Pengertian urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang sering terjadi karena ketimpangan pembangunan dan peluang kerja.
Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan tujuan wisata utama, masih memiliki banyak lahan kosong yang bisa dikembangkan untuk perumahan baru di berbagai daerah.
Kondisi ini turut mendorong proses urbanisasi di sejumlah wilayah. Fenomena ini umum terjadi di berbagai negara karena perbedaan pembangunan yang tidak merata menyebabkan perpindahan masyarakat dalam jumlah besar.
Itulah gambaran dasar mengenai pengertian urbanisasi. Berikut ini ulasan selengkapnya.
Pengertian Urbanisasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian urbanisasi adalah perpindahan massal penduduk dari desa atau daerah kecil menuju kota besar.
Orang yang melakukan perpindahan ini biasa disebut urbanisan. Urbanisasi terjadi karena ketidakmerataan pembangunan antara kota dan desa.
Di kota, laju perkembangan ekonomi dan pembangunan berlangsung lebih cepat, mencakup hampir semua sektor kecuali pertanian. Sebaliknya, di daerah pedesaan pembangunan berjalan lebih lambat.
Perbedaan ini menyebabkan tingkat kesejahteraan di kota terasa lebih tinggi, sehingga mendorong warga desa untuk pindah ke kota dengan harapan memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Definisi Urbanisasi Menurut Para Ahli
Berbagai ahli juga memberikan penjelasan mengenai urbanisasi, selain dari definisi dalam KBBI, antara lain:
- Kuntsevskaya (1976) menyatakan bahwa urbanisasi adalah fenomena atau proses yang melibatkan banyak sektor, baik dari segi penyebab maupun dampaknya.
- Ir. Triatno Yudo Harjoko menjelaskan urbanisasi sebagai perubahan masyarakat dari kondisi non-perkotaan menjadi kondisi perkotaan.
- Shryyock dan Siegel (1976) mendefinisikan urbanisasi sebagai peningkatan jumlah penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan.
- Daldjoeni (1998) menyatakan urbanisasi sebagai peningkatan proporsi penduduk di kota kecil maupun kota besar, sehingga area pemukiman di kota terus bertambah.
- J.H. de Geode mengartikan urbanisasi sebagai proses peningkatan penduduk di wilayah perkotaan serta transformasi wilayah berkarakter pedesaan menjadi perkotaan.
- R. Bintarto menyebut urbanisasi sebagai pertumbuhan jumlah penduduk di kota, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti meningkatnya fertilitas penduduk kota akibat masuknya penduduk desa.
- Kingsley Davis menyatakan urbanisasi sebagai peningkatan jumlah penduduk kota.
- Shogo Kayono (Abbas, 2002) menjelaskan urbanisasi sebagai perpindahan dan konsentrasi penduduk yang berdampak pada perubahan hubungan sosial, ekonomi, politik, dan budaya dalam masyarakat baru.
- Herlianto memandang urbanisasi sebagai proses perkembangan daerah pedesaan menjadi wilayah perkotaan, yang ditandai dengan perubahan desa menjadi kota atau daerah yang memiliki ciri perkotaan.
Latar Belakang Urbanisasi
Latar belakang urbanisasi pada negara maju dan negara berkembang menunjukkan beberapa perbedaan sebagai berikut:
Negara Industri Maju
Urbanisasi di negara maju berawal dari proses industrialisasi. Dengan kata lain, kemajuan industri menjadi indikator utama terjadinya urbanisasi.
Proses ini bersifat ekonomi, ditandai dengan peningkatan jumlah penduduk di kota sebagai akibat berkembangnya industri.
Negara Sedang Berkembang
Di negara berkembang, urbanisasi baru mulai terjadi pasca Perang Dunia II. Berbeda dengan negara maju, urbanisasi justru menjadi awal munculnya industri.
Pertumbuhan penduduk kota berlangsung sangat cepat dan tidak merata. Kota yang lebih besar mengalami urbanisasi lebih pesat, muncul konsep “Primate City” di mana proses urbanisasi lebih dipengaruhi faktor demografi.
Contohnya di Indonesia, perpindahan besar-besaran masyarakat dari desa ke kota menyebabkan kepadatan penduduk di perkotaan meningkat tajam.
Faktor Pendorong Urbanisasi (Push Factors)
Masalah-masalah di pedesaan sering kali menjadi pemicu utama terjadinya urbanisasi. Berikut ini beberapa permasalahan sosial di pedesaan yang mendorong perpindahan penduduk ke kota:
- Lahan pertanian yang semakin sempit, padahal menjadi sumber utama penghidupan warga desa.
- Perubahan fungsi lahan pertanian menjadi area permukiman, fasilitas umum, atau kawasan industri.
- Jumlah penduduk desa yang terus bertambah menyebabkan kebutuhan akan lapangan pekerjaan meningkat, sementara kesempatan kerja di sektor pertanian semakin berkurang akibat lahan yang menyusut.
- Upah kerja di desa biasanya lebih rendah dibandingkan dengan di perkotaan.
- Bekerja di kota dianggap memberikan peluang untuk meningkatkan taraf ekonomi.
- Fasilitas sosial seperti pendidikan, kesehatan, olahraga, dan hiburan di pedesaan masih terbatas.
Selain itu, bencana alam seperti banjir, kemarau panjang, atau wabah penyakit juga merusak sumber penghidupan masyarakat desa sehingga mendorong mereka mencari kehidupan baru di kota.
Faktor Penarik Urbanisasi (Pull Factors)
Di sisi lain, kemajuan dan fasilitas yang lengkap di kota menjadi daya tarik utama bagi masyarakat desa untuk urbanisasi. Berikut beberapa alasan mengapa kota dianggap menarik oleh penduduk pedesaan:
- Fasilitas sosial di kota lebih lengkap sehingga memudahkan warga dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
- Peluang kerja di sektor industri dan jasa lebih beragam dengan upah yang cenderung lebih tinggi, menyerap lebih banyak tenaga kerja.
- Pendidikan di kota memiliki kualitas dan fasilitas yang lebih baik dibandingkan di desa.
- Kehidupan kota menyediakan fasilitas kesehatan, olahraga, hiburan, dan rekreasi dengan jumlah serta mutu yang lebih memadai.
- Gaji pekerja di kota umumnya lebih tinggi dibandingkan di pedesaan.
- Suasana kehidupan perkotaan yang lebih modern dan dinamis menjadi daya tarik tersendiri.
Dampak Positif dan Negatif Urbanisasi
Meningkatnya urbanisasi membawa berbagai dampak pada lingkungan kota, baik dari segi masyarakat, kondisi, maupun tata kelola kota.
Dampak positif
Urbanisasi sering dipandang sebagai bagian dari pembangunan yang menyeluruh dan melampaui batas administratif kota. Kota menjadi pusat perubahan dengan keunggulan seperti keahlian, kreativitas, dan fasilitas yang lengkap.
Urbanisasi memungkinkan pertumbuhan kota dan pusat industri di seluruh dunia, serta dianggap sebagai strategi penting dalam kemajuan ekonomi.
Dampak negatif
Di Indonesia, urbanisasi telah menimbulkan masalah lama, disebabkan oleh kebijakan ekonomi makro pada 1967-1980 yang menempatkan kota sebagai pusat ekonomi.
Investasi asing dan kebijakan substitusi impor di sektor manufaktur menyebabkan pembangunan terkonsentrasi di Jakarta. Selain itu, mekanisasi pertanian sejak 1980-an membuat generasi muda enggan bertani dan memilih pindah ke kota.
Arus urbanisasi yang tidak terkendali menghambat pembangunan fasilitas perkotaan, meningkatkan kriminalitas, dan menurunkan kesejahteraan. Kelebihan urbanisasi juga menyebabkan pertumbuhan penduduk kota melampaui perkiraan.
Dampak Urbanisasi secara Umum
Selain dampak yang telah disebutkan, berikut ini adalah beberapa konsekuensi lain dari urbanisasi:
Terbatasnya tempat tinggal di kota
Mayoritas wilayah perkotaan didominasi oleh gedung-gedung tinggi, sehingga ruang untuk menampung pendatang baru sangat terbatas. Kondisi ini menyebabkan banyak perantau kesulitan mendapatkan hunian yang layak.
Keterbatasan tempat tinggal juga mendorong kenaikan harga properti, sehingga hanya sebagian kecil masyarakat yang mampu membeli rumah.
Kepadatan kota yang berlebihan
Kota besar sebenarnya sudah padat dan kurang nyaman sebelum urbanisasi terjadi. Dengan adanya arus urbanisasi, kepadatan penduduk meningkat tajam, sehingga rasio antara luas wilayah dan jumlah penduduk menjadi tidak seimbang.
Lonjakan angka pengangguran
Pengangguran di kota bisa melonjak bila pendatang dari desa tidak memiliki keterampilan atau pengalaman kerja. Tingginya biaya hidup di kota membuat banyak pendatang sulit meningkatkan taraf hidup mereka.
Timbulnya kawasan kumuh
Karena lahan properti di kota terbatas, muncul daerah kumuh yang memperburuk kenyamanan tinggal. Selain itu, banyak bangunan semi permanen berdiri di bantaran sungai tanpa izin resmi.
Kemacetan lalu lintas
Hidup di kota identik dengan kemacetan yang kerap terjadi. Urbanisasi memperparah masalah ini karena volume jalan terbatas, menyebabkan perjalanan antar tempat memakan waktu lama.
Berkurangnya tenaga kerja produktif di desa
Daya tarik kota menyebabkan banyak penduduk usia produktif di desa pindah ke kota. Akibatnya, desa kekurangan tenaga yang berperan penting dalam menjalankan aktivitas pertanian dan perkebunan.
Cara Mencegah Urbanisasi
Perpindahan penduduk dari desa ke kota tidak menjadi masalah besar jika jumlahnya masih sedikit.
Namun, jika urbanisasi berlangsung secara masif, hal ini bisa menimbulkan berbagai persoalan di masa depan. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengendalikan urbanisasi:
- Melakukan pemerataan pembangunan mulai dari wilayah pedesaan hingga perkotaan, seperti menyediakan fasilitas pendidikan dan layanan kesehatan yang memadai.
- Menyediakan lapangan kerja yang sesuai dengan karakteristik geografis di daerah pedesaan.
- Mengatur pertumbuhan penduduk kota dengan pembatasan perpindahan, misalnya mewajibkan adanya identitas khusus bagi mereka yang ingin tinggal di kota dalam jangka waktu lama.
Contoh Permasalahan Adanya Urbanisasi
Berikut beberapa contoh permasalahan yang terjadi di wilayah pedesaan dan perkotaan:
- Di pedesaan, banyak tenaga produktif yang meninggalkan desa karena urbanisasi.
- Lahan yang berpotensi seringkali dibiarkan tidak terurus.
- Munculnya gaya hidup tiruan masyarakat kota yang diadopsi oleh warga desa.
- Berkurangnya jumlah tenaga pendidik sehingga pembangunan desa terhambat.
- Di perkotaan, tingkat pengangguran meningkat karena penduduk desa sulit terserap dalam lapangan kerja yang tersedia, terutama yang membutuhkan keterampilan khusus.
- Kepadatan penduduk kota terus meningkat dengan cepat.
- Tingginya angka kriminalitas.
- Munculnya permukiman kumuh, seperti daerah di sekitar rel kereta api, di mana banyak pendatang kesulitan mendapatkan kehidupan layak.
Sebagai penutup, pengertian urbanisasi menggambarkan perpindahan penduduk dari desa ke kota yang membawa perubahan sosial dan tantangan dalam pembangunan wilayah.