Apa Itu Cash Flow: Fungsi hingga Cara Membuatnya

Senin, 02 Desember 2024 | 12:02:50 WIB
Apa itu cash flow

Apa itu cash flow adalah hal yang sangat penting untuk dipahami, terutama ketika menghitung cash flow dalam investasi bisnis. Manajemen keuangan yang tepat akan membantu bisnis untuk tetap menguntungkan.

Mengelola cash flow dengan baik tidak hanya mencerminkan kemampuan bisnis dalam bertumbuh, tetapi juga seberapa baik sebuah perusahaan dapat mengatur dan menjaga keuangannya.

Apabila cash flow atau arus kas tidak dikelola dengan bijak, bisnis berisiko mengalami kerugian atau bahkan kebangkrutan.

Oleh karena itu, penting untuk memahami cara menghitung dan mengelola arus kas agar bisnis tetap berkelanjutan dan menguntungkan.

Pada dasarnya, dengan memahami apa itu cash flow akan memberi gambaran jelas mengenai pentingnya pengelolaan arus kas yang efektif dalam investasi bisnis.

Apa Itu Cash Flow?

Jadi, apa itu cash flow? Cash flow berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris, yaitu cash yang berarti uang dan flow yang berarti aliran. Dengan demikian, cash flow dapat diartikan sebagai aliran uang.

Namun, dalam konteks bisnis dan investasi, cash flow merujuk pada laporan keuangan yang menggambarkan pengaruh kas dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan, serta perubahan bersih kas dalam suatu perusahaan selama periode tertentu.

Laporan arus kas bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas dalam perusahaan selama satu periode.

Selain itu, laporan ini juga mencakup sumber daya yang diterima, penggunaan dana, serta perubahan kas yang dapat membantu investor, kreditor, dan pihak terkait lainnya untuk memahami kondisi kas perusahaan yang paling likuid.

Fungsi Cash Flow

Pada dasarnya, cash flow berfungsi untuk memantau pergerakan uang yang terjadi dalam suatu periode waktu tertentu.

Setiap periode tersebut memiliki nilai uang yang berbeda karena kemungkinan adanya fluktuasi, di mana jumlah uang yang Anda miliki dapat naik atau turun seiring berjalannya waktu.

Selain itu, cash flow juga memiliki beberapa fungsi penting lainnya, di antaranya sebagai berikut.

1. Likuiditas

Fungsi likuiditas ini mengacu pada ketersediaan dana yang dapat dengan mudah digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari bisnis. Dana tersebut dapat dicairkan dengan cepat dan tanpa mengurangi nilai investasi awal.

Kemampuan untuk mencairkan dana ini sangat berguna dalam situasi darurat atau untuk memenuhi kebutuhan mendesak yang tidak terduga, meskipun belum termasuk dalam anggaran yang telah ditentukan.

2. Sebagai Anti-Inflasi

Cash flow juga berfungsi sebagai perlindungan terhadap inflasi. Dana yang disimpan dalam bentuk arus kas bertujuan untuk melindungi nilai uang dari potensi penurunan daya beli di masa depan.

Dana yang dapat dicairkan dengan mudah ini memberikan fleksibilitas untuk mengatasi dampak inflasi yang bisa mengurangi daya beli bisnis di kemudian hari.

3. Capital Growth Jangka Panjang

Fungsi lain dari cash flow adalah mendukung pertumbuhan modal jangka panjang. Dalam hal ini, dana yang dimiliki perusahaan digunakan untuk memperbesar atau mengembangkan kekayaan dalam jangka panjang.

Dengan melakukan hal ini, bisnis Anda bisa terlindungi dari risiko kerugian atau bahkan kebangkrutan, karena dana tersebut digunakan untuk mendukung kelangsungan dan perkembangan perusahaan secara berkelanjutan.

Aliran Cash Flow Investasi

Seperti yang tercermin dalam maknanya, cash flow memang memiliki dua aliran uang yang berbeda. Kedua aliran tersebut adalah sebagai berikut.

1. Cash In Flow

Cash-in flow mengacu pada aliran uang yang masuk ke dalam perusahaan dari aktivitas transaksi yang menghasilkan keuntungan finansial. Dengan kata lain, cash-in flow adalah penerimaan uang yang dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain:

  1. Hasil penjualan produk atau jasa perusahaan.
  2. Penagihan piutang dari penjualan kredit.
  3. Penjualan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.
  4. Penerimaan investasi dari pemilik atau saham (terutama untuk perusahaan terbatas).
  5. Pinjaman atau utang yang diterima dari pihak lain.
  6. Penerimaan sewa atau pendapatan lainnya.

2. Cash Out Flow

Cash-out flow adalah aliran uang yang keluar dari perusahaan sebagai akibat dari transaksi yang mengakibatkan pengeluaran. Secara sederhana, cash-out flow merupakan pengeluaran uang yang dapat berasal dari beberapa sumber, di antaranya:

  1. Pengeluaran untuk membeli bahan baku, membayar tenaga kerja langsung, dan biaya operasional lainnya.
  2. Pengeluaran untuk biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
  3. Pembelian aktiva tetap.
  4. Pembayaran utang yang dimiliki perusahaan.
  5. Pembayaran sewa, pajak, dividen, bunga, dan pengeluaran lainnya.

3. Initial Cash Flow (Aliran Uang Awal)

Aliran uang awal atau initial cash flow merujuk pada pengeluaran yang dilakukan untuk kegiatan investasi. Ini termasuk berbagai biaya awal seperti pembelian tanah, pembangunan gedung, biaya pendahuluan, dan sejenisnya.

Aliran ini termasuk dalam kategori cash-out flow atau aliran kas keluar, karena berhubungan dengan pengeluaran yang diperlukan untuk memulai investasi, seperti membeli tanah, mendirikan pabrik, atau menyediakan dana untuk modal kerja.

Biasanya, initial cash flow digunakan untuk mendukung tahap awal dari suatu investasi.

4. Operational Cash Flow (Aliran Uang Operasional)

Aliran kas operasional atau operational cash flow adalah aliran uang yang berkaitan dengan kegiatan operasional proyek, seperti hasil penjualan, biaya operasional, dan biaya administrasi. Aliran ini bisa dianggap sebagai gabungan antara cash-in flow dan cash-out flow.

Biasanya, operational cash flow digunakan untuk menutupi pengeluaran investasi dan sering kali merupakan aliran kas yang diterima setiap tahun selama proyek berlangsung. Inilah jenis aliran kas yang lebih umum dikenal dalam dunia investasi.

5. Terminal Cash Flow (Aliran Uang Akhir)

Terakhir, terminal cash flow atau aliran uang akhir adalah aliran kas yang berhubungan dengan nilai sisa proyek, seperti sisa modal kerja atau hasil penjualan peralatan proyek.

Ini mencerminkan kas yang dihasilkan pada akhir masa investasi, baik melalui likuidasi aset atau nilai residu lainnya.

Cara Membuat Cash Flow

Setelah memahami pengertian cash flow investasi, langkah selanjutnya adalah mengetahui bagaimana cara menyusun laporan arus kas untuk bisnis dengan tepat.

Rumus Menghitung Cash Flow

Ada dua cara yang bisa digunakan untuk menghitung cash flow, yaitu:

Kas Masuk Bersih = Earning After Tax (EAT) + Penyusutan

Metode ini diterapkan jika bisnis atau usaha dibiayai dengan modal sendiri, tanpa adanya pinjaman atau utang dari pihak luar. Penyusutan dihitung karena merupakan biaya non-tunai yang timbul ketika aktiva tetap dibeli.

Kas Masuk Bersih = Earning After Tax (EAT) + Penyusutan + Bunga (1-tax)

Cara ini digunakan jika bisnis dibiayai dengan pinjaman dari pihak lain. Dalam perhitungan ini, bunga pinjaman juga diperhitungkan dengan mengurangi pajak.

Selanjutnya, ada empat langkah yang perlu dilakukan dalam penyusunan laporan cash flow:

  1. Menentukan jumlah uang minimal yang harus tersedia.
  2. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran.
  3. Menghitung perkiraan kebutuhan dana dari utang untuk menutupi defisit kas serta membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.

Menyusun kembali total penerimaan dan pengeluaran setelah transaksi finansial dan menetapkan anggaran kas yang final.
Dalam menyusun laporan cash flow, ada tiga bagian utama yang perlu Anda masukkan:

1. Cash-in Flow

Bagian ini mencakup semua sumber dana yang diterima dan masuk ke kas bisnis, termasuk jumlah dana yang diterima, serta periode waktu tertentu.

Hal ini mencakup penjualan tunai, penjualan kredit yang akan menjadi piutang, penjualan aktiva tetap, dan penerimaan lainnya. Cash-in flow ini dapat terjadi secara terus-menerus atau hanya pada periode tertentu.

2. Cash-out Flow

Pada bagian ini, Anda akan mencatat semua pengeluaran yang telah direncanakan, seperti biaya operasional bisnis, pembelian bahan baku, pembayaran utang kepada pihak ketiga, gaji karyawan, administrasi, dan pengeluaran lainnya.

Seperti cash-in flow, cash-out flow ini bisa bersifat kontinu maupun tidak terus-menerus.

3. Financing

Bagian pembiayaan menunjukkan arus kas bersih (net cash flow) dan kebutuhan dana tambahan yang diperlukan apabila terjadi defisit kas.

Bagian ini penting untuk mengetahui apakah perusahaan membutuhkan dana tambahan atau bisa menjalankan operasional dengan dana yang ada.

Sudah tahu kan apa itu cash flow? pada dasarnya, ini adalah kunci untuk mengelola keuangan bisnis, memantau aliran dana untuk kelancaran operasional dan tujuan keuangan jangka panjang.

Terkini