Menimbang Keuntungan Mobil Listrik

Selasa, 08 Juli 2025 | 08:15:49 WIB
Menimbang Keuntungan Mobil Listrik

JAKARTA - Di tengah kampanye global menuju energi bersih, mobil listrik kerap diposisikan sebagai solusi transportasi ramah lingkungan. Banyak pihak menyebut kendaraan listrik lebih hemat, efisien, dan bebas polusi. Namun benarkah mobil listrik benar-benar lebih unggul dari mobil konvensional dari sisi pengeluaran dan manfaat?

Penerapan penggunaan mobil listrik di kawasan tertentu telah berjalan. Contohnya, di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), hanya kendaraan listrik yang boleh masuk langsung ke lokasi wahana. Sebaliknya, kendaraan bermesin bensin atau diesel wajib diparkir di tempat khusus yang lebih jauh, dan pengunjung harus melanjutkan perjalanan menggunakan bus listrik. Ini mencerminkan dorongan kuat pemerintah untuk memperluas ekosistem kendaraan ramah lingkungan.

Namun, apakah semua itu cukup untuk menyimpulkan bahwa mobil listrik lebih hemat dan menguntungkan?

1. Konsumsi Energi: Lebih Efisien dari Mobil Konvensional

Dari sisi efisiensi energi, kendaraan listrik memiliki keunggulan. Mobil berbahan bakar fosil diklaim hanya mampu memanfaatkan sekitar 20% dari energi bahan bakarnya untuk menggerakkan kendaraan. Sebagian besar energi terbuang dalam bentuk panas atau gesekan.

Berbeda dengan itu, mobil listrik memanfaatkan sekitar 80% dari energi baterai untuk bergerak. Artinya, dalam penggunaan harian, energi yang digunakan untuk setiap kilometer perjalanan bisa jauh lebih hemat. Tapi tentu, efisiensi ini sangat tergantung pada pola penggunaan dan infrastruktur yang mendukung.

2. Biaya Perawatan: Lebih Ringan dan Minim Komponen

Mobil listrik memiliki jumlah komponen mekanis yang lebih sedikit dibandingkan mobil konvensional. Tidak ada mesin pembakaran internal, transmisi kompleks, atau sistem pelumasan yang rumit. Dampaknya, biaya perawatan rutin pun lebih murah.

Tidak perlu mengganti oli atau filter mesin secara berkala seperti pada mobil berbahan bakar bensin atau solar. Pengguna mobil listrik cukup fokus pada kondisi baterai dan sistem kelistrikan. Ini menjadikan mobil listrik pilihan menarik bagi mereka yang mengutamakan kemudahan pemeliharaan.

3. Operasional Harian: Lebih Murah Isi Daya daripada Isi BBM

Dalam perhitungan matematis, pengisian ulang daya baterai mobil listrik jauh lebih murah dibandingkan pembelian bahan bakar. Jika diakumulasikan, biaya harian pengguna mobil listrik bisa lebih hemat, terutama bagi mereka yang menggunakan mobil setiap hari dalam jarak menengah hingga jauh.

Beberapa pengguna bahkan memanfaatkan tarif listrik malam hari yang lebih rendah untuk mengisi daya mobil di rumah, menghemat biaya lebih besar lagi. Namun, penghematan ini akan maksimal bila akses ke stasiun pengisian listrik mudah dan tidak merepotkan.

4. Pajak dan Kebijakan Khusus: Dapat Insentif Pemerintah

Pemerintah Indonesia saat ini masih memberikan insentif bagi pengguna mobil listrik. Salah satunya adalah pengurangan atau pembebasan pajak. Di DKI Jakarta, mobil listrik juga dibebaskan dari aturan ganjil-genap di sejumlah jalan protokol.

Kebijakan ini memberi insentif tambahan bagi masyarakat perkotaan, terutama mereka yang mobilitasnya tinggi dan bergantung pada kendaraan pribadi setiap hari. Namun, perlu dicatat bahwa kebijakan ini bisa berubah sewaktu-waktu, tergantung pada arah regulasi pemerintah di masa mendatang.

5. Tantangan Infrastruktur: Belum Merata di Seluruh Daerah

Salah satu kekhawatiran terbesar calon pengguna mobil listrik adalah minimnya infrastruktur pengisian daya di luar kota besar. Di area terpencil atau kawasan pedesaan, stasiun pengisian baterai masih sangat terbatas.

Kondisi ini tentu menjadi penghalang bagi mereka yang sering melakukan perjalanan jauh atau lintas kota. Ketidakpastian lokasi dan waktu pengisian baterai dapat menjadi hambatan nyata, apalagi dalam situasi darurat atau cuaca ekstrem.

6. Harga Beli dan Jual: Tidak Selalu Menguntungkan

Dari sisi harga, mobil listrik cenderung dibanderol lebih mahal dibandingkan mobil konvensional dengan spesifikasi serupa. Investasi awal yang tinggi ini menjadi faktor penghambat utama bagi banyak konsumen.

Ironisnya, nilai jual kembali mobil listrik belum stabil. Bahkan, beberapa produsen menerapkan kebijakan bahwa garansi baterai akan hangus jika mobil berpindah kepemilikan. Ini tentu menjadi pertimbangan serius, apalagi mengingat baterai adalah komponen termahal dalam mobil listrik.

7. Kesimpulan: Perlu Perhitungan Matang Sebelum Membeli

Meski banyak keuntungan yang ditawarkan, tidak serta merta mobil listrik menjadi pilihan paling hemat untuk semua orang. Faktor-faktor seperti harga beli, infrastruktur, pola penggunaan, dan nilai jual kembali harus dipertimbangkan matang-matang.

Mereka yang senang mengganti mobil setiap beberapa tahun sekali harus siap menanggung kerugian selisih harga jual-beli. Apalagi jika belum ada program tukar tambah dari produsen untuk mobil listrik generasi baru.

Kesimpulannya, hemat atau tidaknya mobil listrik sangat bergantung pada kondisi dan kebutuhan masing-masing individu. Mobil listrik bisa jadi solusi masa depan, namun bukan berarti cocok untuk semua orang saat ini.

Terkini

iPhone 13 Turun Harga Jadi Rp8 Jutaan per Juli 2025

Selasa, 08 Juli 2025 | 13:32:01 WIB

Galaxy S25 Plus FE Bakal Lebih Tipis dan Canggih

Selasa, 08 Juli 2025 | 13:35:04 WIB

Harga OPPO A60 Turun, Spek Tetap Gahar

Selasa, 08 Juli 2025 | 13:38:05 WIB

IWIP Cetak Talenta Muda untuk Industri Nikel

Selasa, 08 Juli 2025 | 13:45:04 WIB