Cek Kesehatan Gratis untuk Siswa Resmi Bergulir

Senin, 04 Agustus 2025 | 07:16:50 WIB
Cek Kesehatan Gratis untuk Siswa Resmi Bergulir

JAKARTA - Bayangkan bila setiap anak sekolah di Indonesia memiliki catatan kesehatan sejak dini, dipantau secara berkala, dan ditindaklanjuti bila ditemukan gangguan. Harapan inilah yang kini mulai diwujudkan pemerintah melalui Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang resmi dimulai pada Senin, 4 Agustus 2025.

Program ini bukan hanya wacana. Sebanyak 53,8 juta pelajar dari tingkat SD hingga SMA ditargetkan mengikuti skrining kesehatan menyeluruh di seluruh Indonesia. Ini mencakup sekolah negeri dan swasta, serta madrasah, menjadikannya salah satu inisiatif kesehatan preventif terbesar yang pernah dijalankan di lingkungan pendidikan nasional.

Sebagai langkah awal, peluncuran program dilakukan serentak di 12 sekolah dan madrasah yang ditunjuk sebagai proyek percontohan nasional. Inisiatif ini diharapkan menjadi fondasi untuk membentuk budaya hidup sehat sejak usia sekolah.

Menyesuaikan dengan karakteristik usia dan jenjang pendidikan, pemeriksaan kesehatan dilakukan secara bertahap dan berbeda di setiap level. Tidak hanya melibatkan petugas medis dari puskesmas atau dinas kesehatan setempat, peran guru UKS dan guru Pendidikan Jasmani (PJOK) juga dilibatkan langsung dalam proses skrining.

Untuk siswa Sekolah Dasar (SD), terdapat 13 jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Pemeriksaan ini meliputi status gizi, tekanan darah, kesehatan mata dan telinga, hingga skrining kondisi mental. Tak ketinggalan, status imunisasi juga akan diperiksa. Sementara bagi siswa kelas 4 hingga 6, kebugaran fisik turut menjadi bagian dari aspek yang diperiksa.

Bergeser ke jenjang SMP dan SMA, cakupan pemeriksaan menjadi lebih luas. Pemerintah menambahkan skrining anemia dan kesehatan reproduksi remaja. Di samping itu, pelajar SMP dan SMA juga akan diperiksa terkait risiko penyakit menular, gangguan tidur, serta kondisi mental emosional yang mulai menjadi perhatian penting di kalangan remaja saat ini.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak ada pemeriksaan darah bagi siswa SD. Tes darah hanya diperuntukkan bagi siswa SMP dan SMA dengan metode minim invasif, untuk memastikan kenyamanan dan keamanan selama proses berlangsung.

Demi menjamin keberlanjutan program, hasil pemeriksaan siswa akan dicatat dalam aplikasi SATUSEHAT milik pemerintah. Data ini akan terintegrasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas. Jika ditemukan indikasi gangguan kesehatan dari hasil skrining, tindak lanjut atau rujukan medis akan segera diberikan.

Melansir informasi resmi dari Kementerian Kesehatan, berikut adalah tahapan teknis pemeriksaan CKG Sekolah yang perlu diketahui:

H-7: Orang tua siswa akan menerima kuesioner online untuk diisi sebagai langkah awal skrining berbasis data pribadi dan riwayat kesehatan.

H-2: Tim kesehatan akan melakukan verifikasi alat pemeriksaan, kesiapan logistik, serta Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) guna memastikan semua standar dipenuhi.

Hari H: Pelaksanaan pemeriksaan dilakukan di sekolah dalam dua ruang terpisah, sesuai protokol teknis yang telah ditentukan agar tertib dan efisien.

Tahapan pemeriksaan siswa SD: Fokus pada status gizi, kesehatan gigi, pendengaran, penglihatan, tekanan darah, kondisi mental, serta kebugaran jasmani.

Tahapan pemeriksaan siswa SMP dan SMA: Pemeriksaan mencakup semua aspek yang dilakukan pada siswa SD ditambah deteksi anemia, penyakit menular, kesehatan reproduksi, serta kondisi mental emosional yang lebih kompleks.

Pencatatan dan tindak lanjut: Seluruh hasil akan dimasukkan ke dalam aplikasi SATUSEHAT, dan jika ada indikasi masalah, siswa akan dirujuk untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut oleh fasilitas kesehatan.

Lebih dari sekadar agenda tahunan, program ini bertujuan untuk memperkuat budaya hidup sehat di lingkungan pendidikan, sekaligus sebagai investasi jangka panjang dalam mewujudkan generasi muda Indonesia yang sehat jasmani maupun mental.

Dalam jangka panjang, kebijakan ini menjadi bagian dari strategi menuju Indonesia Sehat dan Emas 2045. Pemerintah menyadari bahwa deteksi dini masalah kesehatan sejak usia sekolah mampu mencegah dampak jangka panjang yang lebih serius di masa depan.

Program ini juga menjawab kebutuhan akan layanan kesehatan yang setara dan mudah diakses oleh seluruh pelajar di tanah air. Melibatkan kolaborasi lintas sektor antara sekolah, tenaga medis, dan keluarga, inisiatif ini mencerminkan paradigma baru bahwa kesehatan bukan hanya urusan rumah sakit, tetapi tanggung jawab bersama, termasuk dari satuan pendidikan.

Dengan dimulainya implementasi CKG, Indonesia memasuki babak baru dalam membangun generasi yang tak hanya cerdas di kelas, tetapi juga sehat secara menyeluruh. Skrining kesehatan di sekolah bukan sekadar rutinitas, melainkan pondasi penting menuju masa depan bangsa yang lebih kuat.

Terkini