DPR Tinjau Industri Otomotif, Soroti TKDN dan Hilirisasi

Selasa, 08 Juli 2025 | 14:49:20 WIB
DPR Tinjau Industri Otomotif, Soroti TKDN dan Hilirisasi

JAKARTA - Upaya memperkuat industri otomotif nasional kian gencar dilakukan pemerintah dan legislatif. Salah satu langkah konkret terbaru datang dari Komisi VII DPR RI yang pekan lalu melakukan kunjungan kerja ke fasilitas manufaktur PT SGMW Motor Indonesia (Wuling Motors) yang berlokasi di Greenland International Industrial Center (GIIC), Cikarang, Jawa Barat.

Dalam kunjungan tersebut, rombongan anggota dewan berdialog langsung dengan manajemen Wuling, membahas sejumlah aspek strategis yang krusial untuk masa depan industri otomotif nasional. Beberapa topik penting yang dibahas mencakup alih teknologi, tenaga kerja lokal, riset dan inovasi, hingga kebijakan insentif yang mendukung daya saing industri otomotif Indonesia.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Chusnunia Chalim, menegaskan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari pengawasan langsung terhadap perkembangan industri manufaktur, terutama pada sektor otomotif. Ia menyebut kunjungan ini menjadi penting karena sektor otomotif saat ini menjadi salah satu andalan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional berbasis industri.

“Melalui kunjungan ini, kami melakukan pengawasan terhadap proses produksi kendaraan sekaligus menyerap informasi mengenai kontribusi Wuling dalam mendukung program pemerintah, termasuk dalam hal peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan penghiliran industri,” ujar Chusnunia atau yang akrab disapa Nunik.

Menurut Nunik, Wuling telah menunjukkan komitmen serius dalam membangun industri otomotif Indonesia yang berkelanjutan dan berdaya saing global. Ia juga menilai perusahaan asal Tiongkok tersebut telah menjalankan sejumlah langkah positif yang selaras dengan strategi hilirisasi nasional.

“Wuling menunjukkan bahwa mereka tidak hanya memproduksi di Indonesia, tapi juga mendukung ekosistem otomotif nasional secara menyeluruh,” tambahnya.

Penerapan TKDN 40 Persen: Langkah Nyata Dorong Produk Lokal

Salah satu aspek yang mendapat perhatian utama dalam kunjungan ini adalah penerapan komponen dalam negeri (TKDN) dalam proses produksi Wuling. Menurut Nunik, Wuling telah memenuhi standar TKDN sebesar 40 persen sesuai regulasi pemerintah, dan pihaknya berharap standar tersebut bisa terus dipertahankan, bahkan ditingkatkan.

Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang tengah mendorong percepatan industrialisasi dalam negeri melalui peningkatan pemanfaatan produk lokal dalam rantai pasok industri otomotif. Langkah tersebut tidak hanya mendukung produsen lokal, tetapi juga memperkuat struktur industri nasional dari hulu ke hilir.

“Pemenuhan TKDN adalah bentuk nyata keberpihakan terhadap industri dalam negeri. Ini harus dijaga dan kami harap dapat terus ditingkatkan,” tegas Nunik.

Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Jadi Kunci

Dalam kesempatan yang sama, para anggota Komisi VII DPR RI lainnya juga turut menyoroti pentingnya kolaborasi yang erat antara sektor swasta seperti Wuling dengan pemerintah. Sinergi ini dinilai menjadi faktor utama dalam menciptakan iklim industri yang sehat, inovatif, dan inklusif, terutama di tengah tantangan global seperti perubahan iklim dan disrupsi teknologi.

“Ini tantangan besar. Kami berharap Wuling dapat memaksimalkan dan memperluas ekspansi pasar, agar industri manufaktur nasional ikut bertumbuh dan memberikan kepastian bahwa sektor ini tetap berada di jalur yang tepat,” ungkap salah satu anggota Komisi VII lainnya.

Kolaborasi ini tak hanya terbatas pada sisi produksi, tapi juga menyangkut pengembangan riset, inovasi teknologi, serta penyediaan tenaga kerja yang terampil dan siap menghadapi tantangan industri masa depan.

Isu Kendaraan Listrik: Antara Harapan dan Tantangan

Selain soal TKDN dan penghiliran industri, isu kendaraan ramah lingkungan juga mengemuka dalam dialog antara DPR dan manajemen Wuling. Menurut Nunik, kendaraan listrik saat ini masih menjadi topik yang menuai pro dan kontra di masyarakat, khususnya terkait dampak lingkungan dari sumber energi yang digunakan.

Meski demikian, ia menekankan pentingnya terus mendorong inovasi dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik agar dapat bertransformasi menjadi solusi masa depan yang benar-benar ramah lingkungan.

“Memang saat ini masih debatable di masyarakat karena sumber listrik dianggap merusak ekosistem. Tapi ke depan, kita harus memikirkan bagaimana agar kendaraan listrik dan pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan,” pungkas politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.

Dorongan Hilirisasi Jadi Strategi Jangka Panjang

Kunjungan ini juga menegaskan bahwa penguatan hilirisasi industri bukan hanya menjadi domain sektor pertambangan atau sumber daya alam semata. Di sektor manufaktur seperti otomotif, hilirisasi menjadi strategi penting agar Indonesia tidak terus-menerus menjadi pasar semata.

Dengan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi yang kuat, terutama melalui peningkatan nilai tambah di dalam negeri, maka industri seperti Wuling bisa menjadi model pengembangan industri berbasis hilirisasi yang dapat ditiru oleh sektor lain.

Terkini

iPhone 13 Turun Harga Jadi Rp8 Jutaan per Juli 2025

Selasa, 08 Juli 2025 | 13:32:01 WIB

Galaxy S25 Plus FE Bakal Lebih Tipis dan Canggih

Selasa, 08 Juli 2025 | 13:35:04 WIB

Harga OPPO A60 Turun, Spek Tetap Gahar

Selasa, 08 Juli 2025 | 13:38:05 WIB

IWIP Cetak Talenta Muda untuk Industri Nikel

Selasa, 08 Juli 2025 | 13:45:04 WIB