BMKG Jelaskan Penyebab Gempa Bekasi M4,9

Kamis, 21 Agustus 2025 | 07:29:40 WIB
BMKG Jelaskan Penyebab Gempa Bekasi M4,9

JAKARTA - Guncangan gempa bumi kembali dirasakan sejumlah wilayah di Jawa Barat hingga DKI Jakarta pada Rabu, 20 Agustus 2025 malam.Pusat gempa berada di Kabupaten Bekasi dengan kekuatan magnitudo 4,9, dan meski tergolong dangkal, getarannya membuat warga di beberapa kota merasakan dentuman yang cukup jelas.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) langsung memberikan penjelasan mengenai penyebab kejadian ini. Menurut hasil analisis, gempa tersebut dipicu pergerakan sesar naik busur belakang Jawa Barat atau dikenal dengan istilah West Java back arc thrust.

Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyampaikan bahwa kesimpulan ini didapat dari pengamatan episenter serta kedalaman hiposenter. “Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu oleh sumber gempa sesar naik busur belakang Jawa Barat (West Java back arc thrust),” jelasnya dalam keterangan resmi pada Rabu malam.

Getaran Terasa di Sejumlah Kota

Walaupun pusat guncangan berada 14 kilometer tenggara Kabupaten Bekasi, efeknya tidak hanya dirasakan di wilayah sekitar. Sejumlah daerah seperti Jakarta, Depok, Bandung, hingga Tangerang ikut merasakan getaran.

“Di Purwakarta, Cikarang, dan Depok dengan Skala Intensitas III MMI, getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu,” ungkap Daryono menggambarkan kondisi yang terjadi.

Sementara di Bandung, Jakarta, Tangerang Selatan, dan Bekasi Timur, skala intensitas berada pada II–III MMI. “Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu,” lanjutnya.

Kondisi ini membuat warga di sejumlah kawasan keluar rumah untuk memastikan keamanan diri, meski hingga saat ini tidak ada laporan terkait kerusakan bangunan akibat gempa tersebut.

Imbauan dari BNPB: Tetap Waspada

Menyikapi peristiwa ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan masyarakat agar tetap waspada. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menekankan pentingnya menjauhi bangunan yang terlihat retak atau berpotensi roboh.

“Jauhi kaca dan segala jenis benda yang dapat melukai jika terjatuh akibat guncangan gempa bumi,” kata Abdul Muhari.

Ia juga menambahkan, masyarakat yang sedang berada di gedung bertingkat disarankan tidak menggunakan lift. Sebagai gantinya, gunakan tangga darurat untuk evakuasi jika diperlukan. Hal ini menjadi langkah antisipasi agar risiko bisa diminimalisir ketika terjadi gempa susulan.

Potensi Gempa Susulan

Hingga pukul 20.35 WIB pada hari kejadian, BMKG mencatat adanya satu kali gempa susulan dengan magnitudo 2,1. Meski lebih kecil dan dampaknya tidak signifikan, masyarakat tetap diminta meningkatkan kewaspadaan.

Daryono menegaskan bahwa perkembangan kondisi akan terus dipantau. Ia mengingatkan masyarakat untuk tidak panik namun tetap mengikuti informasi resmi yang dikeluarkan BMKG dan BNPB. “Masyarakat diharapkan tidak panik namun tetap meningkatkan kewaspadaan untuk potensi gempa bumi susulan,” katanya.

Catatan Seismik di Jawa Barat

Fenomena gempa di wilayah Jawa Barat bukanlah hal baru. Sesar aktif seperti Sesar Citarik maupun Sesar Baribis kerap disebut sebagai jalur rawan yang berpotensi memicu gempa bumi. Keberadaan sesar ini menjadi perhatian serius para ahli kebumian karena posisinya berdekatan dengan kawasan padat penduduk termasuk Bogor, Bekasi, hingga sebagian Jakarta.

Beberapa waktu lalu, BMKG juga mengingatkan mengenai Sesar Baribis yang disebut sebagai “bom waktu” gempa di sekitar Jakarta. Kejadian di Bekasi kali ini kembali menunjukkan pentingnya memahami karakteristik wilayah rawan gempa serta langkah mitigasi yang harus dilakukan.

Kesadaran Mitigasi Bencana

Meski getaran gempa sering kali tidak menimbulkan kerusakan berarti, para pakar mengingatkan bahwa setiap guncangan merupakan pengingat penting tentang perlunya kesiapsiagaan. Masyarakat diimbau selalu memperhatikan kondisi rumah, terutama jika terdapat retakan pada struktur bangunan.

Selain itu, pemahaman dasar seperti menghindari area dekat kaca, tidak berada di bawah benda gantung berat, serta mengetahui jalur evakuasi darurat perlu dibiasakan. Dalam skala lebih luas, upaya pemerintah daerah bersama instansi terkait juga penting untuk memperkuat edukasi bencana kepada warga.

Menenangkan Warga

Bagi sebagian masyarakat, guncangan gempa sering kali menimbulkan kepanikan meski kekuatannya relatif kecil. Oleh karena itu, penjelasan resmi dari BMKG menjadi kunci agar warga mendapatkan informasi yang akurat. Penegasan bahwa gempa Bekasi dipicu sesar naik busur belakang Jawa Barat dan tidak menimbulkan kerusakan diharapkan bisa meredam kekhawatiran.

BNPB menambahkan, selain tetap waspada, masyarakat juga perlu berkoordinasi dengan lingkungan sekitar. Misalnya, saling mengingatkan jalur evakuasi atau tempat aman berkumpul jika terjadi guncangan besar. Dengan demikian, kesiapan kolektif bisa lebih terbangun dan risiko bisa ditekan.

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,9 yang terjadi di Kabupaten Bekasi menegaskan kembali posisi Jawa Barat sebagai wilayah dengan aktivitas seismik cukup tinggi. Analisis BMKG menyebutkan bahwa pergerakan sesar naik busur belakang Jawa Barat menjadi pemicu utama.

Guncangan terasa hingga Jakarta, Depok, Tangerang, hingga Bandung, namun tidak ada laporan kerusakan bangunan. BNPB mengingatkan agar masyarakat menjauhi bangunan retak, tidak menggunakan lift di gedung bertingkat, serta tetap tenang menghadapi kemungkinan gempa susulan.

Kejadian ini diharapkan menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu meningkatkan kesadaran akan mitigasi bencana. Dengan informasi yang benar, kesiapsiagaan yang baik, dan sikap tenang, dampak gempa bisa ditekan seminimal mungkin.

Terkini