BMKG Ingatkan Gelombang Tinggi di Selatan Jateng

Kamis, 17 Juli 2025 | 09:03:01 WIB
BMKG Ingatkan Gelombang Tinggi di Selatan Jateng

JAKARTA - Perairan selatan Jawa Tengah kembali menjadi perhatian serius seiring peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi gelombang tinggi yang bisa membahayakan aktivitas pelayaran dan wisata di kawasan tersebut.

Situasi ini muncul seiring dengan dinamika angin yang tidak biasa di wilayah selatan Indonesia. Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, menyampaikan bahwa berdasarkan pemodelan cuaca maritim, tinggi gelombang di sejumlah titik perairan selatan Jawa Tengah diprakirakan bisa mencapai 2,5 hingga 4 meter. Rentang ketinggian ini sudah termasuk kategori gelombang tinggi.

“Berdasarkan permodelan gelombang, tinggi gelombang perairan selatan Jateng yang meliputi perairan selatan Cilacap, Kebumen, dan Purworejo berpotensi mencapai kisaran 2,5 meter hingga 4 meter, sehingga masuk kategori gelombang tinggi,” ujar Teguh.

Fenomena Angin Pemicu Gelombang Tinggi

Penyebab utama dari kondisi laut yang bergejolak ini adalah pola tiupan angin yang cenderung kuat dan searah. Di wilayah selatan Indonesia, angin bertiup dari arah timur hingga tenggara dengan kecepatan yang cukup signifikan, yakni berkisar antara 5 hingga 20 knot. Kombinasi arah dan kekuatan angin inilah yang memperbesar potensi terbentuknya gelombang tinggi.

“Pola tiupan angin yang cenderung searah dengan kecepatan tinggi berpotensi memicu terjadinya gelombang tinggi dan kondisi tersebut diprakirakan akan berlangsung hingga tanggal 20 Juli 2025,” jelas Teguh.

Peringatan Dini dan Imbauan Keselamatan

BMKG pun secara resmi telah menerbitkan peringatan dini yang berlaku selama periode 17 hingga 20 Juli 2025. Peringatan ini ditujukan kepada seluruh pelaku aktivitas kelautan, termasuk nelayan, operator kapal, hingga wisatawan yang berada di sepanjang pantai selatan Jawa Tengah.

“Oleh karena itu, kami mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di perairan selatan Jateng yang berlaku mulai 17 Juli hingga 20 Juli. Kami akan segera informasikan kepada seluruh pengguna jasa kelautan jika ada perkembangan lebih lanjut,” kata Teguh lagi.

Pihak BMKG juga menyampaikan bahwa risiko terhadap keselamatan pelayaran meningkat seiring dengan bertambahnya kecepatan angin dan tinggi gelombang. Teguh memaparkan bahwa perahu nelayan akan terancam ketika angin mencapai 15 knot dan gelombang 1,25 meter. Sementara untuk kapal tongkang, risiko mulai muncul saat kecepatan angin 16 knot dengan gelombang setinggi 1,5 meter. Adapun kapal feri, bisa terdampak serius jika menghadapi angin berkecepatan 21 knot dan gelombang 2,5 meter.

“Dalam hal ini, pengguna jasa kelautan perlu memperhatikan risiko kecepatan angin dan tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran,” ujarnya.

Wisatawan Diminta Waspada dan Tidak Berenang

Kekhawatiran tidak hanya ditujukan kepada pelaut dan nelayan. Para wisatawan yang tengah atau berencana mengunjungi pantai-pantai di kawasan selatan Jawa Tengah juga diimbau untuk lebih berhati-hati. Dalam beberapa kasus cuaca ekstrem, kecelakaan wisata laut kerap terjadi akibat kelalaian dan minimnya kewaspadaan.

“Bagi wisatawan yang berkunjung ke pantai selatan Jateng, kami imbau untuk tidak berenang atau mandi dan bermain air di pantai guna mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan seiring dengan adanya potensi gelombang tinggi,” tutur Teguh.

Langkah ini bukan hanya bersifat preventif, tetapi juga menjadi bagian penting dari upaya mitigasi bencana kelautan. Pantai selatan dikenal memiliki karakter ombak besar, arus kuat, dan struktur pantai yang dalam. Kondisi ini semakin berbahaya jika dipadukan dengan cuaca laut yang ekstrem seperti yang diperkirakan akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Pengawasan Terus Ditingkatkan

Pihak BMKG menyatakan akan terus memantau perubahan kondisi cuaca secara real-time dan siap memperbarui informasi jika terjadi pergeseran arah angin atau peningkatan potensi gelombang. Masyarakat, khususnya yang bermukim atau beraktivitas di wilayah pesisir, diminta untuk terus mengikuti perkembangan cuaca dari saluran resmi dan tidak mengabaikan peringatan yang telah dikeluarkan.

Imbauan dan pembaruan informasi juga akan disampaikan melalui media lokal, kanal digital BMKG, dan kerja sama dengan dinas terkait agar dapat menjangkau masyarakat secara luas dan cepat.

Penekanan pada Keselamatan

Situasi ini mengingatkan kembali pentingnya pemahaman masyarakat tentang cuaca maritim dan potensi risikonya. Gelombang tinggi bukan hanya ancaman bagi pelayaran besar, tetapi juga terhadap perahu kecil yang biasa digunakan oleh nelayan tradisional maupun kegiatan rekreasi air.

Dengan meningkatnya frekuensi cuaca ekstrem akibat perubahan iklim global, kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci dalam menghindari korban jiwa dan kerugian materi.

Keselamatan di laut tidak hanya bergantung pada teknologi kapal atau keahlian pelaut, tetapi juga pada informasi cuaca yang akurat dan dipatuhi. Karena itu, penting bagi seluruh pemangku kepentingan kelautan untuk menjadikan peringatan BMKG sebagai acuan utama dalam mengambil keputusan operasional selama periode gelombang tinggi ini berlangsung.

Terkini

Penyeberangan Tigaras Simanindo Kembali Beroperasi

Kamis, 17 Juli 2025 | 08:54:01 WIB

Manfaat Madu untuk Kecantikan Kulit

Kamis, 17 Juli 2025 | 14:01:32 WIB

10 Destinasi Wisata Ramah Muslim

Kamis, 17 Juli 2025 | 14:04:30 WIB