JAKARTA - Sebuah gelombang kuliner baru tengah mewarnai lanskap gastronomi Bekasi: ramen autentik ala Lanzhou, China. Didirikan oleh koki dan pengusaha kelahiran Tiongkok, Masa yang akrab disapa Pak?Ma restoran Maji Lanzhou Beef Noodles atau "La Mee Pak Ma" tidak hanya menawarkan mi buatan tangan yang khas, melainkan juga menyuguhkan kisah panjang interaksi budaya lewat mangkuk mi panas.
Dari Lanzhou ke Bekasi: Misi Budaya Pak?Ma
Masa yang datang ke Indonesia melalui perkenalan dengan teman Indonesia, terinspirasi oleh keberagaman budaya dan potensi kuliner yang bersinggungan antara dua bangsa. Dalam wawancara dengan kantor berita Xinhua pada Selasa, 24 Juni 2025, ia menyatakan:
“Saya ingin membawa makanan dari kampung halaman saya ke sini, berbagi makanan lezat ini dengan semua orang, dan menggunakan makanan sebagai sarana untuk menyebarkan informasi tentang Indonesia, China, dan Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra,”
Masa juga menegaskan tujuan positifnya:
“Saya juga ingin membantu mempererat persahabatan antara rakyat China dan Indonesia.”
Berbekal resep turun-temurun yang ia pelajari dari ayahnya, Masa meramu mi tarik kenyal, kaldu bening, irisan daging sapi, rumpun herba segar, dan lobak—layaknya ramen Lanzhou asli. Namun, ia juga menyematkan penyesuaian rasa agar sesuai dengan selera lidah masyarakat Bekasi.
Tantangan Awal dan Ekspansi Empat Cabang
Langkah mendirikan restoran tidaklah mudah. Masa mengenang:
“Pada awalnya, ada banyak tantangan saat membuka restoran di sini. Termasuk kendala bahasa, memilih lokasi restoran, dan memahami adat istiadat setempat.”
Namun ia berhasil melewati tantangan tersebut dengan dukungan tim kerja dan teman-teman hingga membuka empat cabang bersamaan: Orchid Garden, Gajah Mada, Pantai Indah Kapuk, dan satu lokasi tambahan. Ia mengungkapkan:
“Saya sangat bersyukur atas bantuan yang saya terima … Saya percaya waktu akan menyelesaikan semua kendala.”
Strategi utamanya adalah lokalisasi bahan baku. Masa memilih membeli semua bahan dari petani dan produsen lokal Indonesia guna memastikan kesegaran sekaligus mendukung ekosistem bisnis domestik.
Membangun Tim dan Lingkungan Kerja Inklusif
Pak?Ma juga memberikan perhatian serius dalam membangun tim kulinernya. Ia memuji karyawan Indonesia sebagai manusia “sangat cerdas” dan memilih memperlakukan mereka sebagai teman, bukan sekadar bawahan:
“Poinnya adalah menghargai setiap karyawan dan pendapat mereka. … Ketika Anda memperlakukan orang lain dengan baik, mereka akan memperlakukan Anda dengan baik.”
Pelatihan intensif dan suasana kerja yang suportif menjadi dasar kesuksesan restoran ini.
Misi Budaya dan Zaman yang Terus Berubah
Visi restoran ini melebihi sekadar kuliner. Pak?Ma melihat restoran sebagai platform diplomasi rasa, mempererat hubungan antara Tiongkok dan Indonesia. Ia menyatakan:
“Saya percaya hal-hal baik harus dibagikan. Dan saya harap orang lain dapat memahami budaya makanan China. Demikian pula, kita juga dapat belajar tentang makanan dan budaya Indonesia.”
Komunikasi menjadi kunci meskipun menghadapi hambatan bahasa:
“Saya selalu berusaha untuk lebih banyak berkomunikasi … Saya tidak akan khawatir bahkan jika saya membuat kesalahan. … Dengan mempertahankan pola pikir ini, Anda bisa belajar lebih cepat.”
Pak?Ma juga menyadari bahwa kuliner harus berkembang mengikuti zaman. Seiring pertumbuhan restoran, ia berencana terus menyajikan masakan tradisional sekaligus melakukan disesuaian rasa agar semakin banyak orang yang menerimanya:
“Zaman berubah, dan masakan juga perlu berkembang … Kami ingin meneruskan masakan tradisional, tetapi kami juga meningkatkan mutu masakan kami agar lebih sesuai untuk semakin banyak orang.”
Dampak Sosial dan Warisan Kuliner
Maji Lanzhou Beef Noodles telah menjadi lebih dari restoran ia menjadi simbol kolaborasi budaya dan pertukaran rasa. Melalui mi buatan tangan dan konsep inklusifnya, restoran ini berhasil menyatukan pelanggan dari berbagai latar belakang dan membuka wawasan kuliner masyarakat Bekasi.
Rencana dan Harapan ke Depan
Ke depan, Pak?Ma berkomitmen untuk menguatkan resep asli sambil terus beradaptasi dengan selera Indonesia. Ia berharap pengaruh positif restoran ini dapat merambat ke masyarakat luas, menumbuhkan apresiasi lintas budaya serta mempererat hubungan sosial dan budaya antara dua bangsa. Perjalanan semangkuk demi semangkuk mi ini terus berlanjut meninggalkan jejak warisan kuliner yang kaya dan menyambung jembatan persahabatan antar negara.