Jakarta Genjot Transportasi Bus Listrik Kurangi Emisi

Rabu, 17 September 2025 | 08:29:31 WIB
Jakarta Genjot Transportasi Bus Listrik Kurangi Emisi

JAKARTA - Jakarta mulai menapaki langkah besar menuju transportasi ramah lingkungan dengan fokus pada bus listrik. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendorong konversi armada bus dari bahan bakar fosil ke energi listrik sebagai bagian dari strategi menurunkan emisi sektor transportasi umum. 

Program elektrifikasi ini sejalan dengan target nasional untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060, yang telah diatur dalam berbagai dokumen perencanaan pembangunan nasional.

"Elektrifikasi angkutan umum, khususnya bus listrik, menjadi salah satu strategi penting untuk menurunkan emisi serta mendorong efisiensi operasional transportasi," ujar Direktur Lalu Lintas Jalan Kemenhub, Rudi Irawan, dalam keterangan tertulis. Pernyataan ini menegaskan posisi Kemenhub dalam mendorong pergeseran paradigma transportasi menuju energi bersih.

Transportasi darat di Indonesia menjadi salah satu kontributor emisi terbesar, terutama karena meningkatnya jumlah kendaraan bermotor pribadi. Polusi udara yang tinggi dan konsumsi energi fosil yang terus meningkat menuntut solusi transformasi yang cepat dan efektif.

Rudi Irawan menambahkan, "Saya mengajak seluruh pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, industri, akademisi, maupun masyarakat untuk bekerja sama mendukung percepatan penggunaan energi bersih di sektor transportasi darat." Ajakan ini menegaskan perlunya kolaborasi lintas sektor agar target elektrifikasi transportasi dapat tercapai dengan baik.

Di sisi lain, Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin menyoroti besarnya kontribusi transportasi terhadap pencemaran udara di ibu kota. Menurutnya, sekitar 67% polusi di Jakarta berasal dari kendaraan umum. Fakta ini menempatkan Jakarta sebagai salah satu kota paling berpolusi di dunia, menuntut langkah tegas untuk mengurangi emisi.

Namun, pemerintah kota mulai bergerak. Sejumlah ratusan bus listrik sudah hadir di Jakarta, dengan target ambisius mencapai 10 ribu unit pada 2030. Khoirudin menjelaskan, "Sebagai upaya mengurangi polusi, kami menginisiasi peralihan bus TransJakarta dari berbahan bakar minyak ke bus listrik. Kini sudah ada 260 bus listrik. Tahun ini direncanakan penambahan 200 bus listrik. Sementara target pada tahun 2030 memenuhi sebanyak 10.000 bus listrik."

Evaluasi awal menunjukkan hasil yang positif. Peralihan bus ke listrik diperkirakan mampu mengurangi emisi karbon sebanyak 20 ribu ton di wilayah Jakarta. Prestasi ini membuat Jakarta menerima Sertifikat Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dari Kementerian Lingkungan Hidup, menegaskan dampak nyata dari program elektrifikasi transportasi.

Walikota Bogor, Dedie A Rachim, mendukung langkah DKI Jakarta dengan menekankan pentingnya kebijakan ramah lingkungan di tingkat daerah. "Selain dari peralihan ke energi listrik, sumber polusi juga harus diperbaiki. Perlu komitmen bersama agar energi listrik yang nantinya digunakan dihasilkan dari sistem pembakaran yang ramah lingkungan karena saat ini energi listrik masih diperoleh dari 32 ribu ton batu bara," ujar Dedie.

Dedie juga mengapresiasi integrasi transportasi antara Bogor dan Jakarta, khususnya layanan bus TransJakarta yang sudah tersambung hingga Bogor. Hal ini dinilai efektif mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang berkontribusi pada polusi udara.

Transformasi transportasi umum ke bus listrik bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal perubahan perilaku dan tata kelola kota. Pemerintah berharap, program ini dapat menjadi model bagi kota-kota lain di Indonesia untuk mempercepat transisi energi bersih dan mengurangi dampak lingkungan dari sektor transportasi.

Kolaborasi lintas daerah dan pemerintah pusat diharapkan dapat mempercepat pencapaian target 10 ribu bus listrik pada 2030. Selain itu, penggunaan energi listrik yang ramah lingkungan menjadi faktor penting agar manfaat penurunan emisi dapat maksimal.

Dengan dukungan semua pihak, termasuk industri transportasi, akademisi, serta masyarakat, peralihan ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas udara tetapi juga efisiensi operasional transportasi publik. Program ini menegaskan bahwa transportasi ramah lingkungan kini bukan lagi sekadar wacana, melainkan langkah konkret menuju kota yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Terkini