Pertamina Perluas Akses untuk Layani Energi di Daerah Terpencil

Rabu, 30 Oktober 2024 | 11:49:38 WIB

Ternate - PT Pertamina (Persero) terus berupaya memastikan ketersediaan energi hingga ke daerah-daerah terpencil dengan mendirikan Lembaga Penyalur BBM Satu Harga. Pertamina secara resmi menambah 40 lokasi operasional untuk program ini, dengan fokus terbesar pada Klaster Maluku-Papua yang memiliki 14 titik, diikuti oleh Klaster Sulawesi-Nusa Tenggara (12 titik), Klaster Kalimantan (7 titik), dan Klaster Sumatera (7 titik).

Peresmian penyaluran BBM Satu Harga di Klaster Maluku-Papua dilakukan oleh Wakil Menteri ESDM Yuliot bersama Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan dan Kepala BPH Migas Erika Retnowati di Fuel Terminal Ternate, Provinsi Maluku Utara, pada Rabu, 30 Oktober 2024.

Wakil Menteri ESDM Yuliot menyatakan bahwa Program BBM Satu Harga adalah bagian dari dukungan terhadap 17 program prioritas yang dilaksanakan oleh Pemerintah di bawah visi Asta Cita oleh Presiden Prabowo dan Gibran, termasuk upaya mencapai swasembada energi.

"Program ini akan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat. BBM Satu Harga merupakan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi ketimpangan sosial di seluruh daerah. Oleh karena itu, kita harus menjaga keberlangsungan program ini untuk mencapai Indonesia Emas 2045," tegas Yuliot.

Erika Retnowati, Kepala BPH Migas, menambahkan bahwa pihaknya akan terus memantau pelaksanaan Program BBM Satu Harga karena dampaknya sangat signifikan bagi masyarakat di daerah terpencil.

“Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 tahun 2016, kami bertanggung jawab untuk mengawasi program ini melalui penugasan Badan Usaha yang ditunjuk untuk membangun penyalur di lokasi-lokasi tertentu. Sejak 2017, kami telah konsisten mendukung pembangunan ini agar target dapat tercapai," jelas Erika.

Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, menjelaskan bahwa Program BBM Satu Harga merupakan bukti komitmen Pertamina untuk memastikan energi yang terjangkau bagi masyarakat di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

"Peresmian 40 lembaga penyalur BBM Satu Harga ini menunjukkan komitmen berkelanjutan Pertamina dalam menyediakan aksesibilitas dan keterjangkauan energi bagi semua masyarakat Indonesia," kata Riva.

Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication Pertamina, menekankan bahwa pembangunan BBM Satu Harga adalah bagian dari upaya Pertamina untuk menciptakan pemerataan energi di daerah 3T.

“Sejak tahun 2017, Pertamina telah membangun lebih dari 500 titik BBM Satu Harga, yang berkontribusi pada ketahanan energi nasional di wilayah-wilayah tersebut,” tuturnya.

Pertamina terus melakukan akselerasi dalam pengembangan program ini dan mengoptimalkan infrastruktur distribusi energi untuk memastikan ketersediaan di daerah 3T, sesuai dengan prinsip availability, accessibility, affordability, acceptability, dan sustainability.

“Distribusi BBM Satu Harga dilakukan melalui berbagai moda transportasi, baik darat, laut, maupun udara dengan menggunakan pesawat khusus. Kami berkomitmen untuk memastikan ketersediaan energi secara berkelanjutan,” tambah Fadjar.

Di samping itu, Pertamina berusaha menjaga harga BBM agar tetap terjangkau. Harga BBM yang sebelumnya bervariasi antara Rp30 ribu hingga Rp100 ribu per liter kini disamakan dengan harga yang berlaku di daerah lain, yaitu Solar Rp6.800 dan Pertalite Rp10.000 per liter. Ketersediaan BBM Satu Harga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Sebagai pemimpin dalam transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung target Net Zero Emission 2060 melalui program-program yang berdampak pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Semua langkah ini sejalan dengan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) dalam semua lini bisnis dan operasional Pertamina.

Terkini