portofolio energi terbarukan,” ungkap Robin.
Ambisi Besar dalam Energi Terbarukan
HGII memiliki rencana ambisius untuk mengembangkan berbagai pembangkit listrik berbasis energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA), minihidro (PLTM), surya (PLTS), biogas (PLTBg), dan biomassa (PLTBm). Perusahaan ini menargetkan kapasitas total mencapai 100 MW pada 2031.
Dukungan teknis dan pengalaman Yonden diharapkan menjadi dorongan besar dalam pengembangan proyek, konstruksi, operasional, hingga pemeliharaan pembangkit listrik. “Bersama Yonden, HGII optimis bisa memberikan kontribusi besar bagi industri energi terbarukan di Indonesia,” tambah Robin.
Detail IPO Hero Global Investment
Sebagai bagian dari langkah strategisnya, HGII akan melepas 1,3 miliar saham dalam penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO). Saham tersebut memiliki nilai nominal Rp25 per unit, setara dengan 20% dari modal disetor setelah IPO. Berdasarkan prospektus yang dirilis, penawaran umum saham HGII akan berlangsung pada 3-7 Januari 2025. Penjatahan saham dijadwalkan pada 7 Januari, sementara distribusi elektronik dilakukan sehari setelahnya.
Saham HGII diperkirakan mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 9 Januari 2025. PT OCBC Sekuritas Indonesia dan PT UOB Kay Hian Sekuritas akan bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi. Harga saham perdana HGII dipatok di kisaran Rp200 hingga Rp230 per unit. Dengan kisaran harga tersebut, HGII berpotensi meraup dana segar hingga Rp299 miliar.
Kontribusi untuk Industri Energi Terbarukan
Kerjasama strategis dengan Yonden diproyeksikan akan memperkuat posisi HGII sebagai pemain utama di sektor energi terbarukan di Indonesia. Selain itu, langkah ini juga mencerminkan meningkatnya minat investor global terhadap potensi energi terbarukan di Tanah Air.
“Melalui kolaborasi ini, kami berharap dapat memanfaatkan keahlian Yonden dalam mendukung pengembangan proyek energi terbarukan di Indonesia,” ujar Robin. Dukungan internasional ini menjadi salah satu kunci bagi HGII dalam mencapai target jangka panjangnya.
Keberhasilan IPO HGII dan kemitraan dengan Yonden diharapkan menjadi langkah awal yang signifikan untuk memperkuat industri energi baru terbarukan di Indonesia. Dengan visi jangka panjang dan kemitraan global, HGII optimis dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan dalam mendukung transisi energi nasional.