Pertamina Perluas Distribusi BBM Pertamax Green 95

Senin, 11 Agustus 2025 | 09:38:58 WIB
Pertamina Perluas Distribusi BBM Pertamax Green 95

JAKARTA - Pertamina terus memperluas akses bahan bakar ramah lingkungan melalui pengembangan BBM jenis Pertamax Green 95 yang mengandung campuran bioetanol 5%. Langkah ini menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk mendorong penggunaan energi yang lebih bersih sekaligus mendukung upaya pengurangan emisi karbon di sektor transportasi.

Sejak diperkenalkan pada Juli 2023, Pertamax Green 95 mulai hadir di berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina, dengan jumlah outlet yang menyediakan produk ini terus bertambah. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menyatakan bahwa hingga Juli 2025 sudah ada 143 SPBU yang menjual Pertamax Green 95 dengan volume penjualan mencapai 4.700 kiloliter. Targetnya, sampai akhir tahun ini, akan ada 150 SPBU yang menjajakan BBM ramah lingkungan tersebut.

“Untuk lingkungan yang lebih sehat, kami terus mengupayakan penyebaran outlet 143 SPBU di seluruh Jawa dan terus mendorong 150 SPBU sampai akhir tahun untuk Pertamax Green,” kata Heppy dalam acara Energi & Mining Editor Society (E2S) Retret 2025 yang berlangsung di Bogor pada 9 Agustus 2025.

Fokus distribusi awal memang masih terpusat di wilayah Jawa. Hal ini berkaitan dengan kemudahan sumber pasokan bioetanol yang berasal dari pabrik pengolahan di Mojokerto, Jawa Timur. Heppy menyebut bahwa pengembangan distribusi di luar Jawa akan dilakukan seiring dengan pemenuhan pasokan yang lebih luas.

“Kita fokus di wilayah Jawa. Kalau di luar Jawa akan bisa kita kembangkan,” jelas Heppy.

Tidak hanya dalam bidang transportasi darat, Pertamina juga aktif mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan untuk sektor penerbangan melalui proyek Sustainable Aviation Fuel (SAF). SAF yang dibuat dari bahan baku minyak goreng bekas atau Used Cooking Oil (UCO) menjadi salah satu inovasi untuk menurunkan emisi di sektor penerbangan, yang selama ini dikenal sulit untuk dialihkan ke energi hijau.

“Ke depan, Pertamina mendorong terbentuknya ekosistem nasional untuk pengumpulan UCO sebagai bahan baku SAF. Dengan langkah tersebut, Indonesia diharapkan mampu menjadi pusat produksi SAF untuk kawasan ASEAN,” ujar Heppy.

Selain itu, Pertamina juga menghadirkan konsep Green Energy Station (GES) sebagai solusi energi terpadu yang mendukung pengembangan bisnis ramah lingkungan. GES tidak hanya menyediakan BBM berkualitas rendah sulfur seperti Pertamax, tetapi juga mengintegrasikan berbagai layanan non-fuel retail seperti café, toko ritel, serta layanan perawatan kendaraan. Dilengkapi dengan teknologi ramah lingkungan, seperti atap panel surya (PLTS) dan fasilitas pengisian kendaraan listrik (SPKLU/SPBKLU), GES merupakan upaya konkret Pertamina mengadopsi era energi bersih.

“Saat ini sudah ada 442 Green Energy Station, 14 SPKLU dan 43 SPBKLU,” kata Heppy.

Dengan berbagai inovasi dan ekspansi ini, Pertamina berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam mendukung transisi energi di Indonesia, sekaligus membantu terciptanya lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Terkini