JAKARTA - Pertarungan panas UFC 318 yang mempertemukan Max Holloway dan Dustin Poirier sudah jadi sorotan sejak diumumkan, apalagi dengan sabuk simbolis BMF yang dipertaruhkan. Namun yang menarik, prediksi dari salah satu petarung terbaik UFC saat ini, Islam Makhachev, memberi bobot tersendiri dalam membangun tensi laga yang digelar 20 Juli mendatang (waktu Indonesia).
Bagi para penggemar UFC, komentar dari Makhachev bukan sembarang pendapat. Sebagai pemegang sabuk kelas ringan, suara Makhachev punya pengaruh besar dalam membaca dinamika pertarungan kelas atas. Dalam prediksinya, ia menyebut nama Dustin Poirier sebagai favorit kuat untuk menang atas Holloway.
Lalu, apa alasan di balik keyakinan Makhachev tersebut?
BMF: Gelar Simbolis dengan Gengsi Tinggi
Meskipun bukan bagian dari struktur gelar resmi UFC, sabuk BMF (Baddest Motherf***er) menyimpan prestise tersendiri. Gelar ini bukan soal ranking atau poin klasemen, tetapi tentang karakter, keberanian, dan daya tahan seorang petarung. Ini semacam gelar kehormatan bagi siapa yang paling sangar dan berani di atas oktagon.
Duel Holloway vs Poirier di UFC 318 akan jadi perebutan sabuk simbolis itu. Nama besar dan reputasi keduanya membuat pertarungan ini dianggap sebagai salah satu laga paling menarik tahun ini.
Poirier Dinilai Lebih Siap, Kata Makhachev
Islam Makhachev melihat Poirier sebagai kandidat kuat yang bisa keluar sebagai pemenang dalam pertarungan ini. Dalam pandangannya, petarung berjuluk "The Diamond" tersebut akan tampil dengan persiapan maksimal, terutama karena ini bisa jadi pertarungan terakhirnya di UFC.
"Menurut saya, Dustin datang ke pertarungan ini dengan persiapan yang sangat bagus," ujar Makhachev.
Pernyataan ini bukan tanpa dasar. Poirier memang dikenal sebagai petarung yang selalu tampil dengan determinasi tinggi, apalagi ketika menghadapi laga besar. Ia juga memiliki pengalaman panjang di level elite dan telah meladeni berbagai nama besar di dunia MMA, termasuk Conor McGregor, Justin Gaethje, hingga Charles Oliveira.
Holloway Bukan Lawan Mudah
Meski Poirier dijagokan, bukan berarti Holloway diremehkan. Mantan juara kelas bulu ini dikenal dengan stamina luar biasa, volume serangan tinggi, dan mental baja. Ia juga punya riwayat pertarungan dengan Poirier sebelumnya, di mana keduanya pernah bertemu pada 2012 dan 2019. Poirier memenangkan kedua pertemuan tersebut, namun Holloway tetap memberi perlawanan yang sangat ketat, terutama di pertemuan kedua yang berlangsung lima ronde.
Fakta itu tentu akan menjadi pertimbangan, bahwa meski Poirier diunggulkan, Holloway tetap punya peluang besar untuk membalikkan prediksi.
Pertarungan Terakhir Poirier?
Salah satu alasan mengapa Makhachev menilai Poirier akan tampil habis-habisan adalah karena adanya kemungkinan bahwa ini merupakan penampilan terakhirnya di UFC. Poirier memang sempat menyampaikan bahwa laga melawan Holloway bisa menjadi pertarungan penutup dalam karier panjangnya di MMA profesional.
Jika benar demikian, maka bisa dipastikan Poirier akan mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya di atas oktagon. Motivasi untuk pensiun dengan kemenangan akan jadi pendorong utama bagi petarung asal Amerika Serikat itu.
Posisi Islam Makhachev dalam Duel Ini
Sebagai juara kelas ringan UFC, Islam Makhachev tentu punya kepentingan dalam menyimak duel antara dua nama besar seperti Poirier dan Holloway. Meski sabuk BMF tak bersinggungan langsung dengan gelar yang ia miliki, tetapi reputasi dan potensi pertarungan masa depan membuatnya tetap memperhatikan jalannya laga ini.
Apalagi, baik Poirier maupun Holloway pernah menjadi lawan tangguh bagi rekan setim dan pelatihnya, Khabib Nurmagomedov. Makhachev, yang dikenal sebagai petarung disiplin dari Dagestan, selalu mengikuti perkembangan pertarungan di berbagai kelas, termasuk pertarungan simbolis seperti BMF.
Strategi Jadi Kunci
Secara teknis, Poirier dikenal sebagai petarung dengan kombinasi striking dan jiu-jitsu yang solid. Ia agresif, punya pukulan berat, dan tahan banting. Sedangkan Holloway mengandalkan volume striking, ketahanan luar biasa, serta kemampuan membaca ritme pertarungan.
Pertarungan antara keduanya akan sangat bergantung pada siapa yang mampu menerapkan strategi lebih efektif. Jika Holloway bisa menjaga jarak dan memanfaatkan volume serangannya, peluang menang tetap terbuka. Namun, jika Poirier berhasil mendaratkan pukulan keras dan mendesak Holloway dalam clinch atau pertarungan jarak dekat, keunggulan bisa jatuh ke tangannya.
Penutup: Siapa Paling Sangar di UFC?
Duel Max Holloway vs Dustin Poirier di UFC 318 bukan cuma soal menang dan kalah, tapi soal siapa petarung paling ‘sangar’ di UFC saat ini. Sabuk BMF menjadi simbol dari keberanian, daya tahan, dan kekuatan mental.
Prediksi Islam Makhachev menambah bumbu panas dalam duel ini. Dengan keyakinan bahwa Poirier akan tampil optimal, publik kini menunggu apakah sang “The Diamond” benar-benar akan bersinar untuk terakhir kalinya—atau justru Max Holloway yang membuat kejutan dan menyegel gelar paling ‘liar’ di UFC.
Siapa pun pemenangnya, UFC 318 jelas akan menjadi malam yang tak terlupakan bagi dunia MMA.