Kenaikan Harga BBM Pertamina di Sumatera Utara: Pertamax Naik Tipis pada Februari 2025

Senin, 03 Februari 2025 | 10:28:50 WIB
Kenaikan Harga BBM Pertamina di Sumatera Utara: Pertamax Naik Tipis pada Februari 2025

PT Pertamina, perusahaan energi milik negara, kembali melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di seluruh Indonesia. Langkah ini terjadi dalam rangka menyesuaikan harga dengan kondisi pasar internasional yang terus berfluktuasi serta memastikan ketahanan energi nasional terjaga dengan baik.

Penyesuaian kali ini memberikan dampak yang berbeda di setiap provinsi. Di Sumatera Utara, misalnya, kenaikan harga BBM Pertamina dapat dirasakan pada jenis Pertamax. Pada awal Januari 2025, harga Pertamax di wilayah ini masih berada di angka Rp12.800 per liter. Namun, terhitung mulai 3 Februari 2025, harga Pertamax mengalami kenaikan menjadi Rp13.200 per liter, sebagaimana dirilis oleh laman resmi MyPertamina.id.

Alasan Penyesuaian Harga

Keputusan untuk menyesuaikan harga minyak tidak terlepas dari perubahan harga minyak mentah dunia, biaya distribusi, dan kebijakan pemerintah terkait subsidi energi. Seorang juru bicara Pertamina yang tidak bersedia disebutkan namanya menyebutkan bahwa "penyesuaian harga ini mempertimbangkan banyak faktor, termasuk harga minyak dunia yang meningkat serta upaya pemerintah untuk mengurangi beban subsidi."

Dampak bagi Masyarakat dan Industri

Kenaikan harga BBM, meskipun tipis, diprediksi akan memberikan dampak berantai bagi masyarakat dan pelaku industri. Sektor transportasi umum dan logistik adalah yang paling mungkin terkena dampak langsung dari kenaikan ini, mengingat BBM merupakan komponen biaya operasional yang signifikan. Apabila biaya transportasi naik, bukan hal yang aneh jika harga barang dan jasa lainnya juga ikut terpengaruh.

"Sudah pasti kami harus memperhitungkan ulang biaya operasional kami," ujar Bambang, seorang pengusaha logistik di Medan. "Meskipun kenaikannya hanya Rp400, dalam skala besar ini menjadi jumlah yang cukup signifikan," tambahnya.

Daftar Harga BBM Pertamina di Sumatera Utara dan Provinsi Lainnya

Berikut adalah rincian harga BBM per 3 Februari 2025 untuk beberapa provinsi di Indonesia:

1. Provinsi Aceh
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar: Rp6.800
- Pertamax: Rp12.900
- Pertamax Turbo: Rp14.000
- Dexlite: Rp14.600
- Pertamina Dex: Rp14.800

2. Sumatera Utara
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar: Rp6.800
- Pertamax: Rp13.200
- Pertamax Turbo: Rp14.350
- Dexlite: Rp14.950
- Pertamina Dex: Rp15.150

3. Sumatera Barat
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar: Rp6.800
- Pertamax: Rp13.500
- Pertamax Turbo: Rp14.650
- Dexlite: Rp15.250
- Pertamina Dex: Rp15.450

4. Riau
- Pertalite: Rp10.000
- Bio-solar: Rp6.800
- Pertamax: Rp13.500
- Pertamax Turbo: Rp14.650
- Dexlite: Rp15.250
- Pertamina Dex: Rp15.450

Harga di setiap provinsi dapat bervariasi tergantung pada kondisi geografis dan biaya distribusi. Wilayah yang lebih sulit dijangkau biasanya memiliki harga yang lebih tinggi karena tantangan logistik.

Respons Pemerintah

Pemerintah terus berusaha meminimalkan dampak kenaikan harga BBM terhadap masyarakat. Upaya ini termasuk pemberian subsidi pada segmen tertentu dan mendorong penggunaan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan, "Kami memahami kekhawatiran masyarakat, namun ini adalah langkah yang perlu diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang dan mendukung pergeseran ke energi terbarukan."

Pandangan Ekonom dan Analis

Para ekonom menilai bahwa penyesuaian harga ini adalah konsekuensi dari dinamika pasar global. Haris Abdullah, seorang ekonom dari Universitas Sumatera Utara, mengatakan, “Ini adalah langkah yang sulit tetapi perlu dilakukan. Pemerintah dan Pertamina perlu terus mengedukasi publik tentang pentingnya menjaga pasokan energi nasional dan transisi menuju energi terbarukan.”

Penyesuaian harga BBM oleh Pertamina mencerminkan tantangan global yang dihadapi oleh Indonesia. Kenaikan harga ini ditanggapi dengan berbagai respons dari berbagai sektor masyarakat, mulai dari kekhawatiran hingga penerimaan kebutuhan transisi energi. Sementara itu, pemerintah dan Pertamina diharapkan dapat terus bekerja sama untuk menemukan solusi terbaik demi memastikan kestabilan ekonomi dan keamanan energi negara.

Sebagai negara dengan populasi yang terus berkembang dan kebutuhan energi yang meningkat, penyesuaian ini menandai langkah untuk menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Semua pihak diharapkan dapat beradaptasi dengan perubahan ini sebagai bagian dari upaya menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Terkini