JAKARTA – Pemanfaatan energi nuklir sebagai sumber energi alternatif kini menjadi sorotan utama dalam upaya memperkuat ketahanan energi nasional. Menyikapi hal tersebut, Bambang Soesatyo, anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, mengemukakan dorongannya kepada Universitas Udayana di Bali untuk melaksanakan kajian akademis mendalam mengenai pengoptimalan energi nuklir dalam rangka pemenuhan kebutuhan energi nasional.
Bambang Soesatyo, yang juga dikenal sebagai Bamsoet, menegaskan pentingnya memperhatikan potensi sumber daya alam Indonesia yang sangat melimpah untuk mendukung pengembangan energi nuklir. Menurutnya, energi nuklir, khususnya yang bersumber dari thorium dan uranium, dapat menjadi alternatif yang efektif dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, seperti batu bara, yang mendominasi penggunaan energi di Tanah Air.
"Indonesia dengan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, seharusnya mampu lebih memanfaatkan potensi sumber energi nuklir. Langkah ini tidak hanya mampu mengurangi ketergantungan pada batu bara, tetapi juga dapat menguatkan ketahanan energi nasional," ujar Bamsoet ketika ditemui di Jakarta.
Baru-baru ini, data dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menunjukkan bahwa Indonesia memiliki cadangan uranium yang mencapai sekitar 90.000 ton dan thorium sebanyak 150.000 ton. Sumber daya tersebut tersebar di beberapa wilayah strategis di Indonesia, seperti di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Fakta ini menjadi alasan kuat bagi Bamsoet untuk mendorong pengkajian lebih lanjut mengenai cara terbaik dan teraman dalam memanfaatkan energi nuklir bagi kebutuhan energi nasional.
Langkah BAMSOET ini sejalan dengan eras global yang tengah bergerak menuju penggunaan energi hijau dan ramah lingkungan. Energi nuklir dianggap sebagai salah satu sumber energi yang lebih bersih dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya. Selain menghasilkan emisi karbon yang jauh lebih rendah, energi nuklir menawarkan solusi jangka panjang dalam menjaga ketahanan energi sekaligus memenuhi standar internasional tentang pengurangan emisi gas rumah kaca.
Universitas Udayana, sebagai salah satu institusi pendidikan terkemuka di Indonesia, diharapkan dapat menjadi pionir dalam riset dan pengembangan energi nuklir hijau. Bamsoet melihat bahwa keunggulan akademik serta fasilitas penelitian yang dimiliki oleh Universitas Udayana menjadikannya tempat yang ideal untuk melakukan kajian menyeluruh mengenai potensi energi nuklir di Indonesia. Hasil kajian ini nantinya diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan energi nasional yang lebih ramah lingkungan.
"Melalui penelitian dan pengembangan yang tepat, kami berharap Universitas Udayana dapat menghadirkan solusi inovatif dalam memanfaatkan sumber daya nuklir Indonesia, dan berkontribusi nyata dalam penyediaan energi berkelanjutan untuk Indonesia," imbuh Bamsoet.
Pengembangan energi nuklir hijau bukan tanpa tantangan. Selain kebutuhan investasi yang besar, teknologi yang mumpuni, serta regulasi yang ketat, diperlukan juga dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Keterlibatan pemangku kepentingan dalam setiap tahapannya menjadi kunci dalam memastikan bahwa pengembangan energi nuklir dapat dilakukan secara aman dan menguntungkan bagi masyarakat luas.
Tidak hanya berhenti pada ajakan untuk melakukan kajian, Bamsoet juga menginisiasi kolaborasi lebih lanjut antara Universitas Udayana dengan lembaga-lembaga terkait serta industri energi guna mempercepat implementasi energi nuklir hijau di Indonesia. Maka tidaklah mengherankan jika fokus utama dari penelitian ini adalah untuk menciptakan model energi nuklir yang dapat diimplementasikan secara efektif dengan tetap mengedepankan keselamatan kerja dan perlindungan lingkungan yang optimal.
Dengan strategi yang tepat, Indonesia diharapkan dapat memimpin langkah dalam pemanfaatan energi nuklir hijau di kawasan Asia Tenggara, sekaligus membuktikan komitmennya dalam mewujudkan transisi energi bersih.
Bamsoet percaya bahwa dengan komitmen dan sinergi dari semua pihak, langkah Indonesia menuju pengembangan energi nuklir yang lebih hijau dan berkelanjutan bisa tercapai. "Keberhasilan pengkajian dan pengembangan ini dikembalikan pada kemampuan kita semua untuk berinovasi dan bekerjasama," pungkas Bamsoet.
Menyongsong masa depan dengan pemanfaatan energi yang lebih ramah lingkungan, sudah sepatutnya energi nuklir hijau menjadi salah satu opsi andalan dalam mewujudkan ambisi tersebut. Universitas Udayana, dengan potensinya, bisa menjadi garda depan dalam upaya ini, menjadi laboratorium hidup bagi penelitian dan pengembangan energi nuklir yang transparan, aman, dan berkelanjutan.