JAKARTA - Kesaksian penumpang terkait dugaan pungutan liar (pungli) di Bandara Internasional Lombok memicu perhatian publik. Insiden yang menimpa Sri Sundari, warga asal Bima, Nusa Tenggara Barat, menjadi sorotan setelah ia mengungkapkan pengalaman tidak menyenangkan bersama keluarganya saat akan melakukan check-in.
Menurut Sundari, dirinya bersama tiga anggota keluarga dihadang saat hendak memasuki pintu keberangkatan. Mereka diminta membayar sejumlah uang oleh oknum satpam bandara sebagai syarat agar diperbolehkan masuk untuk check-in.
“Diminta 80 ribu awalnya, tapi karena jam penerbangan sudah mepet akhirnya kita berikan 50 ribu per orang,” ungkap Sundari.
Pengalaman pahit tersebut bukan pertama kalinya ia alami. Sundari mengaku sebelumnya juga pernah dimintai uang oleh oknum satpam berbeda, bahkan jumlahnya lebih besar. “Sebelumnya saya bersama rombongan dimintai uang 100 ribu per orang agar bisa masuk,” bebernya.
Lebih jauh, Sundari menegaskan masalah yang ia alami bukan pada nominal uang yang harus dibayarkan, tetapi praktik yang tidak semestinya ini baru ia temui di Bandara Lombok. “Ini bukan masalah nominal, tapi tumben saya temukan di bandara Lombok. Bandara lain tidak seperti itu,” tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa oknum satpam sempat mengancam jika tidak memberikan uang, mereka tidak akan diizinkan masuk dan bisa ditangkap polisi. “Satpamnya bilang kalau tidak bayar, nanti bisa ditangkap polisi. Padahal kami hanya ingin masuk check-in, bukan bawa barang aneh-aneh,” keluh Sundari.
Karena waktu keberangkatan yang semakin mepet, Sundari dan keluarganya akhirnya menyerah dan memberikan uang yang diminta agar tidak ketinggalan pesawat. “Kalau nanti kami ditinggal pesawat apakah bapak mau tanggung jawab?” tanyanya saat itu sembari mengeluarkan uang yang diminta satpam.
Respons Tegas dari Angkasa Pura I
Menanggapi laporan dugaan pungli yang dialami penumpang, pihak Angkasa Pura I langsung bergerak cepat. Humas Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok, Arif Haryanto, memastikan bahwa pihaknya sedang melakukan investigasi mendalam.
“Kami saat ini masih lakukan investigasi mendalam,” kata Arif.
Arif menegaskan, apabila hasil investigasi nanti membuktikan adanya praktik pungli yang dilakukan oknum satpam, pihaknya tidak akan ragu mengambil tindakan tegas. “Jika terbukti melakukan pungli, tentunya akan diberhentikan mas,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa apabila oknum yang diduga melakukan pungli bukan bagian dari Angkasa Pura I, pihaknya akan segera mengembalikan yang bersangkutan ke institusi tempatnya bernaung. “Kami tentunya akan mengembalikan yang bersangkutan ke institusi asalnya,” jelasnya.
Dukungan Publik untuk Penindakan Tegas
Kabar dugaan pungli ini langsung menyebar di media sosial dan mendapat beragam respons. Banyak warganet menyayangkan praktik seperti ini masih terjadi di fasilitas umum sebesar bandara internasional. Mereka mendesak pihak berwenang untuk segera menuntaskan investigasi dan menindak tegas pelaku agar kasus serupa tidak terulang.
Salah satu warganet menulis, “Bandara itu wajah daerah. Kalau di bandara saja pungli, citra pariwisata daerah bisa rusak.” Sementara komentar lainnya berbunyi, “Terima kasih untuk penumpang yang sudah berani melapor. Semoga cepat ditangani.”
Urgensi Penanganan Cepat
Sebagai pintu gerbang utama ke Pulau Lombok, Bandara Internasional Lombok memiliki peran penting dalam mendukung pariwisata dan perekonomian daerah. Kepercayaan wisatawan domestik maupun mancanegara menjadi hal krusial yang harus dijaga. Praktik pungli seperti ini tidak hanya mencoreng citra bandara, tetapi juga berpotensi merugikan sektor pariwisata Lombok yang sedang berkembang pesat.
Dengan proyek-proyek besar seperti KEK Mandalika dan peningkatan jumlah penerbangan domestik serta internasional, keamanan dan kenyamanan di bandara menjadi faktor kunci keberhasilan pariwisata daerah.
Bandara Diharapkan Benahi Sistem Pengawasan
Pihak Bandara Internasional Lombok diharapkan segera memperkuat pengawasan internal dan meningkatkan standar pelayanan. Pengawasan yang lemah menjadi celah bagi oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mencari keuntungan pribadi dengan cara melanggar aturan.
Dengan kejadian ini, publik berharap manajemen Angkasa Pura I semakin serius membenahi sistem pengawasan dan memberikan efek jera kepada oknum yang terbukti melakukan pungli.
Penumpang Diimbau Berani Laporkan
Sebagai bentuk pencegahan, pihak bandara juga diharapkan secara proaktif mengedukasi penumpang agar tidak ragu melapor jika menemukan pungutan liar atau perilaku yang mencurigakan dari petugas bandara. Mekanisme pelaporan yang cepat dan responsif akan membantu menjaga integritas pelayanan di bandara.
Melalui investigasi yang sedang berjalan, Angkasa Pura I diharapkan tidak hanya menuntaskan kasus ini, tetapi juga memperkuat komitmen menciptakan lingkungan bandara yang bersih dari pungli demi kenyamanan dan keamanan seluruh pengguna jasa bandara.