Kemenkes Tindaklanjuti Cek Kesehatan di Sekolah Rakyat

Jumat, 18 Juli 2025 | 08:12:32 WIB
Kemenkes Tindaklanjuti Cek Kesehatan di Sekolah Rakyat

JAKARTA - Langkah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam menjamin kesehatan peserta didik di Sekolah Rakyat terus berlanjut. Seiring dengan pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dimulai sejak 14 Juli lalu, Kemenkes kini menyiapkan tahap lanjutan berupa pemeriksaan medis lebih dalam, menyusul temuan awal yang menunjukkan bahwa lebih dari setengah siswa yang diperiksa memerlukan perhatian tambahan.

Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, Lovely Daisy, dalam keterangannya di Jakarta pada Kamis, menjelaskan bahwa dari total 355 siswa yang diperiksa di tiga Sekolah Rakyat, sebanyak 52,11 persen atau sekitar 185 siswa memerlukan tindak lanjut medis. Rincian jumlah tersebut mencakup 175 siswa tingkat SMP dan 180 siswa tingkat SMA.

“Apabila memerlukan pemeriksaan lanjutan di puskesmas atau fasilitas layanan kesehatan lainnya, tentunya siswa dan masyarakat harus terdaftar di BPJS Kesehatan. Nah, di Sekolah Rakyat nanti ditangani khusus,” ujar Daisy.

Informasi tersebut juga dipaparkan dalam Diskusi Redaksi yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) di Jakarta. Melalui forum itu, Kemenkes menegaskan kembali komitmennya dalam menjaga kesehatan anak-anak di lingkungan Sekolah Rakyat, yang sebagian besar tinggal di lingkungan asrama.

Temuan Masalah Kesehatan Siswa Cukup Serius

Pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis di tiga Sekolah Rakyat telah membuka mata banyak pihak mengenai berbagai persoalan kesehatan yang dihadapi para siswa. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa karies gigi merupakan masalah paling dominan, ditemukan pada 42,8 persen siswa.

Selain itu, gangguan penglihatan menjadi masalah kedua terbanyak dengan persentase 21,9 persen, diikuti oleh kasus kurang gizi sebesar 13,8 persen. Temuan lainnya mencakup prahipertensi 11,5 persen, anemia 10 persen, hipertensi 9,8 persen, serta indikasi pradiabetes sebanyak 5,6 persen. Bahkan, risiko gangguan kesehatan jiwa turut ditemukan meski dalam jumlah kecil, yakni 1,9 persen.

Rangkaian data ini menjadi indikator penting bahwa intervensi kesehatan yang lebih menyeluruh memang sangat dibutuhkan. Kemenkes pun mengambil sikap proaktif dengan memastikan bahwa tindak lanjut dilakukan secepat mungkin.

“Dengan demikian, pemerintah berkomitmen memastikan kesehatan siswa-siswi Sekolah Rakyat lewat pemeriksaan lanjutan yang lebih akurat,” tegas Daisy.

Pemeriksaan lanjutan tersebut akan dilakukan langsung di lingkungan Sekolah Rakyat yang bersangkutan, sehingga siswa tetap dalam pengawasan dan tidak perlu repot mendatangi fasilitas kesehatan secara mandiri. Hal ini diharapkan bisa mempercepat deteksi dini sekaligus mempermudah proses pengobatan atau penanganan jika diperlukan.

Cakupan Masalah Kesehatan di Sekolah Umum Juga Jadi Perhatian

Selain menyasar Sekolah Rakyat, Kemenkes juga menggarisbawahi bahwa berbagai persoalan kesehatan serupa turut ditemukan di sekolah umum, mulai dari jenjang SD hingga SMA. Pemeriksaan kesehatan rutin yang dilakukan di sekolah-sekolah umum mencakup banyak aspek, termasuk status gizi, kebiasaan merokok, kebugaran fisik, tekanan darah, tuberkulosis (TBC), fungsi telinga dan mata, kondisi gigi, kesehatan jiwa, hepatitis B dan C, serta kesehatan reproduksi.

Langkah ini mencerminkan pendekatan menyeluruh pemerintah dalam menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan aman bagi anak-anak Indonesia. Tak hanya fokus pada Sekolah Rakyat, pemerintah juga memperluas cakupan intervensi kesehatan ke semua satuan pendidikan.

Dukungan Lintas Kementerian

Program CKG tidak hanya didorong oleh Kemenkes, tetapi juga mendapat dukungan dari berbagai pihak lain. Komisi IX DPR RI, misalnya, menyatakan komitmennya dalam mengawasi pelaksanaan program ini di lapangan agar berjalan optimal dan tepat sasaran. Kehadiran pemerintah di tengah masyarakat sekolah, khususnya di Sekolah Rakyat yang banyak dihuni santri dan siswa dari keluarga kurang mampu, menjadi langkah strategis dalam upaya pencegahan penyakit menular maupun penyakit tidak menular sejak dini.

Sementara itu, Kementerian Sosial (Kemensos) juga menilai bahwa CKG menjadi bagian penting dalam menjaga ketahanan kesehatan masyarakat yang tinggal di lingkungan asrama. Menurut Kemensos, pelaksanaan program ini tak hanya menekan risiko penularan penyakit, tetapi juga meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya gaya hidup sehat.

Membangun Sistem Kesehatan Pendidikan yang Berkelanjutan

Langkah proaktif Kemenkes melalui program CKG dan pemeriksaan lanjutan terhadap siswa Sekolah Rakyat mencerminkan arah baru dalam membangun sistem kesehatan pendidikan yang lebih berkelanjutan. Selain menjadi upaya deteksi dini, kegiatan ini juga berpotensi menjadi dasar untuk pengembangan program pencegahan jangka panjang.

Khusus untuk siswa Sekolah Rakyat, yang umumnya bersekolah dan tinggal di lingkungan terpadu, pendekatan layanan kesehatan memang memerlukan strategi yang lebih fleksibel. Pemeriksaan yang dilakukan langsung di lokasi sekolah menjadi solusi efektif, karena tidak mengganggu kegiatan belajar dan mampu menjangkau lebih banyak siswa.

Ke depan, kolaborasi antar kementerian dan lembaga perlu terus diperkuat agar layanan kesehatan seperti ini dapat diperluas dan dilakukan secara berkesinambungan. Dengan langkah yang terstruktur dan terpadu, cita-cita mewujudkan generasi muda yang sehat, produktif, dan berdaya saing tinggi bukanlah sesuatu yang mustahil.

Terkini

Cuka Apel untuk Kesehatan Alami

Jumat, 18 Juli 2025 | 07:27:41 WIB

Wisata Pulau Eksotis Dekat Jakarta

Jumat, 18 Juli 2025 | 07:30:24 WIB

3 Shio Paling Hoki 18 Juli 2025

Jumat, 18 Juli 2025 | 08:21:15 WIB

Cirebon Ubah Sampah Jadi Energi Ramah Lingkungan

Jumat, 18 Juli 2025 | 08:23:20 WIB

Daftar Harga BBM Terkini Juli 2025

Jumat, 18 Juli 2025 | 08:25:55 WIB