Petani Jombang Untung, Produktivitas Padi Tembus Rekor

Kamis, 31 Juli 2025 | 11:07:19 WIB
Petani Jombang Untung, Produktivitas Padi Tembus Rekor

JAKARTA - Jombang kembali menunjukkan kemajuan signifikan dalam sektor pertanian, khususnya pada komoditas padi. Berbeda dengan dinamika yang dihadapi petani tembakau, petani padi justru merasakan hasil panen yang melimpah dan harga jual yang menguntungkan, bahkan mampu melampaui harga pembelian pemerintah (HPP). Kondisi ini menjadi angin segar bagi para petani yang selama ini mengandalkan hasil panen sebagai sumber penghidupan utama mereka.

Dinas Pertanian Jombang melaporkan bahwa luas lahan panen padi pada tahun ini mencapai angka 15.000 hektare, meningkat cukup signifikan bila dibandingkan dengan capaian Agustus 2024 yang sebesar 12.713,4 hektare. Kenaikan luas panen ini menunjukkan adanya perbaikan dalam produktivitas sekaligus kondisi pertanian yang kondusif selama musim tanam.

Kepala Dinas Pertanian Jombang, M Rony, menegaskan bahwa peningkatan produksi ini dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu kualitas tanaman yang baik dan cuaca yang mendukung sepanjang masa tanam. Menurutnya, kondisi tanaman di lapangan terlihat sangat sehat dan potensi panen tahun ini diprediksi lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

“Kalau kita lihat dari penampakan tanaman di lapangan terlihat bagus, cuaca juga mendukung. Mudah-mudahan produksi kita tahun ini lebih baik dari tahun kemarin,” ungkap Rony.

Meski sebagian wilayah sudah mulai melakukan panen, Rony menambahkan bahwa puncak musim panen belum benar-benar terjadi sehingga data produktivitas lengkap dari pengukuran ubinan masih menunggu. Hal ini penting untuk memperoleh gambaran yang lebih rinci terkait hasil panen yang akan dipetik nantinya.

Tidak hanya dari sisi kuantitas hasil panen yang memuaskan, harga gabah di tingkat petani pun menunjukkan tren positif. Harga gabah saat ini cenderung stabil bahkan berada di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp 6.500 per kilogram. Kondisi pasar seperti ini tentu saja menjadi kabar baik bagi petani yang bisa mendapatkan keuntungan lebih optimal.

Rony menjelaskan, harga gabah di pasar saat ini berkisar antara Rp 6.800 hingga Rp 7.100 per kilogram, sehingga jauh melampaui standar HPP. Kenaikan harga ini sangat membantu petani dalam meningkatkan pendapatan mereka setelah mengolah dan menjual hasil panen.

“Sekarang harga gabah cenderung tinggi dan stabil. Bahkan banyak yang di atas HPP, mulai dari Rp 6.800 hingga Rp 7.100 per kilogram,” tambah Rony.

Dengan kombinasi antara kenaikan luas panen dan harga gabah yang kompetitif di pasar, para petani padi di Jombang diprediksi akan mendapatkan keuntungan yang lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka dan mendukung ketahanan pangan di wilayah tersebut.

“Seiring naiknya produksi dan harga jual yang kompetitif di pasaran, kami optimis petani dapat meraih keuntungan lebih baik tahun ini,” pungkas Rony.

Peningkatan produktivitas dan harga yang stabil di Jombang ini bisa menjadi contoh positif dalam pengelolaan pertanian berkelanjutan. Di tengah tantangan yang dihadapi sektor pertanian nasional, keberhasilan di Jombang memberikan harapan bagi para petani lain untuk dapat mengoptimalkan hasil tanam dan mendapatkan nilai jual yang layak.

Terkini