Kinerja Perbankan Indonesia Alami Pertumbuhan Positif dengan Risiko Terjaga di Tahun 2024

Kamis, 09 Januari 2025 | 16:01:44 WIB
Kinerja Perbankan Indonesia Alami Pertumbuhan Positif dengan Risiko Terjaga di Tahun 2024

Jakarta - Industri perbankan Indonesia menunjukkan kinerja yang mengesankan pada bulan November 2024, dengan pertumbuhan kredit yang berlanjut di angka dua digit. Menurut data yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kredit tercatat sebesar 10,79 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), sedikit menurun dari 10,92 persen pada bulan Oktober 2024. Total kredit yang disalurkan bank mencapai Rp 7.717 triliun, menunjukkan daya tahan sektor perbankan di tengah tantangan ekonomi global.

“Pertumbuhan kredit ini didorong oleh peningkatan yang signifikan dalam beberapa jenis kredit, dengan Kredit Investasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 13,77 persen yoy,” ungkap M. Ismail Riyadi, Plt Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK, pada Rabu, 8 Januari 2025. Kredit Konsumsi dan Kredit Modal Kerja juga berkontribusi dalam pertumbuhan ini, masing-masing tumbuh sebesar 10,94 persen dan 8,92 persen yoy, Kamis, 9 Januari 2025.

Memimpin kontribusi dalam pertumbuhan kredit ini adalah bank-bank milik negara (BUMN), yang mengalami peningkatan sebesar 12,41 persen yoy. Dalam kategori debitur, kredit untuk korporasi naik signifikan sebesar 16,19 persen, sementara sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tetap menunjukkan pertumbuhan dengan peningkatan 4,02 persen.

Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang disimpan di bank-bank turut mengalami pertumbuhan sebesar 7,54 persen yoy, mencapai Rp 8.835,9 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan dalam giro sebesar 10,97 persen, tabungan 6,55 persen, dan deposito sebesar 5,57 persen yoy.

Likuiditas industri perbankan tetap dalam kondisi yang sehat. Rasio Alat Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing berada pada 112,94 persen dan 25,57 persen, jauh di atas ambang batas minimum yang ditetapkan masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen. Liquidity Coverage Ratio (LCR), indikator lain dari ketahanan perbankan terhadap krisis likuiditas jangka pendek, berada di level yang sangat kuat sebesar 213,07 persen.

Kualitas aset bank juga tetap terjaga dengan rasio non-performing loan (NPL) gross yang stabil di angka 2,19 persen, sedikit membaik dari 2,20 persen di bulan sebelumnya. Rasio NPL net turun menjadi 0,75 persen dari 0,77 persen. Loan at Risk (LaR), indikator lain dari kualitas kredit, menunjukkan penurunan menjadi 9,82 persen, mencatat tingkat yang lebih baik dibandingkan masa sebelum pandemi.

Dari sisi profitabilitas, Return on Assets (ROA) bank-bank Indonesia tercatat sebesar 2,69 persen, sedikit berkurang dari 2,73 persen di bulan Oktober 2024. Sementara itu, permodalan bank yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) tetap kuat di angka 26,92 persen. “Permodalan yang solid ini menjadi mitigasi risiko yang kuat di tengah kondisi ekonomi global yang tidak pasti,” tambah Riyadi.

Produk kredit buy now pay later (BNPL) di sektor perbankan juga mengalami pertumbuhan pesat. Per November 2024, baki debet kredit BNPL meningkat sebesar 42,68 persen yoy menjadi Rp 21,77 triliun, dengan jumlah rekening bertambah menjadi 24,51 juta.

Dalam upaya menanggulangi risiko dari judi online yang dapat berdampak negatif pada sektor keuangan, OJK telah melakukan pemblokiran terhadap sekitar 8.500 rekening yang terindikasi terkait aktivitas ini. OJK terus bekerja sama dengan perbankan dan Kementerian Komunikasi dan Digital untuk memperkuat deteksi terhadap rekening-rekening yang terindikasi terkait dengan judi online.

Sebagai bagian dari penegakan aturan dan menjaga stabilitas sistem keuangan, OJK pada Desember 2024 telah mencabut izin usaha beberapa Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang mengalami pelanggaran regulasi, termasuk PT Bank Perkreditan Rakyat Duta Niaga di Kalimantan Barat dan beberapa BPR lainnya di wilayah Sumatera Barat, Jawa Barat, dan Papua Barat.

Dengan capaian ini, kinerja perbankan Indonesia menunjukkan daya tahan dan ketahanan di tengah berbagai tantangan, menegaskan peran pentingnya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Terkini