JAKARTA - Pasar kendaraan listrik di Jawa Timur semakin ramai dengan langkah strategis VinFast Indonesia. Produsen mobil listrik asal Vietnam ini menyiapkan ekosistem penuh, dari stasiun pengisian hingga layanan transportasi publik, sebagai upaya memperkuat penetrasi di provinsi yang kini menjadi fokus utama pengembangan kendaraan ramah lingkungan.
CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, menegaskan pentingnya Jawa Timur bagi ekspansi VinFast. Provinsi ini telah memiliki 385 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) VGreen, termasuk 78 titik di Surabaya, sehingga mempermudah konsumen dalam menggunakan mobil listrik. “Kami optimistis VinFast bisa berkembang dan diterima di Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Akhir tahun nanti, target nasional SPKLU VGreen mencapai 63 ribu titik,” ungkap Kariyanto .
Selain menyediakan infrastruktur pengisian, VinFast juga tengah menyiapkan pabrik di Subang, Jawa Barat, dengan luas 170 hektare dan investasi tahap pertama senilai 200 juta dolar AS. Pabrik ini ditargetkan menyerap 900–1.000 tenaga kerja dan akan memproduksi VF3, mobil listrik kompak yang dirancang untuk kebutuhan perkotaan, mulai Desember 2025. Langkah ini menunjukkan komitmen VinFast dalam mendukung pengembangan kendaraan listrik nasional sekaligus menyediakan produk yang sesuai dengan karakter konsumen Indonesia.
Strategi VinFast untuk menarik konsumen juga diterapkan melalui program buyback. Jika kendaraan dikembalikan dalam enam bulan, nilainya mencapai 90 persen, sementara setelah tiga tahun, harga buyback masih 70 persen. “Unit yang kembali akan direkondisi dan dipasarkan kembali. Skema ini sudah berjalan di Vietnam dan kini kami terapkan di Indonesia,” jelas Kariyanto.
Tidak hanya menyasar konsumen pribadi, VinFast juga fokus pada transportasi publik melalui Green Smart Mobility (GSM), layanan taksi listrik berwarna hijau yang telah beroperasi di Jakarta dan rencananya akan hadir di Makassar. “Untuk Surabaya, layanan GSM rencananya beroperasi mulai September 2025. Saat ini masih dalam tahap komunikasi dengan pemerintah kota,” tambahnya.
Saat ini, VinFast Indonesia menawarkan lima model mobil listrik. VF3 menjadi pilihan utama untuk kendaraan kompak perkotaan, sedangkan VF5 ditujukan bagi kebutuhan urban yang lebih luas. VF34 banyak digunakan sebagai armada taksi GSM. Sementara itu, VF6 hadir dengan desain premium dalam varian Eco dan Plus, dan VF7 menonjolkan tenaga dan kenyamanan dengan tipe Plus dan Eco. “VF3 menjadi favorit karena kecil, praktis, dan sudah mendukung fast charging,” kata Kariyanto.
Ekosistem yang dikembangkan VinFast tidak hanya mencakup kendaraan dan stasiun pengisian, tetapi juga layanan transportasi publik yang terintegrasi. Pendekatan ini diharapkan mampu mendorong percepatan adopsi mobil listrik di Indonesia, khususnya di Jawa Timur, sekaligus menciptakan lingkungan transportasi yang lebih bersih dan efisien.
Dengan strategi infrastruktur, pabrik lokal, skema buyback, dan layanan taksi listrik, VinFast menegaskan posisi mereka sebagai pemain utama dalam pasar kendaraan listrik di Indonesia. Ekspansi ini sejalan dengan tren global dan dukungan pemerintah terhadap transportasi ramah lingkungan, sehingga konsumen memiliki berbagai kemudahan dan opsi saat beralih ke mobil listrik.
Langkah VinFast di Jawa Timur juga menjadi indikator penting kesiapan pasar Indonesia dalam menghadapi era kendaraan listrik. Infrastruktur SPKLU yang memadai, dukungan pabrik lokal, dan layanan transportasi publik yang inovatif menunjukkan bahwa VinFast tidak hanya menjual kendaraan, tetapi membangun ekosistem yang mendukung mobilitas hijau secara menyeluruh.
Dengan semua persiapan ini, VinFast berharap dapat meningkatkan adopsi kendaraan listrik di Indonesia, memberikan kemudahan bagi konsumen perkotaan, serta menegaskan komitmen mereka dalam menghadirkan transportasi ramah lingkungan yang praktis dan terjangkau.