Industri ICT Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi

Senin, 14 Juli 2025 | 10:31:17 WIB
Industri ICT Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi

JAKARTA - Transformasi ekonomi Indonesia tidak bisa lagi hanya mengandalkan sektor tradisional. Di tengah pesatnya revolusi digital dan perubahan arah investasi global, industri teknologi informasi dan komunikasi (ICT) kini digadang-gadang sebagai pilar baru yang dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional hingga ke level ambisius 8 persen.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, yang menegaskan bahwa industri ICT memiliki peran strategis dalam menyokong percepatan pembangunan ekonomi Indonesia di masa mendatang. Dalam pandangannya, Indonesia harus memposisikan sektor ini tidak lagi sebagai pelengkap, tetapi sebagai kekuatan utama transformasi ekonomi nasional.

“Pemerintah punya harapan dan keinginan besar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Salah satu sektor yang kami lihat potensial dan punya efek besar adalah industri ICT,” ungkap Faisol.

Belajar dari Negara Tetangga: India, Vietnam, Taiwan

Faisol menekankan pentingnya Indonesia untuk belajar dari negara-negara yang telah sukses menjadikan industri ICT sebagai penggerak utama ekonomi mereka. Ia menyebut beberapa negara Asia yang berhasil membangun ekosistem digital dan manufaktur elektronik secara menyeluruh, di antaranya India, Vietnam, dan Taiwan.

Menurutnya, India adalah contoh nyata keberhasilan dalam menarik investasi besar-besaran ke sektor teknologi dalam satu dekade terakhir. Tak hanya itu, India juga telah mengembangkan rantai pasok industri elektronik yang kokoh dan memiliki daya saing global.

Vietnam, dengan pendekatan insentif fiskal dan kawasan industri digital, telah menjadi tujuan utama perusahaan multinasional untuk relokasi basis produksi. Sementara Taiwan telah lama dikenal sebagai negara yang menguasai pasar global dalam pembuatan semikonduktor dan komponen vital ICT.

Potensi Besar Industri ICT Nasional: Dari Gadget ke Ekspor Elektronik Bernilai Tinggi

Faisol memaparkan bahwa Indonesia memiliki peluang serupa jika mampu membangun rantai nilai elektronik domestik yang kuat, dari hulu ke hilir. Salah satu pendekatan yang dia tekankan adalah memproduksi langsung komponen-komponen elektronik penting, bukan sekadar merakit produk jadi.

“Pertanyaannya, apakah industri kita sudah siap? Apakah bahan baku bisa diolah menjadi komponen elektronik berkualitas dan siap bersaing?” ujar Faisol.

Ia menjelaskan bahwa dalam satu unit gadget modern terkandung ribuan komponen elektronik, mulai dari IC, CPU, baterai, layar, hingga resistor dan transistor. Setiap komponen ini menurutnya merupakan peluang bisnis besar bagi industri nasional, jika mampu diproduksi secara lokal.

Pemerintah, lanjutnya, menginginkan agar Indonesia naik kelas dari sekadar perakit produk elektronik menjadi produsen komponen ICT yang mampu menyuplai pasar domestik dan ekspor.

Perluasan Ekspor dan Pengganti Komoditas Tradisional

Tak hanya sebagai alat penggerak domestik, Faisol melihat sektor ICT sebagai solusi strategis jangka panjang untuk meningkatkan ekspor Indonesia. Ia menyoroti pentingnya diversifikasi ekspor, khususnya dalam mengurangi ketergantungan pada komoditas seperti batu bara dan kelapa sawit yang selama ini mendominasi struktur ekspor nasional.

“Sektor ICT memiliki peluang besar untuk mendorong ekspor produk manufaktur elektronik bernilai tambah tinggi,” ujar Faisol.

Artinya, keberhasilan Indonesia dalam membangun industri ICT bisa memberikan nilai ekonomi yang jauh lebih tinggi dibanding ekspor bahan mentah atau setengah jadi. Hal ini juga sejalan dengan visi jangka panjang pemerintah untuk membangun ekonomi berbasis teknologi dan inovasi.

Peran Kawasan Industri dan Kolaborasi Sektor Swasta

Untuk merealisasikan potensi besar ini, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Faisol menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, terutama antara pemerintah pusat, daerah, kawasan industri, dan pelaku usaha. Ia optimistis bahwa sinergi yang kuat dapat menghasilkan akselerasi pembangunan infrastruktur pendukung ICT.

“Saya optimistis, dengan kerja keras dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia bisa segera menyiapkan infrastruktur yang matang, dimulai dari sektor elektronika,” tegasnya.

Salah satu strategi yang sudah disiapkan adalah pengembangan kawasan industri yang berorientasi pada teknologi, di mana industri elektronik dan ICT menjadi sektor utama. Ini akan membantu pelaku usaha untuk mendapatkan akses bahan baku, tenaga kerja terampil, insentif fiskal, dan jaringan ekspor yang terintegrasi.

Bukan Sekadar Target, Tapi Arah Baru Ekonomi Nasional

Upaya menjadikan industri ICT sebagai motor pertumbuhan ekonomi nasional bukan hanya ambisi angka. Lebih dari itu, ini adalah arah strategis untuk menjawab tantangan zaman, mengurangi ketergantungan pada komoditas, dan memperkuat daya saing Indonesia di panggung global.

Dengan dukungan infrastruktur yang tepat, kebijakan insentif yang berpihak, dan kemitraan industri yang kuat, pemerintah yakin sektor ini akan menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi ke depan.

Menjadikan industri ICT sebagai penggerak ekonomi 8 persen memang bukan pekerjaan mudah. Namun dengan tekad kuat dari pemerintah dan sinergi dari semua pemangku kepentingan, Indonesia berpeluang menapaki jalur pertumbuhan baru yang lebih inklusif dan berbasis teknologi.

Saatnya Indonesia tidak lagi hanya sebagai pasar pengguna teknologi, tapi juga menjadi produsen, inovator, dan eksportir utama dalam industri ICT dunia.

Terkini