Panduan Awal Kelola Modal Bisnis agar Aman

Senin, 21 Juli 2025 | 10:40:14 WIB
Panduan Awal Kelola Modal Bisnis agar Aman

JAKARTA - Tak sedikit orang bermimpi membangun bisnis sendiri, namun perjalanan wirausaha sering kali penuh tantangan, terutama dalam hal pengelolaan keuangan. Banyak yang gagal bukan karena produk yang buruk atau kurangnya pasar, melainkan akibat lemahnya perencanaan modal. Sebuah kisah nyata dari publik figur Syakir Daulay menjadi pengingat bahwa keberanian saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan strategi keuangan yang matang.

Syakir pernah terlilit utang hingga Rp 5 miliar saat merintis usaha di industri film. Ketidaksiapan dalam menyusun struktur keuangan menjadi penyebab utama. Meskipun utang tersebut berhasil dilunasi, pengalamannya menegaskan pentingnya manajemen keuangan dalam membangun bisnis yang sehat dan berkelanjutan.

Agar tidak mengalami nasib serupa, para ahli memberikan sejumlah strategi pengelolaan modal dan perencanaan usaha yang dapat dijadikan pedoman, terutama bagi pemula.

Rancang Ide Bisnis secara Terukur Sejak Awal

Langkah pertama yang wajib dilakukan adalah merumuskan ide bisnis yang jelas dan terukur. Menurut Rina Dewi Lina, perencana keuangan sekaligus pendiri Rekadana, pengusaha harus memahami secara spesifik produk atau jasa yang akan ditawarkan, siapa target pasarnya, serta bagaimana kompetisi dalam sektor tersebut.

“Pelaku usaha harus mengetahui produk atau jasa apa yang akan dijual, siapa target pasarnya, serta bagaimana karakteristik kompetitor di industri tersebut,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya melakukan riset pasar sejak awal. Data yang dikumpulkan dari riset bisa digunakan untuk memetakan peluang dan tantangan, termasuk dalam menentukan harga dan memposisikan bisnis di tengah persaingan. Perencanaan berbasis data ini berfungsi sebagai tameng untuk meminimalkan risiko kerugian di masa depan.

Siapkan Dana dalam Tiga Pos: Awal, Operasional, dan Cadangan

Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pemula adalah menyamakan modal bisnis hanya sebagai dana awal. Padahal, modal usaha seharusnya dibagi dalam tiga pos utama: modal awal, modal operasional, dan dana cadangan.

Modal awal digunakan untuk keperluan seperti pembelian peralatan, bahan baku, atau penyewaan tempat. Modal operasional digunakan untuk membiayai kegiatan rutin seperti gaji karyawan, tagihan listrik, atau biaya logistik selama beberapa bulan pertama. Sementara dana cadangan dibutuhkan untuk mengantisipasi kondisi darurat ketika bisnis belum menghasilkan keuntungan.

Sebagai gambaran kasar, usaha mikro seperti warung kopi rumahan dapat dijalankan dengan modal sekitar Rp 5 juta hingga Rp 10 juta. Sedangkan bisnis seperti laundry kiloan memerlukan modal awal antara Rp 15 juta sampai Rp 30 juta, tergantung skala dan lokasi.

Hindari Ketergantungan Utang, Maksimal 30 Persen dari Total Modal

Jika modal internal tidak mencukupi, sebagian pelaku usaha kerap mengandalkan utang. Namun, strategi ini harus dilakukan secara hati-hati. Rina menyarankan agar jumlah utang tidak melebihi 30 persen dari total kebutuhan modal usaha.

“Lebih baik memulai dengan modal sendiri dahulu. Jika terpaksa mengambil pinjaman, cari sumber yang paling aman dan terjangkau,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya membuat perjanjian tertulis apabila meminjam dari keluarga atau teman. Hal ini untuk menghindari konflik yang bisa muncul di kemudian hari, meskipun hubungan pribadi terlibat dalam transaksi keuangan.

Pantau Arus Kas Secara Rutin

Pengelolaan arus kas (cash flow) menjadi jantung dari kelangsungan hidup usaha. Laporan keuangan sederhana perlu disusun agar pengusaha dapat meninjau kondisi pemasukan dan pengeluaran secara periodik. Pemantauan ini juga membantu dalam mengevaluasi efisiensi biaya.

Dengan memahami siklus arus kas, pelaku usaha bisa menghindari pemborosan, mengatur strategi belanja yang bijak, dan menyiapkan langkah antisipasi ketika pemasukan menurun.

Waspadai Godaan Ekspansi Terlalu Cepat

Pertumbuhan bisnis memang menjadi harapan semua pengusaha. Namun, keinginan untuk ekspansi sebaiknya tidak dilakukan secara terburu-buru. Banyak bisnis yang justru runtuh akibat memperluas operasional tanpa kesiapan finansial yang memadai.

Ekspansi seharusnya dilakukan ketika fondasi bisnis sudah cukup kuat. Tanpa modal cadangan yang cukup, langkah ekspansi berpotensi memicu utang besar yang tak terkontrol. Lebih bijak jika pertumbuhan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.

Pelajaran Berharga dari Syakir Daulay

Kisah Syakir Daulay menjadi contoh nyata bagaimana impian membangun usaha bisa berubah menjadi beban finansial jika tidak disertai dengan kesiapan perencanaan. Meskipun berhasil keluar dari jeratan utang, pengalaman ini memperlihatkan bahwa manajemen keuangan yang baik adalah kunci utama dalam wirausaha.

Dalam dunia bisnis, keberanian memang penting, tetapi kecermatan dalam mengelola modal jauh lebih menentukan keberlangsungan usaha. Kesalahan dalam perencanaan keuangan bisa berujung pada kebangkrutan, bahkan jika produk atau layanan yang ditawarkan berkualitas tinggi.

Membangun bisnis bukan hanya soal menjual produk, tetapi juga menyusun strategi keuangan yang kokoh sejak awal. Dengan merancang ide bisnis secara terukur, menyiapkan modal dalam tiga pos utama, membatasi utang, memantau arus kas, dan menghindari ekspansi prematur, pengusaha bisa menghindari risiko terbesar dalam dunia wirausaha: terjebak dalam utang.

Jika strategi ini dijalankan dengan disiplin, peluang untuk berkembang dan bertahan dalam dunia usaha akan semakin besar.

Terkini

Tablet Samsung Murah Mulai Rp1 Jutaan

Senin, 21 Juli 2025 | 15:49:36 WIB

Xiaomi 15, Flagship Terjangkau 2025

Senin, 21 Juli 2025 | 15:52:52 WIB

7 Gelang Emas Tali 10 Gram, Simpel tapi Mewah

Senin, 21 Juli 2025 | 16:07:14 WIB