Bank Indonesia: Inflasi IHK Januari 2025 Alami Penurunan, Deflasi Capai 0,76 Persen

Selasa, 04 Februari 2025 | 12:46:10 WIB
Bank Indonesia: Inflasi IHK Januari 2025 Alami Penurunan, Deflasi Capai 0,76 Persen

Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2025 menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan bulan sebelumnya. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), IHK Januari 2025 mencatat deflasi sebesar 0,76 persen month to month (mtm), yang menyebabkan inflasi IHK tahunan menurun menjadi 0,76 persen year on year (yoy), jauh lebih rendah daripada 1,57 persen yoy yang tercatat pada bulan Desember 2024.

"Deflasi ini disebabkan oleh kelompok administered prices, yang sebagian besar berasal dari komoditas tarif listrik," jelas Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, dalam keterangan resminya yang dipublikasikan Selasa, 4 Februari 2025.

Sinergi Kebijakan dan Pengendalian Inflasi yang Efektif

Ramdan menegaskan bahwa capaian inflasi IHK yang terkendali ini merupakan hasil dari kebijakan moneter yang konsisten serta sinergi pengendalian inflasi yang kuat antara Bank Indonesia dan pemerintah, baik pusat maupun daerah. Kolaborasi ini terwujud dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai wilayah.

"Ke depan, Bank Indonesia meyakini bahwa inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 persen, plus-minus satu persen, pada tahun 2025," tambah Ramdan optimis.

Inflasi Inti Mengalami Peningkatan

Meski inflasi IHK mengalami penurunan, inflasi inti pada Januari 2025 malah mencatat kenaikan sebesar 0,30 persen mtm, lebih tinggi dibandingkan realisasi bulan sebelumnya yang hanya 0,17 persen mtm. Peningkatan dalam inflasi inti ini disebabkan oleh kenaikan harga komoditas global dan pola musiman awal tahun, meskipun ekspektasi inflasi masih tetap terjaga.

Kontributor utama inflasi inti di bulan Januari adalah komoditas minyak goreng, emas perhiasan, dan biaya sewa rumah. Secara tahunan, inflasi inti Januari 2025 tercatat sebesar 2,36 persen yoy, meningkat dari 2,26 persen yoy yang terealisasi di bulan Desember 2024.

Lonjakan Inflasi pada Kelompok Volatile Food

Di sisi lain, kelompok volatile food pada Januari 2025 mengalami inflasi sebesar 2,95 persen mtm, yang meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,04 persen mtm. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh harga komoditas seperti cabai dan daging ayam ras.

Kondisi cuaca yang kurang bersahabat dengan curah hujan tinggi di beberapa sentra produksi utama berperan dalam pengurangan produksi aneka cabai, sementara biaya input produksi seperti pakan dan bibit untuk daging ayam ras turut meningkat. Inflasi tahunan untuk kelompok volatile food mencapai 3,07 persen yoy, dibandingkan dengan realisasi 0,12 persen yoy pada bulan sebelumnya.

"Ke depan, inflasi volatile food diprediksi akan tetap terkendali, didukung oleh kerja sama erat antara Bank Indonesia dan TPIP serta TPID melalui GNPIP di berbagai daerah," ungkap Ramdan menambahkan.

Deflasi Kelompok Administered Prices

Sementara itu, kelompok administered prices pada bulan Januari 2025 mengalami deflasi sebesar 7,38 persen mtm, menurun dramatis dari inflasi tipis 0,03 persen mtm di bulan Desember 2024. Penurunan ini terutama dipicu oleh komoditas tarif listrik berkat adanya kebijakan diskon tarif listrik sebesar 50 persen untuk pelanggan rumah tangga dengan daya terpasang hingga 2.200 VA serta normalisasi tarif angkutan setelah periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan Natal serta Tahun Baru.

Secara tahunan, kelompok administered prices juga mencatat deflasi sebesar 6,41 persen yoy, berbanding terbalik dengan inflasi 0,56 persen yoy yang terjadi di bulan sebelumnya.

Dengan berbagai dinamika inflasi di awal tahun ini, Bank Indonesia optimistis bahwa strategi pengendalian inflasi yang komprehensif dan sinergis dengan pemerintah serta lembaga terkait lainnya akan tetap menjaga inflasi dalam batas aman di tahun 2025. Hal ini penting untuk memastikan stabilitas ekonomi makro dan daya beli masyarakat tetap terjaga.

Terkini