Inflasi Januari 2025 Terkendali: Implementasi Kebijakan Efektif Bank Indonesia dan Pemerintah

Selasa, 04 Februari 2025 | 12:36:34 WIB
Inflasi Januari 2025 Terkendali: Implementasi Kebijakan Efektif Bank Indonesia dan Pemerintah

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa inflasi pada Januari 2025 tetap terkendali berkat konsistensi kebijakan moneter dan sinergi kuat dalam pengendalian inflasi antara pemerintah pusat dan daerah. Sinergi ini diwujudkan melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) serta implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyatakan keyakinannya bahwa inflasi akan terus berada dalam kisaran sasaran 2,5 persen plus minus 1 persen pada tahun 2025. "Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2025," ungkap Ramdan dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 4 Februari 2025.

Tren Inflasi Menurun

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada Senin, 3 Januari 2025, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2025 mencatatkan deflasi sebesar 0,76 persen secara month-to-month (mtm). Secara tahunan, inflasi IHK menurun menjadi 0,76 persen year-on-year (yoy) dari 1,57 persen pada bulan sebelumnya.

Penurunan ini terutama disebabkan oleh deflasi pada kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices), yang dipengaruhi oleh penurunan tarif listrik. Sementara itu, inflasi inti tetap terjaga pada level rendah. Inflasi inti pada Januari 2025 tercatat sebesar 0,30 persen (mtm), meningkat dari 0,17 persen (mtm) pada Desember 2024. Faktor utama yang mempengaruhi inflasi inti meliputi peningkatan harga komoditas global dan pola musiman awal tahun.

Kontribusi Harga Komoditas

Realisasi inflasi inti pada Januari 2025 didorong oleh kenaikan harga komoditas seperti minyak goreng, emas perhiasan, dan biaya sewa rumah. Secara tahunan, inflasi inti Januari 2025 adalah 2,36 persen (yoy), naik dari 2,26 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

Di sisi lain, kelompok volatile food menunjukkan peningkatan inflasi. Pada Januari 2025, kelompok ini mengalami inflasi sebesar 2,95 persen (mtm), naik dari 2,04 persen (mtm) pada Desember 2024. Peningkatan ini didorong oleh harga komoditas aneka cabai dan daging ayam ras, yang terpengaruh oleh kondisi cuaca dengan curah hujan tinggi di sejumlah sentra produksi utama serta peningkatan biaya input untuk produksi pakan dan bibit.

Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food mencapai 3,07 persen (yoy), meningkat dari 0,12 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. "Ke depan, inflasi volatile food diprakirakan tetap terkendali didukung oleh sinergi erat Bank Indonesia bersama TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah," tambah Ramdan.

Administered Prices Mengalami Deflasi

Deflasi terbesar pada Januari 2025 tercatat pada kelompok administered prices, dengan penurunan sebesar 7,38 persen (mtm). Ini merupakan penurunan dari angka inflasi 0,03 persen (mtm) pada bulan Desember 2024. Deflasi tersebut terutama disebabkan oleh kebijakan diskon tarif listrik sebesar 50 persen untuk pelanggan rumah tangga dengan daya listrik hingga 2.200 volt ampere (VA) dan penyesuaian tarif angkutan setelah periode libur Natal dan Tahun Baru.

Secara tahunan, kelompok administered prices mencatatkan deflasi sebesar 6,41 persen (yoy), turun dari inflasi 0,56 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

Terkini